PWMU.CO – Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Sidoarjo mengadakan kajian rutin tiap Ahad pagi kedua di Masjid An-Nur Sidoarjo, Perguruan Muhammadiyah Sidoarjo. Pada Ahad (15/9/2024), Wakil Ketua Majelis Dikti PP Muhammadiyah, Prof Achmad Jainuri PhD menjadi pemateri Kajian Ahad Pagi kali ini. Dia mengambil tema “Nabi Muhammad Peletak Dasar Peradaban Islam”.
Pada 12 Rabi’ul Awwal, masyarakat muslim di Indonesia memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad Saw.
“Dari aspek budaya, masyarakat lebih mengenalnya dengan nama muludan,” terang Jainuri.
“Tetapi esensi sebenarnya peringatan muludan yang kita gali yakni peran Nabi Muhammad dalam peradaban Islam. Pertanyaannya, kapan peradaban Islam muncul? Peradaban lahir bukan masa awal Islam, bukan juga di masa Nabi hidup,” lanjutnya.
Peran Nabi Muhammad sangat besar dalam melahirkan peradaban Islam. Tahun 1978, tokoh Barat bernama Michael H Hart menempatkan nama Nabi Muhammad di urutan pertama sebagai tokoh paling berpengaruh di dunia. Dia menuliskannya dalam bukunya yang berjudul “100 Tokoh Paling Berpengaruh di Dunia”.
“Michael H Hart menempatkan Nabi Muhammad di nomor pertama, kemudian disusul oleh Isaac Newton dan Nabi Isa,” jelas Jainuri.
Prof Jainuri melanjutkan, bahwa semua ini karena pengaruh risalah yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw ke seluruh dunia. Risalah Islam dijalankan dengan tunduk dan patuh oleh para pengikutnya.
“Yang jadi pertanyaan, mengapa Nabi Isa kalah dari Nabi Muhammad padahal jumlah Nasrani di Barat lebih besar? Jawabannya karena umat Nasrani di Barat bukan mendapat pengaruh langsung dari Nabi Isa atau yang lebih mereka kenal Yesus Kristus. Tetapi, melalui 4 Rasul umat Kristiani yakni Yohanes, Lukas, Markus, dan Matius. Ini yang memengaruhi umat Kristiani bertahan saat ini,” tandasnya.
Dapat disimpulkan bahwa artinya umat Nasrani berkembang bukan pengaruh langsung dari Nabi Isa. Berbeda dari risalah yang dibawa Nabi Muhammad di mana ajaran berpengaruh langsung pada umatnya. Inilah alasan utama dan pertama mengapa Michael H Hart menempatkan Nabi Muhammad di urutan pertama.
Alasan kedua menurut Michael Hart, Islam itu bukan hanya sekedar agama sebagaimana orang Barat memahami agama Nasrani. Tetapi Islam ajaran lengkap yang bisa dijadikan pedoman hidup di dunia dan akhirat.
“Karena itulah ajaran ini bisa melahirkan peradaban baru,” terang Wakil Ketua Dikti PP Muhammadiyah tersebut.
Perkembangan tekhnologi yang begitu pesat dimana muculnya Artificial Inteligence (AI) saat ini bisa membuktikan semua kebenaran ajaran Islam tersebut. Dimana bisa dibuktikan dengan mencoba mengajukan pertayaan apakah Nabi Isa dan Nabi Muhammad itu Nabi, maka AI akan menjawab “Ya”.
Akan tetapi bila diajukan pertayaan apakah Nabi Isa itu Tuhan, maka AI akan menjawab “bukan Tuhan”.
“Inilah bagaimana teknologi menunjukkan kebenaran Islam sesungguhnya,” ujar Prof Jainuri PhD.
“Dia mengungkapkan bahwa Islam sangat menjujung tinggi ilmu pengetahuan. Islam sangat mendorong umatnya meningkatkan budaya literasi. Hal ini bisa dilihat wahyu pertama turun adalah surat al-Alaq ayat 1-5,” terang dosen Pascasarjana Uinsa ini.
“Surat Al Alaq ayat 1- 5 memandang pentingnya budaya membaca atau literasi. Literasi atau ilmu sangat penting munculnya dan berkembangnya peradaban baru,” pungkas Wakil Ketua Dikti PP Muhammadiyah ini. (*)
Penulis Sumardani Editor Wildan Nanda Rahmatullah