Oleh: Aswan Zairi – Guru MBS Prof. Hamka Kota Madiun (Opini ini merupakan tulisan yang diikutkan sayembara APIMU)
PWMU.CO – Nabi Muhammad Sallallahu ‘Alaihi Wasallam adalah Nabi terakhir yang diutus oleh Allah Ta’ala untuk seluruh umat manusia. Beliau lahir pada hari Senin bulan Rabi’ul Awwal pada Tahun Gajah (bertepatan dengan 571 Masehi) yang dikenal karena peristiwa tentara Abrahah ingin menghancurkan Ka’bah.
Dengan izin Allah Ta’ala sebelum memasuki kota Makkah Allah Ta’ala mengancurkan Abrahah dan pasukannya dengan mengirimkan sekumpulan Burung Ababil yang melempari mereka dari batu api Neraka hal ini diabadikan oleh Allah Ta’ala di dalam surat al-Fiil ayat 1-5:
اَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِاَصْحٰبِ الْفِيْلِۗ ١ اَلَمْ يَجْعَلْ كَيْدَهُمْ فِيْ تَضْلِيْلٍۙ ٢ وَّاَرْسَلَ عَلَيْهِمْ طَيْرًا اَبَابِيْلَۙ ٣ تَرْمِيْهِمْ بِحِجَارَةٍ مِّنْ سِجِّيْلٍۙ ٤ فَجَعَلَهُمْ كَعَصْفٍ مَّأْكُوْلٍ ٥
(1) Tidakkah engkau (Nabi Muhammad) memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap pasukan bergajah? (2) Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka itu sia-sia? (3) Dia mengirimkan kepada mereka burung yang berbondong-bondong (4) yang melempari mereka dengan batu dari tanah liat yang dibakar (5) sehingga Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat) (Q.S Al-Fiil 1-5)
Nabi Muhammad Sallallahu ‘Alaihi Wasallam sebagai uswah (teladan) bagi setiap manusia yang mengimani beliau. Kesederhanaan, prilaku, tindakan, dan perkataan beliau yang tidak pernah menyakiti perasaan/hati orang lain bahkan ketika ada orang yang membenci beliau, beliau berdoa untuk kebaikan mereka sebagaimana kisah yang tersampaikan dalam salah satu kisah beliau.
Allah Ta’la sudah menjamin Muhammad Sallallahu ‘Alaihi Wasallam menjadi manusia terbaik sepanjang zaman dan pemimpin bagi umat Manusia. Allah Ta’ala menjelaskan didalam al-Qur’an bahwa Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam sebagai uswah (teladan) yang harus diteladani bagi umat beliau.
Allah Ta’la mengabadikan di dalam al-Qur’an, perintah dalam meneladani Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam tertuang didalam surat Al-Ahzab: 21
لَقَدۡ كَانَ لَكُمۡ فِىۡ رَسُوۡلِ اللّٰهِ اُسۡوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنۡ كَانَ يَرۡجُوا اللّٰهَ وَالۡيَوۡمَ الۡاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيۡرًا ؕ ٢١
Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah. (Q.S Al-Ahzab:21)
Sebelum usia Nabi Sallallahu ‘Alaihi Wasallam tiba 40 tahun, beliau sangat suka menyendiri karena cara seperti itu membuat akal jernih, jiwa tenang, dan membuka peluang untuk bertafakkur tentang alam semesta dan makhluk ciptaan-Nya, dan keagungan Allah Ta’ala. Beliau menyendiri di gua Hira pada bulan Ramadhan setiap tahun.
Nabi Sallallahu ‘Alaihi Wasallam melakukan itu karena pada kehidupan kaumnya mengandung kesesatan yang nyata dari penyembahan terhadap berhala. Kecintaannya untuk menyendiri semakin kuat begitu masa kenabian semakin mendekat dan jika beliau pulang, beliau melakukan thawaf di Ka’bah kemudian kembali ke rumahnya.
Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam menerima risalah kenabian pada saat usia beliau 40 tahun, Awal kenabian Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dengan turunnya wahyu surat al-Alaq dan kerasulan dengan turunnya wahyu surat Al-Muddatstsir. Usia beliau 63 tahun. Yang 40 tahun sebelum kenabian, dan 23 tahun sebagai Nabi dan Rasul
Allah Ta’ala mengutus beliau sebagai pemberi peringatan dari kesyirikan dan mengajak kepada tauhid. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الْمُدَّثِّرُ (١) قُمْ فَأَنْذِرْ (٢) وَرَبَّكَ فَكَبِّرْ (٣) وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْ (٤) وَالرُّجْزَ فَاهْجُرْ (٥) وَلَا تَمْنُنْ تَسْتَكْثِرُ (٦) وَلِرَبِّكَ فَاصْبِرْ
Hai orang yang berselimut, bangunlah, lalu berilah peringatan! dan Tuhanmu agungkanlah, dan pakaianmu bersihkanlah, dan perbuatan dosa tinggalkanlah, dan janganlah kamu memberi agar memperoleh (balasan) yang lebih banyak. Dan karena Tuhanmu, bersabarlah. (QS. Al-Muddatsir: 1-7)
Lalu bagaimana hubungan Risalah kenabian Sallallahu ‘Alaihi Wasallam dengan Muhammadiyah. Muhammadiyah sendiri adalah sebuah organisasi/persyarikatan yang awal mula didirikannya karena mencontoh atau meneladani apa yang diajarkan oleh Nabi Muhammad Sallallahu ‘Alaihi Wasallam.
Sebagaimana pendiri Muhammadiyah adalah KH. Ahmad Dahlan, beliau mendirikan persyarikatan Muhammadiyah ini tidaklah mudah namun harus melewati beberapa rintangan pada masyarakat setempat.
Tidaklah mudah menyebarkan dakwah di masa itu, KH Ahmad Dahlan sendiri harus memulai dari keluarga, kemudian mendirikan sekolompok kecil pengajian yang beliau ajarkan Islam secara bertahap.
Tidak cuma mengajarkan ilmu agama saja beliau (KH. Ahmad Dahlan) juga mengajarkan ilmu yang berurusan dengan urusan dunia, mulai urusan jual beli (perdagangan), urusan sosial, pendidikan dan yang lainnya.
Beliau (KH. Ahmad Dahlan) memulai dengan kelompok kecil sebagaimana beliau mencontoh Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam. Beliau (KH. Ahmad Dahlan) membangun pondasi dari bawah untuk menguatkan dakwah beliau di masyarakat.
Karena dakwah yang beliau ajarkan tidak lain lebih mengedepakannya contoh atau bukti nyata yang langsung dirasakan oleh masyarakat, hingga akhirnya Muhammadiyah menjadi organisasi/Persyarikatan yang memiliki amal usaha yang paling banyak mulai dari segi pendidikan, kesehatan, sosial, dan lainnya serta manfaatnya banyak dirasakan oleh seluruh masyarakat Indonesia, bahkan penjuru dunia.
Demikian Allah Ta’ala membalas usaha para hamba-hambanya atas keikhlasan dan pengorbanan yang dilakukan atas menolong agama Allah. Sebagaimana Allah Ta’ala tegaskan didalam Al-Qur’an Surat Muhammad ayat 7
يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡۤا اِنۡ تَـنۡصُرُوا اللّٰهَ يَنۡصُرۡكُمۡ وَيُثَبِّتۡ اَقۡدَامَكُمۡ ٧
Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu (QS. Muhammad: 7). (*)
Editor Wildan Nanda Rahmatullah