PWMU.CO – Maulid nabi biasa hanya di rayakan secara internal dengan pengajian. Sekolahnya Para Pemimpin, SMP Muhammadiyah 7 Surabaya mengambil agenda bulanan Safari Masjid special memperingati maulid nabi Muhammad Saw dengan membagikan ratusan bingkisan, pengajian, dan bermalam untuk merawat masjid Bersama Ashabul Kahfi, Selasa (17/09/2024).
“Safari masjid merupakan Salah satu program bulanan ISMUBA di masjid sekitar sekolah. Tujuannya adalah untuk meramaikan dan merawat masjid”, ungkap Ustadzah Dwi Nuryani selaku koordinator Ismuba.
Kegiatan ini bertempat di masjid At Taqwa Jalan Alun – alun Selatan Bangunsari no. 7 – 9. Diawali dengan mengumpulkan bingkisan secara bertahap dimulai sejak hari Jum’atnya, (13/9). Peserta didik diminta untuk mengumpulkan sembako berupa mie instan, gula, dan beras.
Tepat dihari Selasa, mereka diminta (17/9) lagi membawa minimal 3 kue. Hasilnya, terkumpul 297 bingkisan, diantaranya 224 pack kue, dan 60pack sembako.
Perbedaan Maulud dan Maulid
Selanjutnya, acara inti dimulai dengan sholat Ashar berjamaah, lalu dilanjut dengan rangkaian pembukaan. Selanjutnya diisi oleh 4 pemateri. Pengisi acara pertama yakni Bu Mursiah kepala SD Muhammadiyah 11, beliau menerangkan perbedaan Maulid dan Maulud.
“Maulid Nabi yang akan jatuh pada tanggal 16 September 2024 adalah peringatan hari lahir Nabi Muhammad Saw yang jatuh pada tanggal 12 Rabiul Awal dalam kalender Hijriyah. Peringatan ini merupakan momen penting bagi umat Islam di seluruh dunia, khususnya di Indonesia, untuk mengenang dan merayakan kelahiran serta perjalanan hidup Rasulullah Saw” jelasnya.
Ia menambahkan, berbeda dengan Maulud Nabi tidak hanya sekadar perayaan, tetapi juga sarana untuk merefleksikan kehidupan Nabi Muhammad SAW sebagai panutan dalam segala aspek kehidupan
Bu Robika, pemateri ke 2 adalah dari Pimpinan Daerah kot Surabaya, menerangkan sifat – sifat teladan Roshulullah.
Setelah itu, diisi oleh motivasi dari dr Zuhrotul Mar’ah Lailatussoliha. Beliau mengajak anak – anak untuk menentukan mimpi, yakni cita – cita.
“Jangan pernah malu dan takut untuk bermimpi, karena bermimpi itu gratis. Dulu saya bercita-cita untuk jadi dokter, dan terwujud, trus sekarang bonus jadi dewan DPRD Kota Surabaya,” terangnya
Ustadz Ali junaidi adalah pemateri terakhir setelah sholat maghrib, menghimbau untuk bersabarsabar dalam menjalani takdir yang ada, sabra dalam menuntut serta mengamalkan, dan mendakwahkan ilmu. Terakhir, sabra dalam menghadapi segala cobaan Allah.
Setelah itu anak – anak pulang, bertinggallah hanya Ashabul Kahfi untuk menjadi imam, muadzin dan turut merawat dengan membersihkan masjid, sekaligus membagikan sembako kepada jamaah dan warga sekitar yang membutuhkan. (*)
Penulis Rachell Fattama Az Zahra. Editor Amanat Solikah