Potret Pelaksanaan Pembelajaran dan asesmen PjBL di SMK Muhammadiyah 8 Siliragung Banyuwangi pada Selasa (17/09/2024). (Zahrotul Janah/PWMU.CO).
PWMU.CO – SMK Muhammadiyah 8 Siliragung Banyuwangi atau SMK MODELS menerapkan pembelajaran dan asesmen PjBL (Project Based Learning) di Kelas XI Rekayasa Perangkat Lunak – B pada elemen Produk Kreatif dan Kewirausahaan.
Pada Selasa (17/09/2024), setiap siswa mempresentasikan hasil karyanya untuk fase pertama yakni branding logo dan flyer promosi di Lab. Komputer 5 SMK Muhammadiyah 8 SIliragung.
Berawal dari Permintaan untuk Content Creator
PjBL SMK Branding UMKM ini berawal dari berkembangnya permintaan content creator untuk industri pasangan ataupun pihak eksternal yang sudah mengenal skill siswa SMK MODELS untuk desain grafis dan pembuatan konten.
“Project ini diutamakan untuk UMKM di lingkaran terdekat dari siswa, ternyata banyak UMKM dari wali siswa yang belum di-branding maupun dipromosikan dalam media digital” ungkap Zahrotul Janah selaku guru pengampu elemen Produk Kreatif dan Kewirausahaan di Kelas XI RPL B .
“Ada yang orang tuanya punya usaha catering, mebel, jasa laundry, service elektronik dan lain-lain kini telah di-branding oleh putra-putrinya” tambah Zahrotul.
Adapun bentuk branding tersebut, ujar Zahrotul, mulai dengan pembuatan logo untuk memperkuat merk hingga membuat deskripsi filosofi masing-masing logo.
Pembelajaran berbasis project menambah semangat siswa-siswi karena memberikan kesempatan bagi mereka untuk belajar melalui pengalaman langsung dalam menyelesaikan sebuah proyek.
Proyek yang bukan sekadar proyek karena dampak proyek mereka dapat bermanfaat bagi UMKM yang sebelumnya usaha nya tidak di-branding apalagi terpasarkan melalui platform digital dengan desain grafis yang memadai dan siswa hadir menjawab permasalahan ini.
Saat mempresentasikan masing-masing project, siswa antusias untuk memperkuat merk dengan menyusun filosofi logo, warna dan elemen yang digunakan.
Tambah Portofolio Siswa-Siswi
Dalam presentasi ini mereka juga mendapatkan pertanyaan-pertanyaan dari teman lainnya. Kelas terasa lebih hidup karena mereka punya karya nyata dan karya itu membantu UMKM agar lebih berkelas.
Lebih lanjut, project yang para siswa-siswi kembangkan ini bukan sekadar tugas sekolah yang mengejar nilai maupun asessmen. Namun bagaimana project ini bermanfaat dan membawa dampak bagi UMKM sekaligus menjadi portofolio karya siswa-siswi yang bisa mereka tuliskan dalam Curriculum Vitae (CV).
Misalnya salah satu siswi bernama Zahra Eka Sulistya Ramadhani membuat project untuk Sweet Donuts. Maka di CV, ia bisa menuliskan pengalamannya sebagai Content Creator Sweet Donuts.
Aktivitas branding UMKM ini juga berdasarkan hasil asessmen gaya belajar peserta didik yang mayoritas dominan pada Kinestetik dan Visual. Sehingga PjBL ini membuat suasana pembelajaran lebih menyenangkan dan bersemangat untuk membranding usaha dari orang tuanya masing-masing.
Ketika mempresentasikan pun mereka juga sambil mempromosikan usaha dari orang tuanya. Jika dahulu mereka merasa minder dengan usaha orang tuanya, kini mereka justru merasa bangga karyanya melekat pada usaha orang tuanya.
Kesempatan Bantu Usaha Orang Tua
Menurut Tiara Amalia Putri salah satu siswi sekaligus aktivis Ikatan Pelajar Muhammadiyah, pembelajaran ini dapat membuatnya membantu orang tuanya.
“Pembelajaran Based Learning SMK Branding UMKM yang telah diajarkan kepada saya sangat membantu orang tua saya terutama dalam hal pemasaran produk. Karena saya bisa memperkenalkan usaha ayah saya yang belum ada pemasaran produk di sosial media” terangnya.
“Di sini saya diajarkan bagaimana cara membuat desain logo dan flyer di sosial media agar usaha ayah saya semakin terkenal. Dengan hal ini saya sebagai anak dan siswa yang bantu UMKM sangat terbantu sekali memperkenalkan mata pencaharian ayah saya” ujar Tiara.
“Saya berharap seluruh masyarakat bisa bantu UMKM dengan hal seperti ini agar UMKM di Indonesia semakin maju” harapnya.
Tiara membranding usaha orang tuanya yang bergerak di bidang service elektronik seperti mesin cuci, TV, Kulkas dan barang elektronik lainnya. SARSU Service Elektronik ini terinspirasi dari gabungan nama ayah dan ibunya.
Tiara mendesain logo yang memvisualisasikan elektronik dan flyer promosi tentang layanan apa saja yang ada di SARSU Service Elektronik. Materi yang tersampaikan mengalir dengan pertumbuhan konten.
Misalnya saat mendesain logo maka materi yang tersampaikan tentu berkaitan dengan bagaimana tips membuat logo untuk memperkuat merk. Saat pembuatan flyer kemudian tersampaikan materi layout atau tata letak.
“Project ini melatih kepercayaan diri saat berkomunikasi dengan orang lain” ungkap Netty Nurzahrima salah seorang siswi yang memiliki project membranding UMKM sate keliling.
Hal serupa juga tersampaikan oleh Muhammad Ikbal Haqiqi “Dengan adanya tugas tersebut dapat membantu para UMKM dalam mempromosikan produk yang dijual untuk memperoleh keuntungan yang lebih signifikan dan juga dapat melatih kemampuan siswa untuk berkomunikasi dan sosialisasi dengan pedagang UMKM yang dibantu usahanya” terang Ikbal.
Penulis Zahrotul Janah, Editor Danar Trivasya Fikri