Oleh: Ridwan Manan – LP2M PDM Sidoarjo, Pengajar Pondok Pesantren Al Fattah Sidoarjo
PWMU.CO –
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.(QS Al Ahzab 21)
Allah telah mengutus Rasulullah Muhammad ke dunia untuk ummatnya agar menjadi teladan dalam setiap sisi kehidupannya. Dari lahir sampai wafat beliau banyak hikmah dan keteladanan yang bisa dijadikan contoh dalam kehidupan.
Banyak buku riwayat hidup Nabi Muhammad yang telah ditulis oleh para ulama maupun ilmuwan barat non muslim tentang kehebatan serta keagungan Rasulullah. Para orientalis pun mengakui dan mengagumi kehebatan beliau dalam memimpin ummat.
Merubah masyarakat Arab jahiliyah menjadi masyarakat kosmopolitan. Dua aspek sekaligus berhasil dikuasai oleh Rasulullah dalam memimpin ummat, yaitu aspek agama dan aspek duniawi.
Pendidikan pada Masa Kecil Rasulullah
Rasulullah lahir dari kandungan ibunda Aminah dalam keadaan yatim, karena sang ayahanda sudah meninggal dunia ketika Rasulullah masih dalam kandungan ibundanya. Rasulullah lahir dan diasuh oleh ibundanya sampai berusia enam tahun karena ibunda meninggal dunia. Menjadi sosok anak yatim piatu pada usia enam tahun.
Muhammad kecil diasuh kakeknya Abdul Muthallib, tokoh bangsa Quraisy yang sangat dihormati oleh suku bangsa yang ada di jazirah Arab. Sebagai seorang tokoh yang disegani, Abdul Muthallib pemegang kunci ka’bah ini banyak koneksi dan relasi, hidup dengan berkecukupan. Untuk memanjakan Rasulullah Muhammad kecil dengan berbagai fasilitas dan kemewahan sangatlah mudah bagi sang kakek Abdul Muthalib.
Sang kakek yang sangat sayang pada cucunya justru mengajarkan kemandirian, kejujuran, tanggungjawab, amanah dan tantangan hidup pada Rasulullah Muhammad Saw.
Pada usia delapan tahun Rasulullah ditinggat mati oleh Abdul Muthallib dan pengasuhan dilanjutkan pamannya Abu Tholib atas wasiat Abdul Muthallib.
Di bawah pengasuhan Abu Thalib, sang paman juga mengajarkan kemandirian kepada Muhammad di usia remaja, dilibatkan pada dunia wirausaha. Sampai pada umur dua belas tahun sudah melakukan perjalanan dagang ke luar negeri, yaitu pusat perdagangan negeri Syam.
Ketika kafilah dagang sampai diperbatasan Syam (dekat kota Bushra) pendeta Nasrani yang bernama Bahira mendekati Rasulullah dan menyampaikan pada Abu Thalib dan berkata ” Dia adalah pemimpin seluruh alam, kelak akan diutus Allah untuk seluruh alam”. Sejak itu Abu Thalib senantiasa menjaga Rasulullah.
Ketika menginjak masa remaja, Rasulullah mengembalakan kambing milik penduduk Makkah untuk memenuhi kebutuhan pribadinya. Dari mengembalakan kambing banyak hikmah yang diperoleh, belajar sabar dan amanah. Dan masa remaja melanjutkan profesinya menjadi pedagang.
Kecerdasan Menghadapi Tantangan Hidup (Adversity Quotient)
Paul G Stoltz PhD, peneliti dan konsultan global serta Ceo Peak Learning menemukan kecerdasan baru yaitu Adversity Quotient (AQ) kecerdasan menghadapi tantangan kehidupan yang mengantarkan seseorang menjadi sukses. Kecerdasan yang menjadi faktor penting dalam meraih kesuksesan ditemukan ole Paul G Stoltz pada era tahun 1997.
Lima belas abad yang lalu, Allah telah mengajarkan kecerdasan ketahanan hidup (AQ) untuk meraih kesuksesan pada ummat Islam dan manusia seantero dunia melalui proses pendidikan yang dialami Rasulullah dari masa kecil hingga dewasa.
Sebuah proses untuk menyiapkan pemimpin dunia yang hebat. Sejak kecil Rasulullah Muhammad Saw diajarkan dan dididik menghadapi tantangan kehidupan serta kejujuran, amanah dan tanggungjawab terhadap tugas yang diembannya, sehingga kelak ketika dewasa mampu menjadi pemimpin yang tangguh dan bijak dalam menghadapi persoalan ummat. Mempunyai integritas yang tinggi dalam memimpin sehingga dicintai oleh ummatnya sepanjang zaman dan disegani oleh lawannya.
Generasi stroberi
Pelajaran penting yang diberikan Allah melalui kisah sejarah Rasulullah ini, hendaknya ummat Islam menyiapkan generasi muda dengan mengajarkan pada mereka kemandirian, keberanian, kejujuran, siap menghadapi perubahan dan tanggung jawab menghadapi tantangan hidup.
Generasi Z (gen Z) kalau tidak disiapkan dan dilatih menghadapi tantangan yang semakin pelik ini akan menjadi generasi yang hanya cerdas akal fikirannya tetapi lemah jiwanya, seperti strowberi indah bentuk dan warnanya tapi mudah layu ketka terkena panas. (*)
Editor Wildan Nanda Rahmatullah