PWMU.CO – Kaderisasi merupakan proses pembinaan dan pengembangan seseorang agar menjadi seorang kader dengan kualitas dan kemampuan yang diperlukan oleh suatu organisasi atau gerakan.
Berkaitan dengan itu, mulai Jumat sampai Ahad (18-22/09/2024) Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Jember (PC IMM) Jember melaksanakan kegiatan Pelatihan Instruktur Dasar (PID). Kegiatan yang dilaksanakan di Universitas Muhammadiyah Jember ini mengusung tema “Kulminasi peran dan fungsi instruktur dalam menggembirakan perkaderan”.
Kegiatan ini tidak hanya diikuti oleh peserta dari Jember saja, tetapi juga terdapat 3 peserta dari PC IMM Ponorogo, 1 peserta dari PC IMM Surabaya, 2 peserta dari PC IMM Lumajang, 3 peserta dari PC IMM Gresik, dan 2 peserta dari PC IMM Banyuwangi. Sedang PC IMM Jember sebagai tuan rumah mengikutkan 22 delegasi dari Jember.
Pada sesi acara pembukaan, dihadiri langsung oleh Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) IMM Jawa Timur Devi Kurniawan SKH, Dekan Fakultas Hukum Ahmad Suryono SH MH, Sekretaris PDM Jember KH Kusno SAg MPdi, dan Ketua Umum PC IMM Jember Dwi Naufal Zakaria SP.
Dalam sambutannya, Ketum PC IMM Jember Dwi Naufal mengingatkan pentingnya bekal yang bagi seorang kader IMM berupa kecerdasan spiritual, yang berarti kemampuan seseorang untuk memahami makna hidup dan menemukan kedamaian batin.
Selanjutnya ia menambahkan kecerdasan intelektual, yaitu kemampuan berpikir logis, memecahkan masalah, memahami ide-ide abstrak, serta merencanakan masa depan. Dan kecerdasan sosial sebagai kemampuan seseorang untuk memahami, berinteraksi, dan menjalin hubungan yang baik dengan orang lain, serta merespon dengan cara yang tepat dalam berbagai situasi sosial.
Organisasi Perkaderan
Sedangkan Ahmad Suryono sebagai wakil dari Pimpinan Universitas Muhammadiyah Jember dalam sambutannya mengkritisi gerakan IMM saat ini yang masih unggul dari sisi kualitatif namun tidak dengan unggul dari sisi kuantitatif. Karena itu, Suryono mendorong kader-kader IMM perlunya untuk juga mengenal organisasi di luar IMM.
Pada kesempatan yang sama, Master of Training (MoT) Robi’ Alighan Hanantaqi SH mengatakan, bahwa menjadi instruktur IMM itu harus memiliki kemampuan pedagogi kritis, uswatun hasanah, dan hikmah. Keharusan ini karena peran dan fungsi dari seorang instruktur tidak jauh dari falsafah perkaderan.
Sebagai sambutan utama, Ketua DPD IMM Jatim Devi Kurniawan menyampaikan bahwa Generasi Z merupakan generasi yang unik dengan karakteristik dan potensi yang berbeda dari generasi sebelumnya. Generasi ini lebih suka berkumpul pada komunitas-komunitas daripada bergabung pada ORMEK (Organisasi Ekstra Kampus).
Menurutnya, IMM jangan menjadi organisasi eksklusif, namun jadilah sebagai organisasi inklusif. Perbanyaklah berkolaborasi dengan OMEK lain demi mencapai tujuan bersama, tapi jangan melanggar AD/ART. Devi juga berpesan agar IMM menjadi leader of change di tengah era ketidakpastian ini.
Kegiatan PID yang berlangsung selama 5 hari ini, peserta akan dibekali 7 (tujuh) materi yang meliputi: 1) Sistem Perkaderan Rasulullah dan Muhammadiyah, 2) Sistem Perkaderan Ikatan, 3) Keinstrukturan, 4) Grand Design Perkaderan, 5) Monitoring dan Evaluasi, 6) Psikologi Kader, dan 7) Manajemen Perkaderan.
Setelah secara teoritis materi tersampaikan, peserta dilatih dalam membuat rekayasa penyelesaian masalah melalui edukasi, role play, dan kelompok belajar. Semua materi dibahas dalam bentuk Forum Grup Diskusi (FGD). (*)
Penulis Raditya Arkan Editor Amanat Solikah