Kenapa yang kreatif malah negara lain? Negara kita hanya konsumen atau pengguna. Kenapa mereka ada percepatan seperti itu kenapa kita tidak? Kenapa pendidikan kita tidak jadi seperti yang kita inginkan. Mestinya kita bisa.
“PR kita di pendidikan. Sayang di sekolah banyak diajarkan kompetensi daripada kolaborasi. Padahal dalam bisnis apapun semua dikerjakan bersama-sama. Jejaring diciptakan, dipelihara. Bapak kalau jaringannya kuat. Di manapun bapak punya saudara. Di situlah rezeki bapak ibu,” ungkapnya.
Real self menuju ideal self. Klo bapak ibu mau berkembang jujurlah pada diri sendiri. Posisi kita di mana. Profil lulusan. Indikator kata Soe Howard. Ahsanannas apikan, ajwadannas, Loman, asyja’annas, wani, kendel. Sama dengan profil nabi Muhammad Saw.
“Saya memandang, kebahagiaan selalu hadir jika suka dan duka dinilai sama. Mengembangkan kehidupan yang berimbang antara karir dan keluarga. Semoga kita bahagia di karir dan keluarga kita,” paparnya.
Direktur pascasarjana UMSurabaya Prof Dr H Abdul Hadi MAg mengucapkan selamat bergabung kepada mahasiswa baru pasca. Dia mengatakan, bahwa pada hari ini mahasiswa baru pascasarjana akan diperkenalkan cara mendapatkan ilmu di S2. Kalau S1 kita meraih ilmu yang belum diketahui, sedangkan di S2 kita mendapat ilmu dari kajian-kajian, mengapa begitu mengapa begini, ini penekanannya di penelitian.
“S2 bukan mendapatkan ilmu dari dosen. Dosen hanya membimbing, dosen mengajak bapak ibu. Dosen itu memandu memandu memandu. Ilmu S2 yang diperoleh dari kajian kita. Kalau kita pasif ya nggak dapat apa-apa. Makanya harus aktif. Mudah-mudahan kita mendapatkan ilmu yang banyak dari kajian-kajian kita,” tuturnya. (*)
Penulis Mulyanto Editor Amanat Solikah