Penulis Rahmat Syayid Syuhur merupakan Wakil Ketua PCM Wringinanom Gresik/Guru SD Muhammadiyah 1 Wringinanom (Opini ini merupakan tulisan yang diikutkan sayembara APIMU).
PWMU.CO – Sosok Nabi Muhammad SAW adalah teladan utama bagi umat Islam dalam setiap aspek kehidupan. Dari hubungan dengan Allah SWT, sesama manusia maupun alam semesta. Kehidupan Nabi memberikan contoh sempurna tentang bagaimana menjalani hidup yang penuh dengan nilai-nilai mulia.
Meneladani kehidupan Nabi berarti menginternalisasi nilai-nilai Islam dan mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari. Nabi membawa Risalah Islam dengan membawa misi rahmatan lil alamin.
Nabi Muhammad SAW diutus oleh Allah sebagai rahmat bagi seluruh alam semesta (rahmatan lil alamin), bukan hanya bagi kaum Muslimin, tetapi juga untuk semua manusia dan makhluk di dunia. Keteladanan yang beliau tunjukkan dalam sifat, akhlak, dan perilakunya menjadi contoh yang sempurna untuk ditiru oleh umat manusia sepanjang zaman.
Dalam sebuah era yang penuh dengan tantangan moral, meneladani kehidupan Nabi menjadi sangat penting untuk menciptakan masyarakat yang damai, adil, dan penuh kasih.
Salah satu aspek yang paling mencolok dari kepribadian Nabi Muhammad SAW adalah kasih sayang dan kesabarannya. Bahkan ketika beliau diperlakukan dengan sangat buruk oleh musuh-musuhnya, beliau tetap menunjukkan sikap yang penuh maaf dan belas kasih. Contoh terbaik dari hal ini adalah peristiwa di Thaif, ketika Nabi dilempari batu oleh penduduk setempat.
Meskipun terluka, Nabi tetap memanjatkan doa agar Allah memberi petunjuk kepada mereka, bukan menghukum mereka. Sikap ini sangat relevan dalam kehidupan kita sekarang, terutama di dunia yang sering kali dipenuhi dengan kebencian dan konflik.
Gelar Al Amin
Nabi Muhammad SAW terkenal dengan kejujuranya, bahkan sebelum beliau diangkat menjadi Nabi. Beliau dapat gelar “Al Amin” (yang terpercaya) yang diberikan oleh masyarakat Mekkah adalah bukti dari kejujuran dan integritasnya. Dalam segala hal, baik itu dalam bisnis, pergaulan, maupun urusan pribadi, Nabi selalu menjunjung tinggi nilai kejujuran.
Di era modern, di mana kejujuran sering kali terabaikan demi keuntungan pribadi atau kepentingan sesaat, meneladani Nabi dalam hal ini menjadi sangat penting. Dunia bisnis, politik, dan berbagai sektor lainnya sering kali menghadapi tantangan etika. Dengan menjadikan Nabi sebagai teladan, kita bisa membangun integritas dalam diri sendiri, yang pada akhirnya akan berkontribusi pada terciptanya masyarakat yang lebih adil dan transparan.
Nabi Muhammad SAW juga menunjukkan kepemimpinan yang luar biasa. Meskipun beliau adalah pemimpin umat Islam, beliau selalu rendah hati dan mendahulukan kepentingan orang lain. Beliau tidak pernah memerintah dengan tangan besi atau memaksakan kehendak, melainkan selalu memberikan teladan dalam tindakan dan perilaku.
Salah satu contoh yang menonjol adalah saat Perjanjian Hudaibiyah. Meskipun perjanjian itu tampak tidak menguntungkan bagi umat Islam, Nabi menerimanya dengan rendah hati demi perdamaian. Keputusan ini kemudian terbukti sangat bermanfaat dalam jangka panjang, menunjukkan visi dan wawasan Nabi yang jauh ke depan.
Dalam dunia saat ini, kepemimpinan sering kali diukur dari kekuatan dan kemampuan untuk mengendalikan orang lain. Namun, Nabi mengajarkan bahwa kepemimpinan sejati adalah tentang melayani orang lain, mengutamakan kepentingan bersama, dan selalu mempertimbangkan masa depan yang lebih baik bagi semua pihak.
Nabi Muhammad SAW Mengajarkan Toleransi
Nabi Muhammad SAW hidup di masyarakat yang sangat beragam, baik dalam hal agama, budaya, maupun suku. Meskipun demikian, beliau selalu menghargai perbedaan dan memperlakukan semua orang dengan adil. Perjanjian Madinah yang dibuatnya dengan berbagai komunitas agama adalah bukti nyata dari toleransi yang diajarkan Nabi. Beliau menghormati hak-hak non-Muslim dan menjaga perdamaian di antara berbagai kelompok masyarakat.
Toleransi ini sangat relevan di dunia kita sekarang, di mana perbedaan sering kali menjadi sumber konflik. Meneladani Nabi dalam hal ini berarti kita belajar untuk lebih menerima dan menghargai orang lain, meskipun mereka berbeda keyakinan, latar belakang, atau budaya. Dengan mengikuti teladan Nabi, kita bisa menciptakan dunia yang lebih inklusif dan harmonis.
Meneladani kehidupan Nabi dalam hal ini berarti kita harus terus belajar dan mengembangkan diri, baik dalam hal ilmu agama maupun ilmu dunia. Di tengah perubahan cepat dunia modern, kemampuan untuk terus belajar dan beradaptasi adalah tangga menuju kesuksesan
Kesimpulan. Meneladani kehidupan Nabi Muhammad SAW bukan hanya tentang menjalankan ritual agama, tetapi juga tentang menginternalisasi nilai-nilai kemanusiaan yang beliau ajarkan.
Dari kasih sayang, kejujuran, dan integritas, hingga kepemimpinan yang bijaksana dan toleransi terhadap perbedaan, Nabi memberikan contoh sempurna tentang bagaimana hidup dengan menjunjung tinggi nilai-nilai yang luhur. Nabi adalah pribadi sumpurna sebagai role model yang relevan dan akan terus memberikan cahaya bagi kehidupan umat manusia sepanjang masa. (*)
Editor Amanat Solikah