Oleh – Yusron Adi Darmawan (Opini ini merupakan tulisan yang diikutkan sayembara APIMU)
PWMU.CO – “Pedagang yang baik adalah pedagang yang mudah dalam membeli dan mudah dalam menjual,” (HR Bukhari, dari Jabir). Nabi Muhammad Saw merupakan seorang pedagang yang sukses. Dua orang tuanya telah wafat sejak beliau masih kecil.
Ayahnya Nabi Muhammad Saw yang bernama Abdullah telah wafat saat ia masih di dalam kandungan sang ibu. Sedangkan, ibunya yang bernama Aminah berpulang saat Nabi Muhammad Saw menginjak usia enam tahun. Rasulullah Saw sempat dirawat oleh kakeknya yang bernama Abdul Muthalib selama dua tahun sebelum akhirnya sang kakek itu wafat.
Nabi Muhammad Saw pada usia 8 tahun diasuh oleh pamannya yang bernama Abu Thalib. Bersama pamannya ini beliau mulai bekerja keras dan belajar berdagang. Ia sempat berniat untuk membantu pamannya berdagang ke Negeri Syam.
Namun, karena umur beliau saat itu masih sangat muda, Abu Thalib tidak mengizinkannya ikut berdagang bersamanya. Nabi Muhammad Saw kala itu memutuskan untuk menggembala kambing penduduk Arab di padang pasir untuk membantu Abu Thalib memenuhi kebutuhan hidup.
Seiring bertambahnya usia, Nabi Muhammad Saw semakin matang dalam berdagang. Pada usia 25 tahun, Nabi Muhammad Saw sudah menjadi seorang pengusaha yang sukses, kaya dan sering berdagang ke luar negeri.
Saat melangsungkan akad nikah, emas kawin yang dihadiahkan Nabi Muhammad Saw untuk istrinya Khadijah berupa 20 ekor unta dan 12,4 ons emas. Setelah menikah, Nabi Muhammad Saw semakin menekuni dunia perdagangan.
Beliau berdagang hingga ke 17 negara lebih seperti Yordania, Syam, Bahrain, Iran, Irak, dan Yaman. Kafilah dagang yang dipimpin oleh Rasulullah Saw selalu mendapatkan naungan awan selama perjalanan.
Banyak hal yang harus diteladani oleh generasi muda milennial agar sukses menjadi saudagar muda seperti Nabi Muhammad Saw.
Menetapkan Target Pasar
Pertama, adalah melakukan segmentasi, menetapkan target pasar (targeting), dan positioning. Sebelum menjual suatu barang, Nabi Muhammad Saw telah mempelajari secara mendalam tentang kebiasaan, cara hidup, serta kebutuhan dasar yang diperlukan oleh masyarakat.
Nabi Muhammad berhasil melakukan segmentasi, sehingga ketika masuk ke kota A maka barang yang dijual adalah barang yang dibutuhkan oleh masyarakat di daerah itu.
Rasullulah Saw juga mahir dalam melakukan targeting. Ia tidak hanya memasuki satu target pemasaran saja namun ia juga memasuki semua kalangan masyarakat semenanjung.
Di samping itu, Nabi Muhammad Saw adalah seorang yang pintar dalam memposisikan diri dimanapun dia berada. Ia tidak pernah mengecewakan pelanggannya dan sangat menghormati pelanggannya baik yang dewasa maupun remaja.
Melakukan Diferensiasi
Kedua, melakukan diferensiasi, bauran pemasaran, dan memiliki komitmen dalam menjual. Nabi Muhammad Saw adalah orang yang berpikiran out of the box.
Ia berdagang dengan cara yang lebih modern. Nabi Muhammad Saw selalu menjelaskan kekurangan dan kelebihan barang dagangannya dengan jujur kepada para pelanggannya.
Mematok harga sesuai dengan nilai komoditasnya dan tidak melakukan perang harga dengan pedagang lainnya. Nabi Muhammad Saw juga memiliki prinsip-prinsip manakala menjual barang dagangannya. Di antaranya adalah tidak curang, tidak bersumpah yang berlebihan, jujur dalam timbangan dan takaran, serta tidak memonopoli komoditas.
Branding dan Pelayanan
Ketiga, melakukan branding dan pelayanan yang baik. Nabi Muhammad Saw dikenal oleh masyarakat luas sebagai pribadi yang jujur dan bisa dipercaya. Tidak heran jika Nabi Muhammad Saw mendapatkan julukan al-Amin.
Personal branding ini tidak didapatkan secara instan, namun butuh konsistensi dalam waktu yang lama. Karena memiliki brand dapat dipercaya, banyak investor yang berinvestasi kepada Nabi Muhammad Saw. Hal itulah yang menjadikan Nabi Muhammad Saw menjadi pedagang yang jujur, profesional, dan kaya raya.
Nabi Muhammad Saw memberikan pelayanan yang terbaik kepada para pelanggannya. Ia sangat ramah dan menghormati pelanggannya. Bahkan, ia mendahulukan kepentingan pelanggannya atas dirinya sendiri.
Ada cerita unik ketika Abdullah bin Abdul Hamzah berencana memesan barang ke Nabi Muhammad Saw dan ia berjanji akan menemuinya di suatu tempat karena ada urusan tertentu. Naasnya, Abdullah lupa jika memiliki janji tersebut.
Tiga hari kemudian, Abdullah ingat dan langsung ke tempat tersebut untuk menemui Nabi Muhammad Saw. Ia kaget karena Nabi Muhammad Saw masih setia menunggu di tempat itu sesuai kesepakatan.
Kejujuran dan Profesionalitas
Keempat, jujur, profesional, dan ikhlas. Dalam berdagang, Rasulullah Saw mengedepankan sikap jujur, profesional, dan ikhlas. Rasullulah Saw tidak pernah membohongi pelanggan dan selalu ikhlas menjalankan bisnisnya.
Meski demikian, Rasulullah adalah seorang yang inovatif dan kreatif. Nabi Muhammad Saw selalu memiliki cara dan metode baru dalam menjual barang dagangannya.
Itulah di antara kiat atau cara menjadi saudagar muda sukses ala Rasulullah Saw. Itulah keteladanan dari Rasullulah Saw yang bisa diterapkan oleh generasi milennial jika ingin meraih kesuksesan dalam berbisnis.
Editor Zahra Putri Pratiwig