PWMU.CO – Kamis (29/8/2024), Pimpinan Daerah Aisyiyah Sidoarjo menggelar tindak lanjut dari kegiatan pelatihan soft skill ketenagakerjaan. Yaitu melaksanakan pertemuan kesiapan kerja dengan IDUKA (Industri Dunia Usaha dan Industri).
Kegiatan dimulai pukul 09.00 dan berakhir pukul 12.00 Wib. Hadir dalam pertemuan ini Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Aisyiyah Jawa Timur Dra Dalilah Candrawati, Ketua Pimpinan Daerah Aisyiyah Sidoarjo Zubaidah Syafi’i SAg, Kepala Dinas Tenaga Kerja Ainun Amalia SSos dan undangan lainnya. Sebanyak 30 orang hadir dalam acara ini.
Zubaidah Syafi’i mengatakan bahwa Aisyiyah selalu siap berjihad untuk para difabel karena mereka mempunyai hak yang sama dengan manusia pada umumnya.
“Besar harapannya para difabel bisa diterima di dunia usaha dan industri. Selanjutnya, di akhir kegiatan ini akan ditandatangani nota kesepakatan,” demikian Zubaidah Syafi’i mengakhiri sambutannya.
Sementara itu Dalilah Candrawati menegaskan bahwa Aisyiyah mengadakan program inklusi bekerja sama dengan Australia. Mengapa Aisyiyah sangat concern pada kehidupan anak-anak difabel? Hal ini didasari oleh QS an-Nisa’ ayat 9 di mana Allah memerintahkan agar kita tidak meninggalkan generasi yang lemah tetapi harus mempersiapkan generasi yang kuat.
Acara inti dipandu oleh Dr Rifdah Abadiyah SE MSM, Ketua Majelis Pendidikan Anak Usia Dini Dasar dan Menengah (PAUDdasmen) PDA Sidoarjo.
Dalam diskusi ini Rifdah mengharapkan kepada semua pemangku kepentingan agar anak-anak difabel mendapatkan kesempatan kerja yang sesuai dengan kemampuannya.
Selanjutnya Kepala SLB Aisyiyah Tulangan, Rinda Usmayani SPd memaparkan kondisi sekolahnya.
“Kami sangat serius dalam menangani anak-anak difabel. Prinsip saya, hanya menerima guru lulusan Pendidikan Luar Biasa (PLB) karena anak-anak difabel memang butuh penanganan khusus dengan orang yang telah mendapatkan pendidikan yang khusus pula,” ujarnya.
Maka tak heran, dengan prinsip ini dan kerja keras serta kekompakan kepala sekolah dan gurunya, SLB Aisyiyah Tulangan berhasil meraih juara 2 tingkat kabupaten dalam lomba tata rias.
“Kami menerima semua difabel, bahkan difabel ganda. Hal yang menjadi PR kami adalah jumlah guru yang tidak seimbang dibandingkan jumlah murid,” lanjutnya.
Sementara itu Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker), Ainun Amalia, SSos memastikan bahwa Bursa Kerja Khusus (BKK) akan dibuka di SLB. Sehingga pihak perusahaan yang akan mendatangi sekolah untuk mencari tenaga kerja bukan sekolah yang datang ke perusahaan untuk menawarkan muridnya bekerja.
“Maka langkah yang harus dijalankan adalah menjalin kemitraan sebanyak-banyaknya dengan perusahan – perusahaan swasta,” lanjut Ainun. Selanjutnya, Ainun menggarisbawahi tentang belum adanya jaminan keselamatan kerja bagi anak-anak yang magang. Hal ini menjadi masalah yang harus diselesaikan.
Menjelang akhir dari kegiatan ini akan direalisasikan program magang bagi 10 anak difabel gabungan dari SLB Aisyiyah Tulangan dan SLB Aisyiyah Krian.
Mereka akan dimagangkan di Rumah Sakit Siti Fatimah Tulangan, SMA Muhammadiyah 3 Tulangan dan Salon Paras Asri Tulangan. Tentu saja sesuai dengan kecakapan yang mereka miliki. (*)
Penulis Nana Liesdiana Editor Wildan Nanda Rahmatullah