PWMU.CO – Sebagian pemerhati mengatakan bahwa bisa jadi Islam tdk akan sampai di Tiongkok tanpa jasa Saad bin Abi Waqas. Selain seorang Sahabat, Saad adalah paman Rasulullah saw. Ia adalah putra dari salah satu pembesar Bani Zahrah. Kakek Saad yang bernama Wuhaib adalah paman Aminah binti Wahab, ibunda Rasulullah.
Saad bin Abi Waqas adalah salah seorang sahabat yg masuk kelompok “Assabiqunal Awwalun”, orang-orang yang pertama memeluk Islam. Ia menyatakan keislamannya bersama Usman bin Affan, Zubair bin Awwam, Abdurrahman bin Auf, dan Talhah bin Ubaidillah.
Dengan demikian Saad adalah orang pertama yang masuk Islam setelah Abu Bakar Siddiq, Ali bin Abi Talib, dan Zaid bin Harisah. Ketika masuk Islam, usia Saad tergolong masih muda, yaitu 17 tahun.
Sebelum masuk Islam, Saad sudah dikenal sebagai seorang ahli perang. Ia adalah penunggang kuda yang berani, lihai dan terampil dalam memanah.
Karena itu, pada masa Khalifah Umar bin Khattab ia pernah diamanahi untuk memimpin sebuah perang besar, yaitu perang Qadisiyah di Irak tahun 636 M. Dalam perang tersebut Saad diangkat sebagai panglima pasukan Islam melawan Persia.
Pasukan umat Islam dibawah komandonya berhasil mengalahkan pasukan Kerajaan Persia. Kemenangan ini sekaligus menjadi ‘pintu masuk’ dalam mendakwahkan Islam di bumi Persia.
Saad bin Abi Waqas, secara pribadi dikenal sangat patuh dan hormat kepada ibunya, namanya Hamnah binti Sufyan bin Umaiyah. Hamnah adalah keturunan bangsawan Quraisy yang cantik dan anggun lagi cerdik.
Ibunya (Hamnah) dikenal sangat setia kepada agama nenek moyangnya sebagai penyembah berhala. Karena itu tidak heran, ketika tahu Saad masuk Islam, ibunya sangat marah dan mengancam akan mogok makan sebelum Saad meninggalkan agama Islam.
Sungguhpun sang ibu tercinta mengancamnya, Saad tak goyah iman ketika diminta sang ibu agar dirinya murtad.
Peristiwa ini telah diabadikan dalam Alquran Surat Luqman ayat 15: “Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik”.
Saad bin Abi Waqas adalah salah seorang sahabat yang terbilang memiliki umur panjang, ia wafat pada usia 83 tahun. Ia pernah hidup di masa Rasulullah, Khalifah Abu Bakar, Khalifah Umar bin Khattab, dan Khalifah Usman bin Affan.
Mengenai kisah Saad telah sampai ke Tiongkok, negeri tirai bambu itu, menurut catatan T. Lui, penulis Muslim Tiongkok abad ke-18 M, dalam bukunya “Chee Chea Sheehuzoo” (Tentang Kehidupan Nabi), Islam telah dibawa ke Tiongkok oleh sebuah delegasi Arab Muslim yang dipimpin oleh Saad bin Abi Waqas.
Sebuah riwayat menjelaskan bahwa Saad sempat dua kali datang ke Tiongkok. Pada kunjungan pertamanya (tahun 616 M) ia kemudian kembali ke Arab.
Selanjutnya, Saad kembali lagi ke Tiongkok setelah 21 tahun, yakni pada masa pemerintahan Khalifah Usman bin Affan dengan membawa salinan Alquran.
Ia mengambil ‘jalur sutra’ dan tiba di pelabuhan Guangzhou (China bagian barat). Rombongan Saad pada waktu itu diterima dengan baik oleh kaisar Dinasti Tang (618-907 M).
Merujuk buku Perkembangan Islam di Tiongkok (Ibrahim Tien Ying Ma, 1979), peristiwa ini menjadi tonggak pertama dakwah Islam di negeri tirai bambu.
Sebagai penghargaan kepada Saad bin Abi Waqas, maka dibangunlah sebuah masjid di atas lahan seluas 5 hektar (ada yg menyebutnya 13 hektar, wikipedia).
Masjid ini dikenal sebagai Masjid Sahabi Saad bin Abi Waqas, dalam bahasa Mandarin disebut Xian Xian Qingzhensi (masjid kehormatan utama). Letaknya ada di jalan Ta Lu Guang. Masjid ini dikenal sebagai masjid tertua yang ada di daratan China dan kini masjid itu sudah berusia 1300 tahun.
Dalam buku History of China (Ivan Taniputera, 2008), rombongan Muslim itu diterima dengan baik oleh Kaisar Yong Hui dari Dinasti Tang. Kaisar China juga menunjukkan toleransinya. Kaisar memperbolehkan delegasi umat Islam tidak melakukan tradisi penyembahan di hadapan kaisar. Sang Kaisar paham bahwa umat Islam tidak melakukan penyembahan terhadap manusia.
Tidak hanya itu, Sang Kaisar China juga mengizinkan delegasi yang dipimpin Saad bin Abi Waqas itu untuk mendirikan tempat ibadah, masjid.
Tentang wafatnya, ada dua versi pendapat. Pendapat yang pertama mengatakan bhw makam Saad bin Abi Waqas ada di Guangzhou (China). Hingga kini, di tempat makamnya ini masih banyak dikunjungi orang terutama kaum Muslim yang tinggal di sekitarnya.
Pendapat kedua menyebutkan bahwa makam beliau itu berada di pemakaman Baqi’. Kendati para pakar sejarah China berpendapat bahwa makam yang menjadi destinasi utama turis domestik maupun mancanegara di Guangzhou ini adalah makam Sahabat Saad bin Abu Waqas, namun sejarawan lainnya tidak sependapat. Mereka lebih meyakini pemakamannya di Baqi’, Madinah sebagai tempat peristirahatan terakhir Sahabat yang masuk dalam jajaran 10 Sahabat yang telah dijamin masuk surga.
Teori ini antara lain dikemukakan oleh Abu Al-Qasim Al-Asfahani, Ibnu Al-Jauzi, Adz-Dzahabi, Ibn Al-‘Iraqi, Ibn Katsir dan yang lainnya. Mana yang benar? Ini masih menarik untuk dijadikan bahan atau obyek pendalaman bagi para sejarawan. Wallahu A’lam!
Penulis Achmad Zuhdi Editor Syahroni Nur Wachid