PWMU.CO – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kelompok 19 Universitas Muhammadiyah Surabaya menutup kegiatan pengabdian mereka di Desa Srowo, Kecamatan Sidayu, Kabupaten Gresik, pada Ahad (25/8/2024), dengan meninggalkan beberapa produk inovasi untuk warga setempat.
Setelah sebulan mengabdi, program KKN ini memberikan dampak positif yang signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat Desa Srowo.
Acara penutupan KKN berlangsung meriah dan dihadiri oleh berbagai tokoh masyarakat, termasuk perangkat desa, ketua BPD, ketua PKK, kepala sekolah TK dan MI Al-Furqon, ketua karang taruna, serta perwakilan mahasiswa KKN UM Gresik.
Tim KKN K-19 terdiri dari 23 mahasiswa, di antaranya Mohammad Sya’roni, Fiki Aulia Fauzi, Ghiffari Maulani, Amelia Kharisma Putri, dan lainnya, bersama Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Arin Setyowati.
Selama satu bulan, mahasiswa KKN K-19 UM Surabaya menciptakan berbagai produk inovatif dari hasil pengamatan mereka terhadap permasalahan limbah duri ikan di Desa Srowo.
Salah satu inovasi yang diperkenalkan adalah produk olahan makanan berbasis limbah duri ikan, yang diharapkan mampu mengurangi masalah lingkungan sekaligus meningkatkan perekonomian warga.
Arin Setyowati menjelaskan, “Dengan adanya limbah duri ikan yang sebelumnya tidak terolah, berkat dedikasi dan kerja keras teman-teman mahasiswa KKN selama 30 hari ini, limbah tersebut kini dapat dimanfaatkan menjadi produk yang memiliki nilai guna.”
Di antara inovasi yang dihasilkan oleh mahasiswa KKN K-19 adalah Pupuk Organik Cair (POC), eco enzym, dan Durstick Srowo. Pupuk Organik Cair (POC) merupakan hasil fermentasi limbah ikan yang melibatkan kepala, jeroan, sisik, dan duri ikan, yang siap digunakan setelah 10 hari.
Sementara itu, eco enzym merupakan produk yang dibuat dari sampah organik berupa kulit buah, menggunakan bahan pendukung fermentasi seperti air dan gula merah.
Durstick Srowo, inovasi olahan camilan berupa stik gurih dari limbah duri ikan, menjadi salah satu produk yang paling menarik perhatian. Keripik stik ini memiliki cita rasa khas ikan yang lezat, membuatnya berpotensi bersaing dengan produk olahan ikan lainnya di pasaran.
Sholihun Hadi, Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD), mengungkapkan rasa terima kasihnya atas dampak positif dari kegiatan KKN ini.
“Kami sangat senang karena dengan adanya KKN, UMKM di desa kami bisa berjalan, dan warga mendapatkan pengetahuan baru. Desa kami selalu terbuka menerima kehadiran anak-anak berpendidikan, karena pasti ada hal baru yang bisa dipelajari oleh warga,” ujarnya.
Ia juga menambahkan permohonan maaf atas segala kendala yang mungkin dihadapi mahasiswa selama KKN.
“Kami atas nama keluarga besar Srowo mohon maaf apabila ada warga atau perangkat kami yang kurang kooperatif sehingga menghambat kegiatan teman-teman KKN. Kami mendoakan yang terbaik untuk adik-adik KKN dan semoga apa yang diupayakan untuk warga Srowo menjadi amal jariyah,” tambahnya.
Keberhasilan KKN K-19 dalam menciptakan produk inovatif dari limbah ikan membuktikan bahwa dengan kreativitas dan semangat gotong royong, masalah lingkungan dapat diubah menjadi peluang bisnis. Inovasi-inovasi ini diharapkan dapat terus berkembang dan menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat Desa Srowo.
Penulis Amelia Kharisma Putri Editor Alfain Jalaluddin Ramadlan