PWMU.CO – Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Kabupaten Malang menggelar kegiatan Pelantikan dan Sosialisasi Program Bersinergi BIKKSA, POSBAKUM, BAKESOS Dalam Penyelesaian Masalah. Kegiatan ini bertempat di auditorium kampus 2 Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Jalan Bendungan Sutami Nomor 188, Sabtu (14/9/2024).
Bupati Malang, Drs H M Sanusi membuka kegiataan ini. Hadir dalam kegiatan ini 101 peserta yang terdiri dari pengurus Aisyiyah Kabupaten Malang. Kehadiran Bupati Malang tersebut untuk memberi motivasi, arahan, sekaligus membuka acara.
Aisyiyah memiliki kegiatan GARCA (Gerakan Aisyiyah Cinta Anak). GARCA berada dalam program Biro Konsultasi Keluarga Sakinah Aisyiyah atau BIKKSA. BIKKSA merupakan salah satu Amal Usaha Aisyiyah (AUA) untuk mendukung Kabupaten Malang layak anak.
“Allah menciptakan kita sebagai sebaik-baik ciptaan. Oleh karena itu, kita harus beramar ma’ruf nahi munkar,” kata Sanusi dalam sambutannya.
“Ketika kita hidup di dunia, Rasulullah mengajarkan kita untuk menjadi manusia terbaik. Khairunnas anfa’uhum linnas, sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi yang lain,” lanjutnya.
Sanusi menambahkan bahwa Rasulullah ketika mau meninggal hanya mewarisi 2 hal, yaitu kitabullah dan sunnaturasulullah. Jadi dalam mewujudkan keluarga sakinah mawadah warahmah harus bersandar dalam dua hal itu.
“Selama kita mau berpegang pada dua hal itu, maka kita akan dibimbing oleh Allah,” ujarnya.
“Dalam falsafah negara kita adalah gotong royong, wata’awanu alla birri wattaqwa, kita saling tolong menolong dalam hal kebaikan dan jangan tolong menolong dalam hal keburukan,” pungkas Sanusi.
Dia berpesan, Aisyiyah harus mempelopori dan tidak usah mengolok-olok. Tapi bersatu dalam hal kebaikan. Supaya dapat bermanfaat pada yang lain. Caranya dengan harta disedekahkan ke orang yang tidak punya, yang pandai mengajarkan ilmunya, yang punya jabatan berkolaborasi dengan Aisyiyah yang punya program stunting.
“Kalau kita sudah mampu berbagi, sampai kita membuang kerikil dari jalan itu sadaqah, sekecil-kecilnya sedekah adalah senyum. Makanya ada motto 3S di Kabupaten Malang,” ungkapnya.
“Senyum, salam dan sapa. Senyum mengandung sedekah, salam mengandung doa dan sapa mengandung nilai silaturahmi agar segala perbuatan kita mengandung pahala,” lanjut Sanusi.
Sanusi juga berpesan bahwa kita harus mencegah pernikahan anak usia dini dan mengatur angka kelahiran agar tercipta keluarga sakinah, mawaddah, wa rahmah.
Dia melanjutkan, khusus ibu-ibu yang sudah berumur, maka kita saling mengingatkan dan berdzikir karena dzikir itu bermanfaat untuk kita semua.
“Ketahuilah bahwa dengan dzikir itu menenangkan hati. Dzikir itu yang saya ketahui pertama sholawat dan kedua istighfar. Jika ingin terhindar dari musibah maka beristighfarlah,” pesannya.
“Allah tidak memberikan cobaan dan sisksaan kepada orang yang selalu membaca istighfar. Kapan waktu terbaik baca dzikir, setelah bangun tidur sampai mau tidur lagi, maka ibu-ibu harus dilatih membaca istighfar dan shalawat,” ungkap Sanusi.
“Ibu-ibu mau percaya, jika membaca istighfar dan shalawat maka akan dijadikan keluarganya sakinah mawadah wa rahmah. Jika punya persoalan maka Allah akan memberikan jalan keluarnya. Konsep hidup sakinah mawadah,” lanjutnya.
Dalam akhir sambutannya Sanusi berpesan kepada para peserta, “jangan berhenti berdzikir agar ketika nyawa kita dicabut oleh Allah, kita tetap dalam keadaan berdzikir. Meninggal dalam keadaan Khusnul khotimah”. (*)
Penulis Fatimah Az-Zahro Editor Wildan Nanda Rahmatullah