PWMU.CO – Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Grabagan, Tulangan melalui Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) yang dimilikinya yaitu Masjid Al Mahdi mengadakan Kajian rutin tentang Kesehatan Islam. Tema yang diangkat yaitu ‘Maraknya Gagal Ginjal pada Anak’, Sabtu (21/09/2024).
Kajian ini menghadirkan Direktur RS ‘Aisyiyah Siti Fatimah Tulangan, Dr Tjatur Prijambodo MKes sebagai pemateri.
Memulai paparannya, pemateri menjelaskan mengenai alasan mengangkat tema ini.
“Tema ini diangkat karena sebagai bentuk keprihatinan para dokter melihat banyaknya anak yang sudah cuci darah dikarenakan penyakit gagal ginjal,” terang pemateri.
“Mengapa kok bisa terjadi? jawabannya adalah karena semua by design,” ujarnya.
“Hal ini bisa dilihat dengan maraknya makanan cepat saji yang menjadi makanan favorit generasi Alpha atau anak muda. Ke depannya, hal ini bisa membuat terjadinya lost generation akibat gaya hidup hedonis serta kebiasaan memakan makanan cepat saji tersebut,” imbuhnya.
Dr Tjatur juga menjelaskan bahwa, saat ini anak-anak disebut juga sebagai Generasi Stroberi. Istilah itu menggambarkan generasi yang tumbuh dalam era kemudahan, kemewahan, namun rapuh secara mental dan fisik.
Generasi ini tampak indah dari luar, tetapi memiliki daya tahan yang lemah dalam menghadapi kesulitan hidup. Fenomena ini bukanlah kebetulan. Penyakit gagal ginjal bisa terjadi karena pola hidup modern yang telah dirancang dengan sangat rapi oleh berbagai elemen industri. Selain itu juga bisa disebabkan karena gaya hidup yang hedonistik.
Salah satu dampak yang paling mencolok dari gaya hidup ini adalah meningkatnya kasus gagal ginjal, terutama di kalangan anak-anak dan remaja. Gagal ginjal yang sebelumnya hanya dialami oleh orang dewasa, kini kerap menimpa anak-anak dari generasi stroberi.
Apa yang membuat fenomena ini begitu mengkhawatirkan? salah satu jawabannya adalah karena pola konsumsi makanan dan minuman olahan yang kaya akan garam, gula, dan bahan pengawet.
Makanan-makanan ini tidak hanya digemari, tetapi juga dipasarkan secara masif, sehingga tanpa sadar telah menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari. Contohnya adalah sosis, nugget, makanan kaleng, hingga minuman-minuman berenergi yang menjadi pilihan praktis bagi keluarga modern.
Semua makanan lezat tersebut mengandung natrium, pengawet, dan zat adiktif lainnya yang secara perlahan dapat merusak kesehatan, terutama ginjal. Ketika ginjal dipaksa bekerja keras untuk menyaring racun dari zat-zat tersebut, dalam jangka panjang organ ini akan kelelahan dan fungsinya menurun, hingga akhirnya gagal menjalankan perannya.
Pola asuh orang tua dari generasi Y, yang saat ini menjadi orang tua dari generasi Alpha, turut memperparah situasi ini. Kini, orang tua selalu ingin memberikan segala kenyamanan kepada anak-anak mereka. Tidak jarang, orang tua dari generasi Y ini berkeinginan agar anak-anaknya tidak merasakan perjuangan yang pernah mereka alami, akibatnya, anak-anak generasi Alpha terbiasa mendapatkan segala hal yang mereka inginkan dengan mudah.
Jika makanan olahan dikonsumsi terus-menerus, maka akibatnya akan memperberat kerja ginjal. Anak-anak yang seharusnya menikmati masa kecil dengan kesehatan prima, kini harus menjalani perawatan cuci darah karena ginjal mereka sudah tidak mampu menyaring racun dalam tubuh.
Ironisnya, semua ini terjadi dalam konteks modernisasi yang diatur dengan rapi. Produk makanan serta minuman yang menyebabkan kerusakan kesehatan ini tetap diizinkan beredar dan dikonsumsi, karena mereka adalah bagian dari industri besar yang juga menghasilkan keuntungan besar bagi pemerintah melalui pajak dan perputaran ekonomi.
Mengakhiri paparannya, Dr Tjatur menyampaikan dua pesan.
Pertama, berhati-hatilah dengan makanan cepat saji, minuman berenergi, dan kebiasaan hidup yang tidak sehat karena ini semua bukanlah kebetulan, melainkan by desain. Sebuah skenario yang diciptakan oleh industri demi keuntungan, tanpa memikirkan dampak jangka panjang bagi kesehatan masyarakat.
Kedua, orang tua memiliki tanggung jawab untuk melindungi anak-anak dari ancaman lost generation. Berikan mereka edukasi terkait pentingnya pola makan sehat, serta batasi konsumsi makanan dan minuman olahan.
Kajian lengkapnya dapat diakses di https://youtu.be/HxhCPPQa2U0?si=56wdyPY_Vxdcvvb1. (*)
Penulis Sumardani Editor Ni’matul Faizah