Oleh: M Ainul Yaqin Ahsan – PRM Kadungrembug Sukodadi. (Opini ini merupakan tulisan yang diikutkan sayembara APIMU)
PWMU.CO – Muhammadiyah adalah organisasi Islam yang didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan pada tahun 1912. Sejak awal, Muhammadiyah menegaskan komitmennya untuk mengikuti ajaran Islam yang merujuk pada al-Quran dan Sunnah Nabi Muhammad SAW.
Kesadaran bahwa Nabi Muhammad adalah teladan terbaik sepanjang masa menjadi dasar gerakan ini. Figur Nabi sebagai pembawa perubahan sosial dan moral menjadi inspirasi utama Muhammadiyah dalam setiap langkahnya.
Karakteristik Pengikut Nabi dalam Al-Quran
Dalam surat Al-Fath ayat 29, Allah SWT menggambarkan sifat-sifat pengikut Nabi Muhammad SAW.
“Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengannya bersikap tegas terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu melihat mereka ruku’ dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya….”
Ayat ini menekankan bahwa pengikut Nabi Muhammad adalah sosok yang tegas dalam menegakkan kebenaran dan lembut kepada sesama Muslim. Mereka terus mendekatkan diri kepada Allah melalui ibadah dan amal kebaikan. Prinsip inilah yang juga menjadi landasan Muhammadiyah dalam perjuangannya, yakni menegakkan ajaran Islam secara tegas dengan metode yang fleksibel dan penuh kepedulian dalam setiap aspek kehidupan.
Risalah Kenabian sebagai Panduan Muhammadiyah
Muhammadiyah melihat risalah yang dibawa Nabi Muhammad SAW sebagai panduan hidup yang abadi. Nabi bukan hanya pembawa wahyu, tetapi juga teladan dalam kepemimpinan dan akhlak.
Hal tersebut tercermin dalam dokumen Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah (MKCHM), yang menyatakan bahwa Muhammadiyah berkomitmen untuk menegakkan ajaran Islam yang bersumber dari al-Quran dan Sunnah Nabi. Dalam konteks ini, Muhammadiyah menganggap Nabi Muhammad sebagai seorang revolusioner yang mengubah masyarakat melalui dakwah, pendidikan, dan reformasi sosial.
Sebagaimana Nabi yang memperjuangkan keadilan dan kebenaran, Muhammadiyah juga berkomitmen untuk meneruskan perjuangan tersebut. Melalui nilai-nilai yang terkandung dalam Kepribadian Muhammadiyah, organisasi ini berusaha menciptakan kehidupan yang seimbang antara spiritualitas dan kemajuan sosial. Teladan Nabi berupa akhlak, kejujuran, dan tanggung jawab sosial menjadi dasar bagi gerakan Muhammadiyah dalam menciptakan tatanan masyarakat yang lebih baik.
Meneladani Nabi dalam Khittah Perjuangan Muhammadiyah
Muhammadiyah dalam Khittah Perjuangan menegaskan pentingnya menjaga kemurnian ajaran Islam. Organisasi ini menekankan perlunya menegakkan ajaran Islam yang murni, bebas dari penyimpangan, sebagaimana yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Nabi dikenal sebagai sosok yang kritis terhadap ketidakadilan serta penyimpangan sosial, maka dari itu, Muhammadiyah meneladani hal tersebut dengan terus memperjuangkan pembaruan (tajdid) dalam berbagai bidang kehidupan umat.
Dalam perjuangan amar ma’ruf nahi munkar, Muhammadiyah mencontoh Nabi Muhammad dalam upayanya menyebarkan nilai-nilai kebaikan di tengah masyarakat.
Nabi sangat menekankan pendidikan sebagai sarana membangun peradaban yang maju dan beriman. Muhammadiyah juga menganut prinsip ini dengan mendirikan ribuan sekolah, universitas, rumah sakit, dan lembaga sosial yang berfokus pada peningkatan kesejahteraan umat. Dakwah sosial yang dilakukan oleh Muhammadiyah adalah perwujudan nyata dari risalah kenabian yang ditujukan untuk membawa kemajuan masyarakat.
Menghadapi Tantangan Modern dengan Ijtihad
Risalah kenabian yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW memiliki dimensi luas, mencakup aspek spiritual, moral, sosial, dan politik. Muhammadiyah, dalam Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah (PHIWM), menegaskan pentingnya meneladani sifat-sifat Nabi dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam hal kesederhanaan, tanggung jawab, dan kerja keras. Namun, dalam menghadapi tantangan modern, Muhammadiyah juga dihadapkan pada masalah-masalah baru yang belum pernah ada di zaman Nabi.
Oleh karena itu, Muhammadiyah secara kritis mengembangkan pendekatan ijtihad yang kreatif, tetapi tetap berpegang teguh pada prinsip-prinsip dasar yang diajarkan oleh Nabi Muhammad. Seperti Nabi yang melakukan ijtihad dalam menghadapi tantangan di zamannya, Muhammadiyah beradaptasi dengan kebutuhan zaman modern tanpa menghilangkan esensi dari ajaran Islam.
Contoh nyata dari penerapan risalah kenabian dalam konteks modern oleh Muhammadiyah adalah pendirian ribuan sekolah dan universitas yang menekankan pengembangan intelektual dan moral. Pendidikan yang menjadi fokus utama Nabi Muhammad, juga menjadi landasan bagi Muhammadiyah dalam membangun masyarakat yang berilmu dan beriman.
Gerakan Muhammadiyah adalah wujud nyata dari semangat risalah kenabian yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Organisasi ini berdiri dengan keyakinan bahwa Nabi Muhammad adalah teladan yang sempurna dalam setiap aspek kehidupan, mulai dari kepemimpinan hingga reformasi sosial.
Melalui dokumen-dokumen penting seperti Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah (MKCHM), Kepribadian Muhammadiyah, dan Khittah Perjuangan Muhammadiyah, organisasi ini terus berupaya menegakkan ajaran Islam yang rahmatan lil alamin.
Muhammadiyah mengajak umat Islam untuk meneladani Nabi Muhammad tidak hanya dalam ibadah ritual, tetapi juga dalam pembaruan sosial dan pendidikan. Inilah yang menjadikan Muhammadiyah tetap relevan hingga kini, karena risalah Nabi yang abadi dan universal selalu menjadi panduan dalam setiap langkah perjuangannya. (*)
Editor: Ni’matul Faizah