Sementara itu, partisipan pada divisi visualisasi CAD, Muhammad Rezvan Chauzar mengaku sangat tertantang dengan project ini.
“Tantangan terbesar bagi saya adalah menciptakan model tiga dimensi yang sesuai dengan gambaran dari divisi-divisi yang lain secara akurat, namun tetap dapat mempertahankan aspek fungsionalnya”, ungkapnya
Dalam kurun waktu 4 bulan, tim Smamda sudah melakukan sekitar 8-10 kali diskusi untuk mempersiapkan dan menyelesaikan project ini.
“Kami mempersiapkan semua hal yang dibutuhkan untuk STEM, mulai dari mengisi Power Point (PPT), melakukan observasi eksperimen, membuat sketch kota, menampilkan design menggunakan sketchup, membuat video dan finalnya adalah melakukan pertemuan melalui zoom dengan Australia pada Kamis (12/09/2024),” jelas Safira.
Untuk menyelesaikan project ini, ia tidak hanya melakukan diskusi dengan anggota saja, tetapi juga dengan para guru pendamping, baik melalui google meeting maupun pertemuan offline.
Hasil project masing-masing sekolah ini ditampilkan di padlet. Pada saat kegiatan presentasi final hasil project ‘Global Design Challenge’ bersama Viewbank College, tim Smamda terlihat sangat kompak dan aktif.
Tim ini juga sangat jelas dan lengkap dalam menjelaskan setiap komponen dari project yang sudah dibuat. Penampilan tim Smamda ini tentunya sangat membuat bangga sekolah dan para guru pendamping STEM.
“Saya tentunya sangat bangga dengan anak-anak. Mereka sangat mandiri dan ikhlas untuk mempersiapkan project ini. Mereka mampu menyelesaikan project ini dengan sangat luar biasa. Ketika ditanya mengenai progres project, mereka selalu siap menjawab dengan jawaban yang memuaskan,” ungkap Guru Bahasa Inggris pendamping STEM, Agung Prasetyo SS.
Agung juga menjelaskan bahwa para siswa Smamda berhasil menyelesaikan project tanpa disuruh. Ketika presentasi dengan Aussie pun mereka ternyata lebih siap.
Safira pun menyampaikan jika kegiatan STEM dan acara lainnya yang bekerja sama dengan Australia adalah kesempatan bagus untuk belajar dan menambah wawasan.
“Kegiatan STEM ini merupakan kesempatan yang bagus untuk belajar mengenai Sustainable Development Goals (SDG’s) dan biodiverse-city. Harapannya semakin banyak kegiatan-kegiatan seperti STEM ini untuk mengasah skill yang jarang diasah di pembelajaran biasa,” harapnya.
“Semoga adik-adik kelas bisa terus mengharumkan nama Smamda Surabaya di kancah Internasional,” pungkasnya. (*)
Penulis Eka Haris Prastiwi Editor Ni’matul Faizah