Di sisi lain, Arum menerangkan SCDC adalah CoE yang cukup ketat menerapkan kurikulum. Apalagi kurikulum terkait merupakan hasil kolaborasi pihak prodi dan mitra industri. Dalam pelaksanaannya, kelas di SCDC diampu oleh kolaborasi dosen internal dan praktisi.
Tidak hanya dalam bentuk kuliah di kelas maupun di lab, peserta SCDC juga ditempatkan di berbagai unit di UMM, unit bisnis milik UMM dan amal usaha Muhammadiyah untuk mempratekkan optimasi media sosial.
“Pada semester berikutnya, mahasiswa akan mengikuti internship full satu semester di perusahaan-perusahaan dan instansi mitra,” terang Arum.
Berbeda dengan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) lain di mana mahasiswa memperoleh konversi mata kuliah sebanyak 20 SKS, pada SCDC mereka mendapat mata kuliah khusus.
“Ada enam mata kuliah berbeda dari regular yang berhak diperoleh mahasiswa. Enam mata kuliah itu adalah Research for Social Media, Social Media Structure, Social Media Strategy, Digital Marketing Performance, Project Management, Social Media Optimization Practice, dan Internship on Social Media Optimization,” katanya.
Ketua Prodi Komunikasi UMM, Nasrullah, menekankan bahwa CoE di prodinya dibangun dari kesadaran menjawab tantangan perubahan di dunia komunikasi. Saat ini, ujarnya, tidak mungkin menghindari dunia digital. Untuk memenangkan persaingan, maka diperlukan kreativitas.
“Kekuatan mahasiswa Komunikasi UMM adalah di kreativitas, saya yakin paling kreatif. Makanya kekhasan prodi saat ini adalah creative digital communication,” pungkasnya. (*)
Penulis Hassan Al Wildan Editor Amanat Solikah