PWMU.CO – SMK Muhammadiyah 2 (SMK Muda) Genteng, Banyuwangi menggelar Workshop Pembelajaran Berdiferensiasi, Kamis (5/9/2024).
Workshop ini merupakan rangkaian kegiatan dari program Sekolah Pusat Keunggulan SMK Muda Genteng tahun 2024.
Sebanyak 86 orang guru dan tenaga kependidikan SMK Muda Genteng mengikuti kegiatan ini. Selain itu, kegiatan ini juga menghadirkan narasumber dari BBPPMPV BoE Malang, Muhamad Syarif SPd MT.
Pada pukul 09.30 WIB acara dimulai, para peserta workshop diminta berdiri untuk menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya.
Sebelum memasuki sesi materi, Kepala SMK Muda, Tamyis Rosidi MPd menyampaikan sambutan.
“Mari kita bersyukur kepada Allah SWT atas nikmat kesehatan yang telah diberikan sehingga kita dapat hadir di workshop program SMK Pusat Keunggulan. Semoga workshop ini bisa menjadi mercusuar atau praktik baik ke pihak yang lain,” ujarnya.
Adanya workshop ini diharapkan mampu membentuk guru yang bertransformasi dan progresif dalam pembelajaran yang berpusat pada peserta didik.
Memasuki sesi materi, narasumber, Muhamad Syarif yang bertempat tinggal di kota Malang itu memberikan pertanyaan kepada peserta mengenai arti pembelajaran berdiferensiasi.
Melalui slide PowerPointnya, ia menyampaikan pembelajaran diferensiasi harus memenuhi dua hal. Yaitu, berakar pada pemenuhan kebutuhan belajar peserta didik dan perlu mengidentifikasi kebutuhan belajar dengan komprehensif agar dapat merespons dengan lebih tepat kebutuhan belajar peserta didik.
Selanjutnya, Ia juga menjelaskan mengenai komponen pembelajaran berdiferensiasi yang terdiri dari 4 komponen yaitu, konten, proses, produk, dan lingkungan belajar.
Pelaksanaan workshop ini berlangsung dengan lancar dan tertib. Pada sesi diskusi, guru Pendidikan Agama Islam, Tondo Harjoyo SPdI mengatakan bahwa pembelajaran berdiferensiasi ini dapat diterapkan pada kompetensi membaca al-Quran peserta didik.
Hal serupa juga disampaikan oleh salah satu guru SMK Muda Genteng, Imam Hambali SHI menyampaikan bahwa pembelajaran diferensiasi adalah pembelajaran yang memanusiakan manusia. Dalam hal ini objeknya adalah peserta didik.
Mengakhiri paparan materinya, Muhamad Syarif berpesan kepada peserta workshop.
“Guru jangan hanya terpaku dengan 1 strategi, 1 metode, ataupun hanya dengan 1 bahan ajar. Namun banyak cara untuk mentransformasikan ilmu agar dapat diserap oleh peserta didik,” pesannya. (*)
Penulis Taufiqur Rohman Editor Ni’matul Faizah