Muhsin MK – Aktivis Muhammadiyah
PWMU.CO – Ungkapan sedikit bicara banyak bekerja dalam Muhammadiyah bukan berarti tidak boleh bicara atau berbicara sama sekali. Setiap pemimpin Muhammadiyah akan selalu diminta memberikan sambutan, pidato, pengarahan, pengajian, pemaparan, tausiyah dan sejenisnya.
Semua ini bukan banyak bicara sedikit bekerja. Sebab bagi pemimpin Muhammadiyah melakukan bicara seperti itu semua pun merupakan bagian dari bekerja dan aktifitas yang dilaksanakannya..
Apalagi bagi pemimpin Muhammadiyah yang berprofesi sebagai dosen, guru, mubaligh, kyai, ustadz, trainer, penatar, komentator, penyiar dan sejenisnya. Ya memang bicara itu pekerjaannya. Bahkan ada yang dibumbui humor agar pendengarnya tidak mengantuk.
Mungkin sedikit bicara itu dimaksudkan tidak banyak ngobrol ngalor-ngidul, membual, kelakar yang dibuat buat, suka debat kusir, gosip, gibah, fitnah dan sejenisnya. Hal ini yang perlu dikurangi. bahkan dihindari dan dijauhkan oleh pemimpin Muhammadiyah.
Karena itu dari pada banyak bicara yang sia sia dan banyak mudaratnya seperti itu, nasehat Rasulullah, ya lebih baik diam. Apalagi diam itu emas.
Namun bukan berarti pemimpin Muhammadiyah itu orang yang pendiam, apalagi diam saja tak pernah bicara dan bekerja. Bisa terjadi muncul pandangan masyarakat, “Diam diam loh dia punya istri lagi”.
Pendiam dalam konteks menghindari banyak bicara yang tidak baik dan benar, atau tidak memberikan manfaat dan maslahat. Juga dalam konteks diam karena sedang berfikir dan merenung apa yang akan atau hendak dikerjakan dan di wujudkannya dalam Muhammadiyah.
Orang yang banyak berfikir cenderung berdiam diri. Sebab tidak mungkin dia memikirkan sesuatu sambil bicara. Kecuali saat pemimpin sedang bermusyawarah dan berdiskusi. Dia sambil bicara ya juga berfikir sesuai materi yang dibahasnya.
Dalam bermusyawarah, pemimpin Muhammadiyah tentu akan banyak bicara, baik sebagai pimpinan sidang atau sebagai pengarah dan pemberi sambutan atau materi yang hendak dibahasnya.
Bahkan ada yang melakukan protes ketika ada pendapat yang tidak bisa diterimanya. Namun adab bermusyawarah dan berbicara tetap harus dikedepankan.
Tentunya bukan menuruti hawa nafsu amarah dengan caci maki dan sumpah serapah. Apalagi dia lempar dan banting kursi meja serta main adu jotos. Ini bukan kepribadian Muhammadiyah yang berdasarkan Islam.
Musyawarah ini juga bagian dari kerja pemimpin Muhammadiyah. Banyak bicara dalam forum ini pun dalam rangka mengemukakan ide dan gagasan serta bagaimana merealisasikannya.
Sebagaimana terealisasinya suatu program, termasuk amal usaha Muhammadiyah. Hal ini tidak terlepas dari pemikiran, ide dan gagasan pemimpin persyarikatan.
Katakanlah, KH Ahmad Dahlan saat hendak mendirikan Muhammadiyah juga tidak terlepas dari ide, gagasan dan pemikiran yang dilakukannya. Semua ini dijadikan sebagai konsep dan bahan kajian orang orang yang menjadi teman seperjuangan dan murid murid beliau. Lalu akhirnya dikerjakan secara bersama sama dalam mewujudkannya.
Tentu ada pembicaraan pembicaraan diantara mereka hingga akhirnya berdiri Muhammadiyah. Begitu pula yang terjadi dalam mewujudkan amal usaha Muhammadiyah dalam masyarakat.
Setelah Muhammadiyah dan amal usahanya berdiri dan tidak terlepas dari pemikiran, pembicaraan dan pekerjaan, lalu timbullah semangat dalam diri mereka untuk sedikit bicara banyak bekerja.
Namun dampaknya, orang orang Muhammadiyah terkesan kemudian tidak banyak bicara jika tengah berkumpul dengan kelompok ormas lainnya. Akibatnya, sikap kritis tidak muncul karena menghindari banyak bicara.
Kelompok dan ormas lain lalu yang memanfaatkan forum forum kebangsaan dan kenegaraan untuk memainkan perannya. Apalagi meraka memang dilatih untuk bisa banyak bicara, diskusi dan debat sekalipun.
Tentu Pemimpin Muhammadiyah juga belajar dan bisa, namun itu digunakan pada tempatnya. Seperti dilakukannya saat ceramah, diskusi panel, simposium, seminar ilmiah dan pertemuan formal dalam forum nasional dan internasional. Apalagi yang berkaitan dengan Islam dan ummatnya.
