Antusias Ivana dan Ondrej, Mahasiswa asal Republik Ceko ketika bermain dakon di SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo pada Selasa (12/9/2024). (Ratri/PWMU.CO).
PWMU.CO – SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo (SMP Musasi) mendapat tamu spesial dari rombongan Mahasiswa Universitas Palacky asal Republik Ceko, Selasa (12/9/2024).
Dalam kunjungan tersebut, SMP Musasi mengusung tema “Embracing the Beauty of Diversity, Sharing and Learning Different Culture in Harmony”.
Cicipi Kue Tok hingga Lemper
Bersama perwakilan Mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura (UTM), kedatangan mereka mendapat sambutan hangat oleh seluruh warga sekolah. Kepala SMP Musasi, Erna Herawati SPd MPd, menyebutkan bahwa ia sangat berterima kasih atas kedatangan mahasiswa asal Ceko tersebut.
Pasalnya, kegiatan Culture Exchange ini begitu dinantikan terutama bagi siswa International Class Program (ICP).
“Melalui kegiatan ini, dapat membuka kesempatan bagi kita untuk saling belajar dan memahami antar budaya” ujar Kautsar, perwakilan Mahasiswa UTM.
Usai saling berkenalan satu sama lain, rombongan mahasiswa Czech mendapat jamuan berupa jajanan tradisional seperti kue tok, lemper, dan pie buah.
Ayesha Rizqin Ayanah dan Lovystra Navalletsa Quinalavda, dua siswi kelas 9 ICP 1, bertugas menjelaskan tentang seluk-beluk dari jajanan tradisional tersebut. Tidak hanya itu, mereka sembari menemani 10 mahasiswa asal Czech untuk mencicipi jajanan tersebut.
“I really like it!” ujar salah satu dari mahasiswa Czech saat memakan jajanan tradisional yang tersuguhkan. Mereka begitu menyukai sensasi rasa dari makanan yang sangat tidak familiar di lidah mereka.
Testimoni Mahasiswa Ceko Bermain Dakon
Selesai mencicipi jajanan tradisional, mereka kemudian berkunjung ke perpustakaan SMP Musasi yang di dalamnya sudah tersedia sejumlah permainan tradisional.
Siswi Kelas 8 ICP 1, Danish Alya Diana Setiawan dan Charissa Kusuma Nirwasita dengan luwes menjelaskan kepada mahasiswa Czech tentang permainan dakon. Mereka begitu senang dan antusias saat bermain dakon.
“Saya begitu menikmati permainan dakon karena kita harus memikirkan langkah langkah berikutnya” ujar Ondrej, mahasiswa Czech yang tampak menonjol karena tingginya mencapai 2 meter itu.
Ondrej mengaku bahwa ia tidak merasa bosan saat bermain dakon karena ia terbiasa bermain catur. Menurutnya , permainan dakon memerlukan fokus yang penuh seperti bermain catur agar tidak salah langkah.
“Menurutku dakon adalah permainan yang mudah dipelajari tetapi sulit untuk dikuasai” imbuhnya.
Hal serupa juga dirasakan oleh mahasiswa lainnya, Ivana. “Permainannya terasa sangat berbeda dibandingkan permainan di Czech dan ini merupakan hal baru. Sehingga saya merasa sangat tertarik dan ingin terus memainkannya” ujar wanita berambut pirang itu.
Sementara itu Tereza, mahasiswa lainnya, juga tampak antusias ketika melihat teman-temannya bermain Dakon. Permainan Dakon mengingatkan Tereza akan permainan backgammon yang pernah sahabatnya asal Jerman perkenalkan kepadanya.
Hal serupa juga Maria rasakan. Menurutnya, ia merasa cukup familiar dengan dakon karena beberapa hari yang lalu telah melihat dakon saat berkunjung ke museum MPU Tantular, Sidoarjo.
“Saya sangat suka dengan dakon karena saya berhasil menang” ujar Maria, mahasiswi Ceko itu dengan bahagia setelah mengalahkan temannya saat bermain Dakon.
Antusias Ajar Siswa-Siswi SMP Musasi
Setelah puas berkunjung dan bermain di perpustakaan SMP Musasi, mereka berpencar ke kelas 7, 8, dan 9 kelas ICP. Mereka bersepuluh terbagi menjadi 5 kelompok yang berisi 2 orang untuk berkunjung ke kelas yang telah ditentukan oleh tim ICP SMP Musasi.
Mahasiswa asal Republik Ceko saat praktik mengajar di kelas 9 ICP 2 SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo. (Heri/PWMU.CO).
Selama pembelajaran bersama mereka, siswa-siswi ICP SMP Musasi tampak sangat bahagia dan antusias. Tidak sedikit permainan yang dimainkan bersama saat pembelajaran, salah satunya adalah tepuk who took the cookie dan chinese whispers.
Selain itu mereka juga memperkenalkan tarian tradisional dari Ceko dengan cara mengajak siswa ICP SMP Musasi untuk menari bersama.
Selepas mengajar, Maria membagikan perasaannya setelah praktik mengajar di SMP Musasi. “Sebelumnya, kami pernah pergi ke bromo, saya kira pergi kesana merupakan hal yang paling menarik. Ternyata mengajar di sekolah ini merupakan pengalaman yang paling menarik” ujar Maria.
Tidak ketinggalan, Mahasiswa asal Ceko lainnya, Tereza, menyampaikan bahwa ia merasakan perbedaan saat mengajar di SMP Musasi dan di Czech, terutama dari segi budaya. “Menurut kami siswa-siswi di sini sopan, jadi kami merasa sangat senang hati ketika bertemu dengan mereka” imbuhnya.
Hal serupa juga tersampaikan oleh Elizabeth. Menurut Elizabeth, siswa-siswi di Indonesia lebih fasih berbahasa Inggris daripada siswa-siswi Ceko.
Saat penutupan, Patrik menyebutkan bahwa ia berterima kasih atas kesempatan untuk mengajar di SMP Musasi dan menambah pengalaman baru.
“Kami bisa membawa hal baru ke Czech dan kami bisa mengajarkan murid-murid kami di Czech tentang budaya Indonesia. Bukan hanya yang terpampang di internet, tetapi kami bisa menunjukkan yang sebenarnya” ujar Patrik.
Sebelum meninggalkan SMP Musasi, para Mahasiswa Ceko mengikuti sesi foto bersama dan pemberian souvenir berupa pouch, gelas, dan batik yang merupakan karya dari siswa-siswi SMP Musasi.
Penulis Ratri Daniswara, Editor Danar Trivasya Fikri