Oleh: Asri Dyah Soekwandari (Opini ini merupakan tulisan yang diikutkan sayembara APIMU)
PWMU.CO – Nabi Muhammad Saw adalah sosok teladan bagi seluruh umat manusia, tidak hanya umat Islam. Kehidupan beliau bagaikan bintang yang bersinar terang di tengah malam yang gelap gulita.
Perilaku dan ajaran Nabi Muhammad saw menjadi pedoman hidup yang membawa manusia menuju kebaikan dan kebahagiaan.
Sebagai umat Islam, meneladani Rasulullah adalah sebuah kewajiban dan anugerah. Dengan meneladani Rasulullah, kita akan menemukan arah hidup yang benar, solusi atas berbagai permasalahan hidup, serta kekuatan untuk menghadapi segala tantangan.
Namun, bagaimana caranya kita dapat meneladani Rasulullah di era modern seperti sekarang ini, yang secara waktu terpaut ribuan tahun dari masa kehidupan Rasulullah, di mana kita tidak bisa secara langsung mengetahui segala perilaku dan ajaran beliau?
Memahami Nilai Hidup Rasulullah
Pertama, kita perlu memahami sosok Rasulullah secara mendalam. Kita harus memahami nilai-nilai yang terkandung dalam setiap tindakan dan perkataan beliau.
Jangan berhenti hanya sebatas mengetahui kisah-kisah beliau. Pelajari sirah nabawiyah secara menyeluruh agar kita dapat mengimplementasikan ajaran beliau dalam kehidupan sehari-hari.
Kita bisa mulai dari hal kecil yang sebenarnya memberikan dampak besar dalam ketauhidan kita. Contohnya, selalu mendahulukan kaki kiri ketika masuk ke kamar mandi dan mendahulukan kaki kanan ketika keluar, sembari membaca doa yang diajarkan oleh Rasulullah.
Ini adalah hal kecil yang selalu kita lakukan dalam keseharian. Kita bisa masuk ke kamar mandi lebih dari dua kali sehari. Dengan melakukannya sesuai tuntunan Rasulullah, kita sudah meneladani ajaran beliau.
Di balik hal kecil itu, Rasulullah ingin mengajarkan ketauhidan kepada umatnya hingga pada tingkat aktivitas terkecil sekalipun.
Ada pelajaran bahwa kita selalu disadarkan untuk bergantung kepada Allah Swt dengan memohon perlindungan dari gangguan setan yang suka bersemayam di tempat-tempat kotor.
Terdapat sebuah kisah ketika Nabi Muhammad belum menerima wahyu kenabiannya, beliau terbiasa menyendiri di Gua Hira. Di sana, ia berdzikir dan bertasbih kepada Allah, serta bertafakur merenungi semesta. Tidak hanya itu, mata batin Nabi Muhammad terbuka melihat realitas sebuah kaum.
Kaum itu adalah orang-orang yang mengotori Masjidil Haram dengan berhala-berhala yang mereka muliakan, menyembelih binatang sebagai kurban untuk benda-benda mati tersebut.
Di sisi lain, ia sangat peka terhadap hak-hak para budak yang tidak pernah terpedulikan oleh kaum tersebut. Mereka adalah manusia bengis yang menindas manusia-manusia lemah, sombong, dan memperbudak sesama. Bahkan, terdapat pandangan bahwa budak lebih rendah dari binatang.
Dengan kenabiannya, Rasulullah memerangi semua itu. Ini mengajarkan kita untuk menghargai hak-hak sebagai manusia, bukan menjadi manusia serakah dan sombong yang menindas hak orang lain.
Akhlak yang Mulia
Kedua, kita harus berusaha memiliki akhlak yang mulia. Akhlak Islam yang sempurna adalah akhlak Rasulullah. Beliau terkenal sebagai seorang yang jujur, amanah, dermawan, sabar, dan penyayang. Dengan meneladani akhlak beliau, kita akan mampu membangun hubungan yang harmonis dengan Allah swt, sesama manusia, dan alam semesta.
Dikisahkan saat Rasulullah belum memulai dakwah secara terbuka, para petinggi Quraisy dan pengikutnya sering terang-terangan mengejek beliau. Mereka dikenal sebagai “Para Pengejek”.
Namun, Rasulullah memberikan contoh dengan akhlak mulianya untuk tidak melakukan hal yang sama. Allah melarang Rasulullah untuk membalas permusuhan kecuali terhadap intimidasi yang berlebihan.
Ketiga, kita harus senantiasa beribadah dengan khusyuk. Ibadah adalah sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah swt. Dengan beribadah, kita akan merasakan kehadiran Allah dalam setiap langkah kehidupan.
Rasulullah adalah seorang yang sangat rajin beribadah. Beliau selalu menjaga salat lima waktu, berpuasa, membaca al-Quran, dan berdzikir.
Aktif Berdakwah
Keempat, kita harus aktif berdakwah. Dakwah adalah kewajiban setiap Muslim. Dakwah bisa berupa dakwah bil hal atau bil lisan. Dengan berdakwah, kita mengajak orang lain mengenal Islam dan mengikuti ajaran Rasulullah.
Dakwah tidak harus berlangsung secara formal, namun dapat kita mulai melalui lingkungan terdekat seperti keluarga dan teman.
Kelima, kita harus berusaha menjadi manusia yang bermanfaat bagi orang lain. Rasulullah saw adalah seorang yang sangat peduli terhadap sesama. Beliau selalu siap membantu orang yang membutuhkan, baik dalam bentuk materi maupun non-materi.
Meneladani Rasulullah memang tidak mudah. Kita sering menghadapi godaan dan tantangan. Namun, dengan niat tulus dan usaha terus-menerus, insya Allah kita akan mampu mencapainya.
Ingatlah bahwa Rasulullah adalah teladan yang sempurna. Dengan meneladani beliau, kita akan mendapatkan keberkahan dan rahmat dari Allah swt.
Editor Zahra Putri Pratiwig