Moh Hilman Sueb, Pembina Pesantren Muhammadiyah Babat (Hilman Sueb/PWMU.CO).
Oleh: Hilman Sueb– Pembina Pesantren Muhammadiyah Babat
PWMU.CO – Dunia adalah kesenangan yang menipu. Karena itu, kita tidak kaget bila manusia mengejarnya dengan berbagai cara untuk memperolehnya. Mengejar kesenangan dunia menurut Islam boleh-boleh saja, asal tidak menyalahi syariat Islam baik cara memperolehnya maupun setelah memilikinya.
Memperhatikan halal dan haram, boleh dan tidak boleh, mengandung dosa atau tidak, mendatangkan murka Allah Subhaanahu wa Ta’ala atau membawa rahmat-Nya. Ini sangat perlu mendapat perhatian agar cara yang kita lakukan tidak dikendalikan oleh hawa nafsu yang memerintah pada kejahatan yang dilarang agama.
Ketika Hawa Nafsu Menjadi Tuhan
Memburu dan mengejar kesenangan dunia merupakan peluang hawa nafsu yang masuk pada diri sendiri sehingga menjadi Tuhannya. Ketika Hawa nafsu menjadi Tuhan, segala perintah akan berpusat pada hawa nafsu yang cenderung pada kejahatan. Ya, hawa nafsu sebagai tuhan yang mrnggerakkan hati dan pikiran.
Hati dan pikiran yang terkendali oleh hawa nafsu tentu akan membawa diri pada persimpangan jalan atau menyimpang dari jalan Allah Subhaanahu wa Ta’ala. Segala sikap, ucapan dan tindakan mengarah pada hal yang dilarang-Nya, tak ada rasa takut, yang ada hanya kejahatan atau kemaksiatan akan ia rasakan sebagai kebaikan.
Berkaitan dengan hawa nafsu, KH Ahmad Dahlan merenungkan dan menulisnya di papan kecil Surat Al Jatsiyah ayat 23. “Apakah kamu memperhatikan orang yang menjadikan hawa nafsu sebagai Tuhannya”.
Beliau berpendapat bahwa manusia dilarang menghambakan diri kepada siapapun atau benda apapun juga, kecuali hanya kepada Allah Subhaanahu wa Ta’ala semata. Siapa yang menghambakan diri kepada hawa nafsunya dengan mengerjakan apa saja yang diinginkan hawa nafsunya berarti musyrik.
Bersihkan Hawa Nafsu Ala KH Ahmad Dahlan
Menurut KH Ahmad Dahlan, cara membersihkan hawa nafsu ada tiga jalan:
Pertama, Ingat kepada Allah Subhaanahu wa Ta’ala. Mengingat kepada kenikmatan, ayat-ayat Allah Subhaanahu wa Ta’ala, serta ingat kepada-Nya ketika menghadapi kesulitan dengan mengucapkan laa ilaa ha illallah. Ketika berdosa cepat-cepat mengingat-Nya dengan membaca Astaghfirullah.
Manfaat mengingat Allah Subhaanahu wa Ta’ala, akan menenangkan hati kita terjauh dari resah dan gelisah, sehingga dengan mengingat-Nya, di samping dapat tenang, sikap,ucapan , tindakan kita akan terbimbing dengan mengikuti petunjuk-Nya, bukan mengikuti hawa nafsu.
Kemudian cara membersihkan hawa nafsu yang kedua adalah dengan Shalat. Seperti menunaikan shalat wajib, shalat rawatib, shalat tahajud dan witir dan sebagainya. Sebab dengan shalat ini, kita mengambil hikmahnya yakni agar diri kita jauh dari perbuatan keji dan munkar.
Sebagaimana tersebut dalam surat Al Ankabut ayat : 45. ” Sesungguhnya shalat itu dapat mencegah perbuatan keji dan munkar “.
Selanjutnya cara membersihkan hawa nafsu yang ketiga adalah dengan jalan memikirkan bahaya-bahaya akhirat. Sebagaimana dalam surat Al A’la ayat 16 -17: ” Bahkan kalian lebih mengutamakan dunia (16) padahal akhirat lebih baik dan lebih kekal ( 17 )”.
Pada hari kiamat kelak semua manusia dimintai pertanggungjawaban masing-masing, tidak secara kelompok, baik organisasi masyarakat maupun politik.
Tidak ada yang dapat menolong kecuali dirinya sendiri, maka berbahagialah yang menyiapkan bekal amal sholeh dan tidak dikendalikan hawa nafsu. Hal ini mengingatkan kita untuk menyiapkan bekal akhirat dengan amal sholeh, sehingga kita dapat selamat dunia dan akhirat.
Semoga kita selamat dari godaan hawa nafsu, dan mendapatkan perlindungan Allah Subhaanahu wa Ta’ala dari hal-hal yang mendatangkan murka-Nya.
Editor Danar Trivasya Fikri