PWMU.CO — Universitas Duta Bangsa Surakarta sukses menggelar Seminar Nasional dan Call for Paper v=bertemakan Optimalisasi Peluang Bisnis Industri Pariwisata di Indonesia Menjadi Usaha Berdaya Saing Global.
Acara ini dihadiri oleh 256 peserta. Peserta terdiri atas akademisi, praktisi pariwisata, peneliti, dan mahasiswa dari berbagai daerah di Indonesia.
Kegiatan ini dijalankan secara virtual melalui platform Zoom, Jumat (20/9/2024).
Seminar ini menghadirkan beberapa narasumber ahli. Mereka memberikan pemaparan tentang tantangan dan peluang bisnis pariwisata di Indonesia.
Tak hanya itu, namun juga membahas strategi cara agar sektor ini dapat bersaing di pasar global. Salah satu narasumber ahli yang memberikan materi pada seminar ini adalah Suyitno SE MM.
Ia merupakan Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Lamongan.
Suyitno menyampaikan pandangannya tentang pentingnya inovasi dan kolaborasi dalam memajukan pariwisata Indonesia.
Dalam pemaparannya, pria yang sedang melanjutkan studi doktoral ini menekankan pentingnya memahami dinamika pasar global yang terus berkembang.
“Pariwisata saat ini bukan hanya tentang mempromosikan destinasi. Tetapi, juga tentang bagaimana kita menciptakan pengalaman yang unik dan berkelanjutan bagi wisatawan.
Industri ini harus mampu beradaptasi dengan teknologi, memenuhi kebutuhan wisatawan yang semakin kritis terhadap isu lingkungan, serta membangun kemitraan strategis,” ungkapnya.
Ia juga menyoroti bahwa daya saing global dapat dicapai melalui transformasi digital.
Menurutnya, industri pariwisata Indonesia perlu memanfaatkan teknologi digital untuk pemasaran dan pelayanan.
“Digitalisasi menjadi kunci untuk memenangkan persaingan global. Platform online, analisis data, hingga otomatisasi pelayanan harus menjadi fokus utama bagi pelaku bisnis pariwisata,” jelas Suyitno.
Meskipun sempat terpuruk akibat pandemi, sektor pariwisata di Indonesia kini perlahan bangkit.
Suyitno mengapresiasi upaya pemerintah dalam mendorong pelaku bisnis untuk meningkatkan standar layanan serta mengembangkan potensi destinasi wisata baru.
Namun, ia mengingatkan bahwa adaptasi terhadap situasi global pasca-pandemi menjadi sangat penting.
“Indonesia memiliki kekayaan alam dan budaya yang luar biasa. Tetapi, untuk menarik wisatawan mancanegara, kita perlu menawarkan lebih dari sekadar pemandangan indah.
Infrastruktur yang memadai, keamanan, serta kenyamanan menjadi aspek yang tidak boleh diabaikan,” ujarnya.
Kolaborasi Berbagai Unsur
Ia juga menambahkan bahwa keterlibatan pemerintah dan sektor swasta sangat diperlukan untuk meningkatkan investasi di sektor ini.
Dalam penutupan sesinya, pria yang juga praktisi Artificial Intelligence ini menekankan pentingnya kolaborasi antara berbagai pemangku kepentingan.
Kolaborasi harus dimulai dari pemerintah, pelaku bisnis, hingga masyarakat lokal.
“Untuk menciptakan usaha pariwisata yang berdaya saing global, kita harus berinovasi.
Tidak hanya dalam produk dan layanan, tetapi juga dalam pendekatan bisnis.
Kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan pengusaha sangat diperlukan untuk memanfaatkan peluang secara optimal,” pungkasnya.
Acara ini juga diikuti dengan sesi call for paper. Beberapa peneliti mempresentasikan hasil riset mereka terkait sektor pariwisata.
Dari hasil diskusi yang berlangsung, harapannya muncul ide-ide baru yang mampu memperkuat posisi Indonesia sebagai destinasi wisata unggulan di dunia.
Seminar nasional dan call for paper ini berakhir dengan rekomendasi kebijakan untuk mendorong peningkatan daya saing pariwisata Indonesia di pasar global.
Kolaborasi, inovasi, dan penguatan infrastruktur menjadi kata kunci keberhasilan industri ini di masa depan.
Dengan berbagai gagasan yang disampaikan, seminar ini mampu menjadi tonggak penting dalam meningkatkan daya saing industri pariwisata Indonesia di kancah global.
Seminar ini juga menjadi inspirasi bagi pelaku bisnis untuk terus berkembang dan berinovasi.
Penulis Agus Suyatno Editor Zahra Putri Pratiwig