PWMU.CO – Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Sepanjang mengadakan kegiatan rapat kerja bersama majelis, AUM, ranting Muhammadiyah, Ortom, dan PCA Sepanjang.
Kegiatan tersebut berlangsung di Hotel Arayanna Trawas Mojokerto, Jalan Udayana No. 11, pada hari Sabtu sampai Ahad (21-22/9/2024).
Dalam kegiatan tersebut, Sekretaris Pimpinan Pusat Muhammadiyah, M Izzul Muslimin SIP memberikan sambutan dan beberapa pesan.
Keteguhan Muhammadiyah Sejak Masa Kiai Haji Ahmad Dahlan
“Muhammadiyah itu tidak pernah bekerja sama dalam hal yang akan membawa kita pada kejelekan dan keburukan.
Oleh karena itu, Muhammadiyah, ketika berada dalam posisi apa pun, selalu opsional. Bahkan, sejak zaman Kiai Haji Ahmad Dahlan, situasinya lebih sulit daripada saat ini,” ungkapnya.
“Kiai Haji Ahmad Dahlan saat itu berada dalam kondisi di mana kekuasaan tidak dipegang oleh pribumi. Pada masa itu, kekuasaan dipegang oleh kolonial Belanda atau orang kafir.
Namun, bukan berarti saat itu tidak ada jalan. Muhammadiyah masih bisa menyesuaikan diri dan bisa bertahan.
Beberapa organisasi pergerakan waktu itu bersikap nonkooperatif terhadap Muhammadiyah. Belanda waktu itu menjalankan politik yang menganggap Muhammadiyah tidak nasionalis.
Bahkan, banyak orang Muhammadiyah waktu itu yang juga berasal dari Sarekat Islam,” jelasnya.
“Bahkan saat itu ada yang disuruh memilih Muhammadiyah atau tetap di Sarekat Islam. Hal itu karena Muhammadiyah tidak diperbolehkan lagi berada di Sarekat Islam, sebab Muhammadiyah dianggap melakukan politik.”
Pada masa yang penuh tantangan, Kiai Haji Mas Mansur memutuskan untuk membentuk Partisan Indonesia. Langkah ini menjadi bagian penting dalam menghadapi situasi yang semakin kompleks, terutama bagi para tokoh Muhammadiyah yang sebelumnya aktif di Sarekat Islam.
Mereka dihadapkan pada berbagai kesulitan, baik dalam hal politik maupun sosial. Namun, Muhammadiyah tetap mampu bertahan dan melewati masa-masa sulit tersebut dengan keteguhan prinsip.
Jika dibandingkan dengan kondisi saat ini, Muhammadiyah justru memiliki lebih banyak kesempatan untuk berkembang karena situasinya jauh lebih kondusif.
Kini, kita hidup dalam negara yang dipimpin oleh bangsa kita sendiri. Seharusnya, dengan kendali di tangan kita, keadaan bisa jauh lebih baik.
Muhammadiyah, dengan fleksibilitasnya, telah menyesuaikan diri pada berbagai tingkat, baik nasional, provinsi, daerah, hingga ke cabang dan ranting.