PWMU.CO – Majelis Pembinaan Kader dan Sumber Daya Insani (MPKSDI) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Lamongan menggelar Rapat Kerja Daerah (Rakerda) dan Coaching of Trainers di Aula Masjid Asy-Syifa’ Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan (RSML), Sabtu (31/8/2024).
Rakerda ini diikuti oleh 104 peserta, termasuk Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM), Ketua MPKSDI cabang se-Daerah Lamongan, Pimpinan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM), dan Ketua Organisasi Otonom (Ortom) se-Daerah Lamongan.
Dalam kegiatan ini, hadir Dr. Phil Mohammad Rokib MA, anggota MPKSDI PWM Jawa Timur, sebagai narasumber.
Profil
Dr. Phil Mohammad Rokib lahir di Lembor, Brondong, Lamongan, Jawa Timur, dan menyelesaikan studi doktoralnya di Goethe-Universität, Frankfurt am Main, Jerman.
Selain aktif sebagai dosen di Program Studi Sastra Indonesia, Universitas Negeri Surabaya, ia juga terlibat dalam Goethe Research Academy for Early Career Researcher (GRADE).
Selama studi doktoralnya, ia mengikuti kuliah di Universitas Oxford (Inggris), Universitas Leiden (Belanda), Universitas Latvia, dan beberapa universitas lainnya.
Di bidang aktivisme sosial, Dr. Rokib pernah menjabat sebagai Ketua Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah Jerman (Muhammadiyah Deutschland e.V.) periode 2020-2023, dan saat ini aktif di MPKSDI PWM Jawa Timur.
Memahami Filosofi Perkaderan Muhammadiyah
Dalam paparannya, Dr. Rokib menekankan pentingnya perkaderan dalam organisasi Muhammadiyah. Ia menjelaskan bahwa perkaderan harus dilandasi tiga pilar utama: ontologi, epistemologi, dan aksiologi.
“Dalam organisasi, terutama di Muhammadiyah, kita memiliki cita-cita dan nilai-nilai yang harus diinternalisasikan melalui proses perkaderan,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa ontologi mengacu pada pembentukan individu sesuai dengan nilai-nilai Muhammadiyah, sedangkan epistemologi mendasari pengetahuan yang diperlukan untuk pengambilan keputusan.
Aksiologi, menurutnya, adalah implementasi konkret dari nilai-nilai tersebut dalam kehidupan organisasi.
Ia juga menyoroti pentingnya perkaderan yang mengikuti semangat zaman. “Proses perkaderan harus menjadi dialogis dan partisipatoris, tidak hanya sekedar memberi pengetahuan tetapi juga mendorong peserta untuk aktif berkontribusi dan berbagi pengalaman,” katanya.
Perkaderan yang Responsif terhadap Zaman
Ketua PCIM Jerman periode 2020-2023 ini menegaskan bahwa perkaderan Muhammadiyah harus terus berkembang mengikuti semangat zaman. Filosofi perkaderan Muhammadiyah saat ini menekankan pentingnya dialog dan partisipasi aktif.
“Bukan lagi proses ‘banking’ seperti dulu, di mana peserta hanya menerima dan menyimpan pengetahuan, tetapi sekarang harus ada timbal balik, di mana peserta aktif menyampaikan pendapat dan merespon berbagai kasus,” jelas pria kelahiran Lembor, Brondong, Lamongan ini.
Semangat baru ini juga tercermin dalam perubahan nomenklatur dan logo MPKSDI. Dr. Rokib menyebut bahwa ideologi ‘Islam Berkemajuan’ yang didiskusikan dalam Muktamar di Solo pada 2022, terus menjadi landasan dalam setiap kegiatan perkaderan.
Dengan filosofi yang berlandaskan nilai-nilai Islam berkemajuan, Muhammadiyah berharap dapat membentuk kader-kader yang tidak hanya memahami ideologi organisasi tetapi juga mampu mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Rakerda ini diharapkan mampu memperkuat kaderisasi di Muhammadiyah dan menyiapkan generasi penerus yang lebih responsif terhadap perubahan zaman dan tetap setia pada nilai-nilai Islam.
Penulis Alfain Jalaluddin Ramadlan Editor Azrohal Hasan