PWMU.CO – Masjid Al Mahdi Perumtas 3 Grabagan Tulangan menggelar Sholat Jumat rutin dengan Dr Eko Asmanto Lc MA sebagai khatib dan imam, Jumat (6/9/2024).
Dalam khutbahnya, beliau membahas tema “Menjadi Pribadi Beradab,” yang diawali dengan pembacaan Surat Al-Baqarah ayat 104.
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَقُوْلُوْا رَاعِنَا وَقُوْلُوا انْظُرْنَا وَاسْمَعُوْا وَلِلْكٰفِرِيْنَ عَذَابٌ اَلِيْمٌ
“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu katakan, raa’inaa, tetapi katakanlah, “Unzhurnaa” dan dengarkanlah. Dan orang-orang kafir akan mendapat azab yang pedih.“
Ayat diatas memperintahkan seorang mukmin untuk memiliki sikap, adab, karakter, akhlak yang berbeda dengan kelompok lain.
Sejarah mencatat hijrahnya nabi Muhammad dari kota Makkah – kota Medinah membawa misi agama ini, yaitu mengedepankan adab atau akhak.
Misi adab lebih penting daripada akidah inilah misi penting yg dibawa Nabi Muhammad saat hijrah pertama kali dikota Madinah, tidak sedikit orang mempunyai ilmu tapi kurang mempunyai adab, terang khotib.
Ayat yang diatas ada 13 huruf yang diartikan memanggil orang yang dapat kemuliyaan dari Allah, siapa itu, yaitu memangil orang beriman, terang Ketua Majelis Tarjih PDM Sidoarjo.
Ada 3 Syarat Membentuk Pribadi Beradab, pertama sosok yang berkeyakinan pada Allah, dzat yang membenarkan Allah dan Rasul, menanamkan Aqidahya, keyakinannya tanpa menduakan apapun serta siapapun ciptaanya dengan Allah SWT, maka syarat inilah menjadi syarat yang pertama , yaitu Pribadi yang meletakan aqidah sesuatu yang pertama dan utama, terang Khotib.
Negeri kita berasaskan Pancasila yaitu, sila hingga sila kelima yang berisi tentang keadilan kalau ia tidak berketuhanan atau bertauhid sesuai pada sila pertama, retorika khotib dihadapan jamaah.
Dari sinilah adab mensyaratkan aqidah ditempatkan paling utama, sehingga pendidikan karakter, kehidupan sosial budaya yg berakhak, politik yang beradab apapun dimensi kehidupan tak akan terwujud ketika bab pertama aqidah keimanan belum tertuntaskan.
Ayat berikutnya ada kata Raina, dimana menjadi watak Yahudi atau ahli kitab, ada multi dimensi kalimat tersebut, terang khotib, para mufasir mengatakan, mereka menekankan menguatkan sesuatu perlawanan yang berhubungan dengan pembinasakan, Islam mempunyai aqidah tapi Islam tidak menciptakan Aqidah.
Beraqidah itu fitriah tumbuh berkembang, terang khotib, Mukmin dilarang mengikuti kebiasaan bangsa Yahudi, pembiasaan yg menyebabkan kebohohan, maka syarat kedua menjadi pribadi beradab.
Inilah yang disebut Adab, dimensi yang diajarkan setelah Aqidah adalah Adab, pendidikan paling utama bukan keilmuan, tapi Aqidah lalu Adad, baru ilmu,
Ada kalimat perintah berikutnya Undurna, bermakna berpikir, tafakur, tapi juga mendengar, inilah syarat yang ketiga yaitu Berilmu atau berpengetahuan.
Di situlah sosok yang beradab, dari uraian khutbah diatas ada Tiga Syarat utama yaitu Aqidah, Adab, dan Ilmu, ungkap Ketua Majelis Tarjih PDM Sidoarjo.
“Di ujung ayat ada kalimat wal kafirina adabun alim, untuk beramal berbuat, beraktiftas jangan sampai terpengaruh terhadap apa yang jadi kebiasaan atau pembiasaan golongan ahli kitab yang menolak kebenaran Agama Allah,” pungkas khotib diakhir khutbahnya.
Penulis Sumardani Editor ‘Aalimah Qurrata A’yun