PWMU.CO – Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW menjadi momen penting yang memiliki makna sangat dalam bagi umat Islam di seluruh dunia.
Maka dari itu, sebagai upaya menumbuhkan rasa cinta dan kasih sayang kepada Nabi Muhammad SAW, pada momen Maulid Nabi, SMA Muhammadiyah 2 (Smamda) Sidoarjo melalui Waka Al-Islam, Kemuhammadiyahan, dan Bahasa Arab (Ismuba) mengadakan kajian pada Rabu (18/9/2024) ba’da shalat Dhuhur di auditorium AR Fahruddin.
Kajian ini diikuti oleh seluruh siswa, guru dan karyawan Smamda Sidoarjo. Kajian ini bertemakan Meneladani Adab dan Akhlakul Karimah Rasulullah SAW. Hadir sebagai pemateri dalam kajian ini yaitu Ustadz Khoiri SThi MPdI.
Ustadz Khoiri yang juga dosen Universitas Muhammadiyah Sidoarjo ini menyampaikan materi terkait 3 dosa yang membuat manusia hidup sempit.
Pertama yaitu, dosa durhaka kepada kedua orang tua. Kemudian, ustadz khoiri mengutip hadits Riwayat Al-Hakim.
الَ رَسُولُ الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: يَابان مُعَجِّلان عُقُوبَتِهِمَا فِي الدُّنْيَا الْبَغْيُ وَالْعُقُوْقُ
Artinya: Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, ‘Ada dua macam dosa yang dipercepat hukumannya selagi di dunia, yaitu berbuat zalim dan durhaka kepada orang tua.
“Pada hakikatnya manusia itu saat dirinya masih kecil dan masih lemah segala tingkah lakunya selalu merepotkan orang tua, tetapi kondisi itu tidak disadari,” jelasnya.
Maka oleh Allah redaksinya dibuat واصون الإنسان supaya kita semua terus menerus berbuat baik kepada kedua orang tua. Kemudian, ada beberapa tindakan yang dianggap durhaka kepada orang tua di antaranya:
1. Membuat Hati Orang Tua Menangis
Ibnu ‘Umar pernah menegaskan bahwa,
بُكَاءُ الْوَالِدَيْنِ مِنَ الْعُقُوقِ وَالْكَبَائِرِ
Artinya: Tangisan kedua orang tua termasuk kedurhakaan dan dosa besar“. (HR Bukhari).
2. Mencela dan Menggibah Orang Tua
إِنَّ مِنْ أَكْبَرِ الْكَبَائِرِ أَنْ يَلْعَنَ الرَّجُلُ وَالِدَيْهِ». قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَكَيْفَ يَلْعَنُ الرَّجُلُ وَالِدَيْهِ قَالَ: «يَسُبُّ الرَّجُلُ أَبَا الرَّجُلِ، فَيَسُبُّ أَبَاهُ، وَيَسُبُّ أَمَّهُ
Artinya: Termasuk dosa besar, (yaitu) seseorang mencela dua orang tuanya.” Mereka bertanya, “Wahai Rasulullah, adakah orang yang mencela dua orang tuanya?” Beliau SAW menjawab, “Ya, seseorang mencela bapak orang lain, lalu orang lain itu mencela bapaknya. Seseorang mencela ibu orang lain, lalu orang lain itu mencela ibunya.(HR al-Bukhari-Muslim).
3. Membuat Orang Tua Marah
ومَن أصْبحَ عاصيًا لله في والِدَيه أصْبحَ له بابانِ مَفتوحانِ إلى النَّار
Artinya: Barangsiapa pagi-pagi membuat marah membuat marah kedua orang tuanya marah maka baginya dua pintu yang terbuka menuju neraka (H.R Baihaqi)
Maka dari itu, jaga akhlak kalian kepada orang tua, karena jika akhlak kalian tidak baik kepada orang tua maka akan membuat jatah rezeki kalian menjadi tidak baik.
Dosa berikutnya yang membuat kehidupan seseorang menjadi rumit dan menderita yakni bergaul dengan lawan jenis. Ustadz Khoiri menyampaikan bahwa kebanyakan penyakitnya anak muda yakni virus merah jambu atau virus cinta.
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا
Artinya: Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk. (QS. Al-Isra’ ayat 32).
Dosa berikutnya yang membuat kehidupan seseorang menjadi rumit dan menderita yaitu Meninggalkan Shalat.
فَخَلَفَ مِنْ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ أَضَاعُوا الصَّلَاةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوَاتِ
Artinya: Lalu datanglah sesudah mereka pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya. (QS Maryam ayat 59).
Mengakhiri paparannya, ustadz Khoiri menyampaikan agar kita selalu mengingat bahwa rezeki itu sudah diatur oleh Allah SWT. Tugas kita adalah berusaha dan berdoa. Dengan menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, Insyaallah rezeki kita akan semakin lancar.
Melalui kajian ini, diharapkan dapat menanamkan nilai-nilai keimanan dan akhlak mulia pada seluruh warga sekolah. Dengan meneladani akhlak Rasulullah SAW, diharapkan siswa dapat tumbuh menjadi generasi muda yang berakhlak mulia dan bermanfaat bagi bangsa dan agama. (*)
Penulis Muhammad Mauludy Falaakhy Editor Ni’matul Faizah