Oleh: Luqman Wahyudi – Kepala SD Muhammadiyah 3 Pandaan Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur (Opini ini merupakan tulisan yang diikutkan sayembara APIMU)
PWMU.CO – Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah suri teladan utama bagi setiap Muslim. Maka, dalam menjalani hidup dengan berbagai aspeknya, kita harus meneladani akhlak beliau. Bagaimana kita sebagai pemimpin, pengikut, warga negara, dan lain sebagainya, sudah mendapatkan contoh oleh beliau melalui sunnah-sunnahnya.
Sebagai warga negara yang baik, Rasulullah sangat mencintai tanah airnya, yaitu Makkah. Walaupun selama masa-masa awal berdakwah di Makkah, Rasulullah mendapatkan begitu banyak hinaan, hadangan, dan perencanaan pembunuhan, beliau tetap bertahan dan setia terhadap Makkah.
Ketika akan meninggalkan Makkah karena perintah hijrah dari Allah, Rasulullah merasa sangat berat. Hal ini sesuai dengan hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Hibban:
قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَا أَطْيَبَكِ مِنْ بَلْدَةٍ وَأَحَبَّكِ إِلَيَّ، وَلَوْلَا أَنَّ قَوْمِي أَخْرَجُونِي مِنْكِ مَا سَكَنْتُ غَيْرَكِ
Rasulullah Saw bersabda: “Alangkah baiknya engkau (Makkah) sebagai sebuah negeri, dan engkau merupakan negeri yang paling aku cintai. Seandainya kaumku tidak mengusirku darimu, niscaya aku tidak akan tinggal di negeri selainmu,” (HR. Ibnu Hibban)
Dan ketika menetap di Madinah atas perintah Allah, beliau meminta kepada Allah:
اللَّهُمَّ حَبِّبْ اِلَيْنَا الْمَدِيْنَةَ كَمَا حَبَّبْتَ مَكَّةَ أَوْ أَشَدَّ، وَصَحِّحْهَا وَبَارِكْ لَنَا فِي صَاعِهَا وَمُدِّهَا، وَحَوِّلْ حُمَّاهَا إِلَى الْجُحْفَةِ
“Ya Allah, jadikanlah Madinah kota yang kami cintai, seperti Engkau menjadikan Makkah kami cintai, bahkan lebih dari itu. Jadikanlah Madinah suatu kota yang sehat, dan berkatilah gantang dan takarannya (perekonomiannya) untuk kami, serta buanglah penyakitnya ke Juhfah,” (HR. Muslim)
Dua hadis di atas memberikan bukti kepada kita bahwa Rasulullah Saw sangat mencintai tanah airnya. Rasulullah mengorbankan jiwa dan raganya demi bangsa dan negaranya.
Ketika menjadi pemimpin, beliau selalu amanah dan tidak pernah berkhianat kepada bangsanya.
Meskipun kesempatan terbuka untuk mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya, menguasai wilayah seluas-luasnya, dan menikmati kenikmatan dunia yang lain, karena cinta dan kesetiaan, beliau tetap amanah.
Tiga Ciri Orang Munafik
Barang siapa memperoleh amanah sebagai pemimpin atau apa pun di negara ini dan berkhianat kepada bangsanya, maka dia tergolong orang munafik yang hanya mementingkan kepentingan pribadi dan golongannya tanpa memperhatikan rakyatnya.
Hal itu sesuai dengan hadis riwayat Bukhari dan Muslim yang menjelaskan tentang ciri-ciri orang munafik:
آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلاَثٌ: إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ، وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ، وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ
“Tanda-tanda orang munafik ada tiga: jika berbicara, ia berbohong; jika berjanji, ia mengingkari; dan jika diberi amanah, ia berkhianat,” (HR. Bukhari dan Muslim)
Kita harus berhati-hati terhadap orang-orang munafik. Pada zaman Rasulullah, bahkan para sahabat tidak mengetahui secara pasti siapa yang munafik, apalagi kita.
Namun, dari hadis ini, kita tahu tiga ciri atau tandanya. Jika ciri-ciri munafik ini ada pada seseorang, hendaklah kita waspada dan jangan menjadikan orang tersebut sebagai pemimpin umat Islam.
Lebih penting lagi, kita harus memperhatikan tanda-tanda ini agar kita sendiri tidak terjebak dalam kemunafikan.
Sebagai warga negara yang baik, hendaknya kita tidak menjual atau menggadaikan negara yang kita cintai ini kepada pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Allah Swt akan mengukur sejauh mana kecintaan hamba-Nya terhadap tanah airnya, bukan dari tinggi atau rendahnya jabatan di negeri ini.
Hal ini menunjukkan bahwa hamba yang sangat mencintai tanah airnya termasuk orang yang bertakwa dan akan ditinggikan derajatnya oleh Allah di sisi-Nya. Sebaliknya, orang-orang yang mengkhianati bangsa akan mendapat tempat pada derajat yang serendah-rendahnya oleh Allah Swt.
Cinta dan setia kepada tanah air adalah termasuk akhlak yang agung yang tercontohkan oleh Rasulullah. Kita teladani dan ajarkan kepada anak cucu kita sebagai wujud mengikuti sunnah beliau.
Dengan berbekal taat kepada Allah dan Rasul-Nya serta berpegang teguh kepada Kitab dan Sunnah Rasul, kita akan selamat dan tidak akan tersesat selama-lamanya. Amin.
Rasulullah Saw bersabda:
تَرَكْتُ فِيْكُمْ أَمْرَيْنِ مَا لَنْ تَضِلُّوا بَعْدَهُمَا إِنِ اعْتَصَمْتُمْ بِهِمَا: كِتَابَ اللهِ وَسُنَّةَ نَبِيِّهِ
“Aku tinggalkan untuk kalian dua perkara. Kalian tidak akan tersesat selama berpegang teguh kepada keduanya, yaitu Kitabullah (Al-Qur’an) dan sunnah Rasulullah Saw,” (HR. Muslim)
Editor Zahra Putri Pratiwig