PWMU.CO – Musyawarah Daerah (Musyda) ke-8 Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan (HW) Ngawi yang sempat tertunda sebulan akhirnya digelar di Hotel Merah 2, Telaga Sarangan, Sabtu (31/8/2024).
Dalam sambutannya, Ketua Kwartir Daerah (Kwarda) Hizbul Wathan periode 2018-2023, Ramanda Sumarno, mengumumkan bahwa setelah Musyda resmi dibuka, mereka akan langsung melanjutkan ke pleno keempat, yakni proses pemilihan anggota Kwartir Daerah untuk periode 2023-2028.
Keputusan untuk langsung menggelar pleno keempat ini, dijelaskan Sumarno—atau akrab disapa Nda Sumarno—karena tahapan pleno pertama hingga ketiga sudah dilaksanakan secara daring pada Kamis, 25 Juli 2024.
“Pleno pertama laporan pertanggungjawaban, pleno kedua membahas program dan rekomendasi, serta pleno ketiga pembacaan tata tertib musyawarah dan tata tertib pemilihan telah dilakukan bulan lalu dengan partisipasi penuh dari seluruh anggota Kwartir Daerah, Pimpinan Qobilah, dan Pelatih se-Ngawi,” jelasnya.
Mengawali sambutannya, Sumarno membakar semangat para peserta Musyda dengan salam pandu dan tepuk HW yang disambut meriah.
Ia juga mengungkap alasan di balik penundaan pleno keempat selama satu bulan, yakni untuk menyesuaikan dengan agenda sinergi bersama Majelis Dikdasmen dan PNF PDM Ngawi yang menggelar Baitul Arqom pimpinan pada hari yang sama setelah Musyda selesai.
“Musyda HW Ngawi kali ini sangat istimewa, bukan hanya untuk memastikan regenerasi organisasi, tetapi juga memanfaatkan momen di tempat legendaris ini untuk bersinergi. InsyaAllah ini bisa menjadi contoh bagi daerah lain,” tambahnya.
Dalam periode 2018-2023, Kwarda Hizbul Wathan Ngawi berhasil melaksanakan tiga program utama, yaitu pertama, HW-nisasi, sebuah upaya untuk mendorong sekolah-sekolah yang belum menggunakan seragam HW agar mulai mengadopsinya secara bertahap.
Kedua, peningkatan SDM pelatih melalui pelatihan Jaya Melati-1 pada tahun 2017 yang diikuti 39 peserta, meskipun kini hanya tersisa empat pelatih aktif akibat banyak yang diterima sebagai PNS/P3K
Ketiga, penerbitan buku pedoman administrasi dan kepelatihan HW untuk Kwarcab, Qobilah, dan pelatih.
Proses pemilihan anggota Kwartir Daerah menghasilkan sebelas anggota terpilih dengan urutan perolehan suara sebagai berikut: Hartoyo (85 suara), Imam Syamsudin (81 suara), Syaiful Husna (80 suara), Joko (68 suara), Sumarno (63 suara), Arif Fathur (61 suara), Jumiatun (56 suara), Siti Rukayah (55 suara), Hasanudin (51 suara), Imam Utomo (50 suara), dan Tulus (48 suara).
Setelah itu, rapat formatur berlangsung cukup dinamis dengan diwarnai voting setelah musyawarah mufakat tidak tercapai. Akhirnya, disepakati Ramanda Sumarno sebagai ketua terpilih.
Atas usulan anggota formatur, Ramanda Syaiful Husna menyarankan agar ketua terpilih diberi kewenangan untuk menunjuk sekretaris dan bendahara.
Usulan ini segera diakomodir oleh Nda Marno, yang kemudian menunjuk Ramanda Imam Syamsudin sebagai Sekretaris dan Ibunda Jumiatun sebagai Bendahara Kwarda.
Musyda kali ini diharapkan dapat memberikan dorongan baru bagi kemajuan Hizbul Wathan di Ngawi, dan membawa sinergi lebih erat dengan berbagai pihak terkait untuk masa depan yang lebih baik.
Penulis Aminulloh Fatkhur Roziqi Editor Alfain Jalaluddin Ramadlan