Walaupun demikian, hal itu tidaklah membuat pemimpin Muhammadiyah tertinggal dengan ormas lainnya. Karena bagi mereka yang utama terus saja bekerja tanpa banyak bicara. Ternyata ada hikmah dan dampaknya, pada perkembangan dan kemajuan amal usaha Muhammadiyah di seluruh Indonesia dan dunia.
Ormas lain juga berusaha membangun amal usahanya dengan menggunakan kekuatan dan kekuasaan orang orangnya yang berada dalam pemerintahan. Memang membanggakan bagi jamaahnya.
Namun dalam realitasnya tetap saja keunggulan masih didapatkan Muhammadiyah. Karena pemimpin Persyarikatan sedikit bicara banyak bekerja, dilaksanakan dengan ikhlas, mandiri dan tanpa mengharapkan bantuan pemerintah dan menghindari hutang.
Dengan demikian, sedikit bicara banyak bekerja terbukti memberikan pengaruh yang luar biasa pada perkembangan dan kemajuan Muhammadiyah di Indonesia, bahkan di dunia. Berdirinya sekolah persyarikatan di Australia, Mesir dan universitas di Malaysia adalah hikmah dan buah kepribadian Muhammadiyah tersebut.
Pengakuan obyektif dalam hal itu tidak hanya datang dari dalam negeri, melainkan juga kalangan luar negeri. Dewasa ini Muhammadiyah dipandang sebagai ormas Islam terbesar, bukan dalam kuantitas anggotanya, melainkan dalam amal usahanya, termasuk kualitasnya..
Bahkan pemerintah yang sedang berkuasa pun tidak melupakan peran dan jasa Muhammadiyah di Indonesia dan dunia. Hikmahnya, ada saja kader persyarikatan yang diminta menjadi pejabat negara dan pemerintahan.
Pejabat negara dan pemerintahan yang berasal dari Muhammadiyah pun menunjukkan pula, sedikit bicara banyak bekerja. Berbagai aktifitas lebih dikedepankan daripada perkataan, walau tidak mengenyampingkan bicara, berpidato dan sejenisnya.
Dengan sedikit bicara banyak bekerja pejabat negara dan pemerintahan dari Muhammadiyah juga berusaha melakukan program clean government. Karena itu tidak terjadi pada jabatan dan pribadinya terlibat Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) pada saat tengah menjabat.
Bahkan pemimpin Muhammadiyah yang menjadi pejabat negara dan pemerintahan berusaha untuk hidup sederhana. Ini bukan sekedar semboyan dan slogan, melainkan benar benar diwujudkan dalam kehidupan pribadi dan keluarganya.
Kebijakan kebijakan yang diambilnya dan program program yang direalisasikannya sebagai pejabat negara dan pemerintahan pun benar benar pro rakyat. Dia perduli dan penuh perhatian pada nasib dan penderitaan rakyat Indonesia.
Selain itu dia tidak mengabaikan pula untuk melakukan kerjasama dan kolaborasi saling memajukan dan menguntungkan dengan Muhamadiyah. Umumnya tetap perduli dan perhatian pada organisasi dan amal usaha persyarikatan.
Meskipun pemimpin Muhammadiyah sendiri tidak meminta minta jabatan dalam negara dan pemerintahan. Namun mereka mendorong pejabat negara dan pemerintahan yang menjadi kader dan pimpinannya itu agar tidak menyalah gunakan kekuasaan untuk kepentingan persyarikatan.
Namun sudah menjadi kepribadian kader dan pemimpin Muhammadiyah yang menjadi pejabat negara dan pemerintahan Indonesia. Apabila dia sedang bertugas di daerah tanpa diminta, dengan sendirinya akan bersilaturahim dan mengunjungi organisasi dan amal usahanya.
Kedatangannya pun sedemikian sederhana tanpa minta disambut secara berlebihan sebagaimana pejabat lain. Apa yang bisa diberikan untuk organisasi dan amal usaha Muhammadiyah yang dikunjungi juga tidak diabaikannya.
Sekurang kurangnya dia telah datang menengok, walaupun di lokasi yang jauh dari kota. Dia pun tanpa banyak bicara, ternyata kehadirannya itu telah memberikan pengaruh dan motivasi bagi pimpinan dan jamaah Muhammadiyah yang dikunjunginya.
Sungguh perkembangan dan kemajuan Muhammadiyah dan amal usahanya tidak terlepas dari kepribadian pemimpinnya yang sedikit bicara banyak bekerja. Kepribadian ini perlu dipertahankan dan dijadikan syarat kepemimpinan persyarikatan ke depan.
Dibeberapa daerah pemimpin Muhammadiyah diam diam bekerja dalam senyap sejak dilakukan ground breaking hingga launching berdiri bangunan megah bertingkat tinggi. Bangunan itu pun dibangun tanpa banyak bicara, berhutang dan meminjam di bank.
Ternyata pembangunan itu bisa dilakukan dan berdiri tegak bertingkat tinggi. Sebagaimana pembangunan hotel suara Muhammadiyah di Yogyakarta dan banyak pembangunan gedung amal usaha Muhammadiyah lainnya. Inilah salah satu hikmah dari sedikit bicara banyak bekerja.
Editor Teguh Imami