PWMU.CO – “Saya yakin Muhammadiyah dan Aisyiyah memiliki peran kunci untuk memajukan Indonesia.”
Demikian disampaikan oleh Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin saat memberikan sambutan dalam Sidang Senat Terbuka yang memperingati Milad ke-33 tahun Universitas Aisyiyah Yogyakarta (Unisa).
Acara yang bertema “Berkhidmat Memajukan Bangsa” ini berlangsung di Convention Hall Masjid Walidah Dahlan, Rabu (4/9/2024). Acara ini juga sekaligus meresmikan Fakultas Kedokteran Unisa Yogyakarta.
Budi Gunadi mengungapkan kekagumannya pada kemegahan Unisa Yogyakarta. Dia menyampaikan bahwa Muhammadiyah maupun Aisyiyah termasuk Unisa Yogyakarta sebagai salah satu amal usahanya dapat turut berperan mewujudkan Indonesia Emas 2045.
“Untuk jadi negara maju, kita mesti menjadi bangsa yang pintar dan sehat. Kalau itu tidak tercapai, tidak mungkin kita dapat menjadi negara maju. Jika kita tidak menjadi negara maju ke depan maka kita dapat disebut gagal karena melewatkan windows of opportunity,” ujarnya.
Menteri Kesehatan ini melihat bagaimana sejarah Muhammadiyah dan Aisyiyah di bidang pendidikan maupun kesehatan.
Dia memiliki keyakinan bahwa Muhammadiyah dan Aisyiyah mempunyai peran kunci untuk memajukan Indonesia, karena hal tersebut tidak bisa dilakukan sendiri oleh pemerintah.
“Muhammadiyah Aisyiyah tahun 1917 sudah mulai bangun sekolah, sudah mulai mendidik. Di tahun 1963 mendirikan sekolah bidan. Profesor bidan pertamanya orang Muhammadiyah. Tahun 1996 mendirikan sekolah perawat, 2016 berdiri Universitas Aisyiyah, dan kini 2024 memiliki Fakultas Kedokteran,” tutur Budi.
Budi menyebut bahwa pendidikan dan kesehatan adalah salah satu core pinciples-nya Muhammadiyah dan Aisyiyah.
Ia yakin Muhammadiyah maupun Aisyiyah tidak hanya mampu menangani pendidikan maupun kesehatan. Namun juga dapat menjadi penentu untuk membawa Bangsa Indonesia maju dan setara dan sederajat dengan negara maju lainnya di dunia.
“Teruslah membuat manusia Indonesia lebih pintar, teruslah membuat manusia Indonesia lebih sehat,” pungkasnya. (*)
Penulis Wildan Nanda Rahmatullah Editor Alfain Jalaluddin Ramadlan