Konsorsium Pendidikan
Ada pula program non-gelar yang diusulkan termasuk micro credential, visiting scholar, dan post-doc berorientasi praktik, serta program Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) untuk mahasiswa S1.
Selanjutnya, konsorsium ini akan melaksanakan pengembangan kurikulum dan pembukaan kampus pendidikan guru di Indonesia. Kampus ini akan berfungsi sebagai pusat pengembangan guru, kepala sekolah, dan tenaga kependidikan, serta pusat penelitian pendidikan dan program pascasarjana pendidikan atau pendidikan profesi.
“Kelima inisiatif program yang akan diimplementasikan dalam skema jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang ini diharapkan dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap kualitas pendidikan dan memperluas kesempatan bagi pendidik di kedua negara,” tambahnya.
Secara teknis, pelaksanaan kegiatan dalam konsorsium ini akan terbagi dalam tiga tahap utama. Pertama, pertemuan G20S yang akan dilaksanakan untuk membentuk National Steering Committee (NSC) yang terdiri dari perwakilan kedua negara bersama dengan koordinator dari LPTK dan institusi pendidikan guru di Australia.
Kedua, pembentukan sekretariat konsorsium yang akan mengelola administrasi dan koordinasi kegiatan. Ketiga, pertemuan berkala akan diadakan sekurang-kurangnya dua kali dalam setahun untuk memantau dan mengevaluasi kemajuan program.
Dengan bergabungnya FKIP UMM dalam Konsorsium Pendidikan Guru Indonesia-Australia (PGIA), Trisakti berharap akan terjadi kemajuan yang signifikan dalam kualitas pendidikan guru di kedua negara. Inisiatif ini menegaskan adanya upaya bersama dalam memajukan pendidikan dan menciptakan peluang yang lebih baik bagi para pendidik serta calon guru. (*)
Penulis Hassal Al Wildan Editor Amanat Solikah