Sambutan Kepala SD Mica Pristiandi Teguh Cahya MPSDM dalam Studi Tiru Guru dan Karyawan ke SMPM Al Mujahidin Gunung kidul, Sabtu (14/9/2024). (Noor Mayaminny/PWMU.CO).
PWMU.CO – SD Muhammadiyah 1 Candi (SD Mica) Labschool Umsida menggelar Studi Tiru Guru Dan Karyawan ke SMP Muhammadiyah Al Mujahidin Gunung Kidul Yogyakarta, Sabtu (14/09/2024).
Bukan tanpa alasan acara ini terancang khusus untuk guru dan karyawan SD Muhammadiyah 1 Candi Labschool Umsida. Tujuannya, agar mereka dapat mempelajari secara langsung penerapan teknologi digital yang telah berhasil terimplementasikan oleh SMP Muhammadiyah Al Mujahidin Gunung Kidul Yogyakarta.
Diikuti 36 Guru dan Karyawan
Sebanyak 36 guru dan karyawan mengikuti kegiatan ini. Dalam upaya peningkatan mutu dan kualitas pendidikan SD Mica tidak ragu untuk belajar dari sekolah lain.
Kegiatan ini tidak hanya mengamati, tetapi menjadi ajang bertukar pengalaman dan best practices antara kedua jenjang pendidikan.
Lebih lanjut, kegiatan ini memberikan konsep yang berbeda dan unik. Seluruh guru dan karyawan berada dalam sesi diskusi panel. Kedua sekolah saling bertukar pikiran mengenai tantangan dan peluang dalam implementasi sekolah yang berbasis digital.
Acara bermula dengan sambutan hangat oleh kepala sekolah beserta guru dan karyawan SMP Muhammadiyah Al Mujahidin Gunung Kidul Yogyakarta. Forum diskusi dan saling memaparkan pengalaman ini bertempat di Bool Room Kampus 2.
Adapun forum tersebut terpimpin langsung oleh Kepala SMP Muhammadiyah Al Mujahidin Gunung Kidul Yogyakarta, Agus Suroyo MPdI.
Selanjutnya seluruh guru dan karyawan melakukan sharing dan saling bertukar pengalaman. Kepala sekolah SMP Muhammadiyah Al Mujahidin Gunung Kidul Yogyakarta memaparkan langsung bagaimana program inovasi digital yang telah sukses terlaksana di sekolah tersebut.
Guru dan karyawan SD Mica terlihat antusias dalam mengamati apa yang terpaparkan oleh bapak Agus, mulai dari perkembangan sekolah yang kini telah berkembang drastis sampai pada jenjang Paud-SMA. Tidak hanya perkembangan namun keberhasilan serta tips and trik yang sangat bermanfaat untuk seluruh guru dan karyawan SD Mica.
Tak kalah seru, seluruh guru dan karyawan diberi kesempatan untuk melangsungkan tanya jawab tentang seluruh penerapan sekolah yang berbasis digital yang telah sukses ini.
Sehingga hal ini menjadi suatu ilmu baru yang para guru dan karyawan SD Mica dapatkan . Hal baik ini tentunya akan mempermudah dalam pengembangan era digital untuk SD Mica.
Pelajari Troubleshooting hingga Manfaat Inovasi Digital
Beberapa ilmu baru yang para guru dan karyawan dapatkan antara lain cara meningkatkan perkembangan inovasi digital, menanggulangi trouble and error pada akses digital hingga manfaat besar yang sekolah peroleh dalam penggunaan inovasi digital ini.
Masukan serta banyak tips juga didapatkan dalam pengembangan inovasi digital yang nantinya akan diterapkan. Hal itu tentu membuat semangat serta motivasi tinggi untuk kemajuan SD Mica menjadi lebih unggul di era digitalisasi.
Firda Aprilianti SPd, salah satu peserta studi tiru mengungkapkan kekagumannya “Alhamdulillah kegiatan ini membuat saya terkesan dengan bagaimana sekolah ini berhasil mengintegrasikan teknologi mulai dari aspek pembelajaran hingga pengelolaan administrasinya” ungkapnya.
Menurutnya sekolah berbasis digitalisasi sangat bagus untuk perkembangan sekolah pada era saat ini. Banyak dampak positif yang terpetik apabila sekolah menerapkan digitalisasi baik dari segi pembelajaran ataupun pengelolaan administrasi, salah satunya manfaat pengurangan sampah kertas.
Lebih lanjut, Firda berharap semoga kegiatan ini menjadi titik awal untuk terus berinovasi dalam dunia pendidikan. “Mari kita wujudkan sekolah yang lebih kreatif, inklusif, dan relevan dengan kebutuhan pada era saat ini yaitu era digitalisasi” harapnya.
“Dengan adanya kunjungan studi tiru ini harapannya SD Mica bisa melakukan inovasi dan pengembangan digitalisasi yang lebih baik lagi. Serta banyak ilmu yang didapatkan lebih membantu dalam kemajuan di SD Mica” ungkap Kepala SD Mica Pristiandi Teguh Cahya MPSDM.
Penulis Filda Windiana Fahraz, Editor Danar Trivasya Fikri