Ditulis oleh Azkia Fithri Muis. Dia merupakan Guru pendamping Khusus di SD Kreatif Muhammadiyah 1 Lumajang
PWMU.CO – Apakah ABK bisa sekolah? Sekolah apa yang tepat untuk ABK?
Pertanyaan ini sering muncul pada orangtua yang dianugerahi ABK. ABK adalah Anak berkebutuhan khusus yaitu anak yang secara fisik, mental maupun perilaku berbeda dengan anak normal lainnya. Definisi ABK menurut Bachri (2010) adalah individu yang memiliki karakteristik berbeda dari individu lain yang dipandang normal oleh masyarakat umumnya. ABK ini secara perkembangan mengalami hambatan, keterlambatan ataupun gangguan sehingga mengakibatkan anak berbeda baik secara fisik, mental maupun secara perilaku.
Ada beragam jenis ABK, diantaranya yaitu tuna netra, tuna rungu, tuna wicara, tuna grahita, ASD (Autism Spectrum Disorder) yang biasa dikenal Autis, ADHD (Attention Deficit Hiperactive Disorder) dan beragam ketunaan lainnya. Untuk ketunaan secara fisik dapat langsung terlihat secara kasat mata, akan tetapi untuk jenis ketunaan berupa hambatan mental, emosional maupun perilaku perlu analisis lebih mendalam dan hasil pengamatan dari para ahli untuk menegakkan diagnosa gangguan yang dialami anak. Orangtua dapat berkonsultasi dengan ahli baik itu dokter anak, psikolog maupun terapis untuk memberikan gambaran ketunaan serta mendiagnosa gangguan. Dengan demikian, anak dapat diberikan penanganan sesuai dengan kebutuhannya.
Hambatan yang sering dialami ABK adalah kemampuan untuk mengungkapkan pikiran, perasaan dan inisiatif secara verbal yang mempengaruhi pola komunikasi dengan lawan bicara. ABK sulit mengungkapkan keinginannya lewat bicara. Sehingga lebih sering mengungkapkan pikiran maupun perasaannya lewat fisik misalnya memukul, mendorong atau berteriak dan bahkan tantrum. Hal ini yang masih kurang difahami lingkungan sosial yang lebih luas.
Pada dasarnya, ABK membutuhkan sekolah untuk mendapatkan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi mereka. Sekolah memberikan lingkungan yang mendukung perkembangan keterampilan akademik, sosial, emosional, dan keterampilan hidup yang penting bagi ABK. Beberapa alasan mengapa ABK perlu sekolah adalah di sekolah, ABK mendapatkan pelayanan kurikulum yang di adaptasi, kesempatan untuk membangun interaksi sosial yang luas, meningkatkan kemandirian, mendapatkan dukungan secara professional, dan dapat membantu ABK merancang masa depan yang tepat.
Sebelum menentukan sekolah yang tepat untuk anak. Orangtua perlu mendapatkan gambaran tentang kemampuan anak. Ada beberapa kemampuan yang harus dikuasai anak untuk bisa masuk ke jenjang sekolah, diantaranya adalah kemampuan dasar, kemampuan berkomunikasi, kemampuan kontrol perilaku, kemampuan mengelola emosi, kemampuan bersosialisasi, kemampuan fokus dan konsentrasi serta kemampuan akademik.
Dalam memilih sekolah, orangtua harus bijak menentukan sekolah apa yang tepat untuk ABK sesuai dengan kebutuhannya. ABK yang masih mengalami hambatan dalam komunikasi maupun bersosialisasi cenderung sulit untuk beradaptasi di sekolah dengan lingkungan yang majemuk dan luas. ABK yang belum tuntas perkembangan toilet training maupun bina diri akan mengalami kesulitan dalam mengikuti kegiatan yang ada di sekolah.
ABK yang bersekolah membutuhkan dukungan layanan pendidikan yang lebih komprehensif. Mengingat hambatan yang dialami oleh anak berkebutuhan tersebut mengakibatkan anak anak mengalami kesulitan beradaptasi dengan lingkungan normal biasanya. Disamping itu, orangtua mengharapkan anak mereka mendapatkan pelayanan pendidikan yang terbaik. Orangtua juga memiliki harapan agar anak mereka bisa diterima di lingkungan yang lebih luas terutama di lingkungan sekolah. Karena tidak jarang anak anak yang memiliki kebutuhan khusus ini sering menjadi korban perundungan /bullying anak anak yang lain.
Jika ABK tersebut masih dalam taraf bina diri, orang tua dapat memilih pendidikan di rumah (home schooling) untuk melatih kemampuan bina diri dan kemandirian anak. Jika ABK sudah dapat bersosialisasi dengan lingkungan sekitar, akan tetapi masih terbatas pada lingkungan yang terbatas, orangtua dapat memilih memasukan ABK pada kelas kelas khusus seperti sekolah luar biasa (SLB) atau tempat terapi dengan penanganan one-on-one.
Untuk memilih sekolah yang tepat untuk ABK, orangtua perlu berkonsultasi dengan ahli untuk menentukan sejauh mana anak mampu dan bisa diterima di lingkungan sekolah. Para ahli akan memberikan gambaran konkret tentang perkembangan anak dan kebutuhan layanan yang terbaik untuk tumbuh kembang anak. Karena tidak semua sekolah memiliki sumber daya yang cukup untuk mendukung penerimaan ABK di sekolah mereka.
Dengan berkonsultasi, orangtua akan mendapat gambaran tentang kemampuan anak, apakah orangtua perlu memberikan layanan pendidikan berupa homeschooling atau anak membutuhkan penanganan intervensi khusus (one on one), lingkungan terbatas (kelas khusus) sekolah luar biasa (SLB) atau anak sudah mampu bersosialisasi dengan lingkungan yang lebih luas (kelas reguler/kelas inklusi).
Pertanyaan “Apakah ABK saya bisa sekolah?” “Sekolah apa yang tepat untuk anak ABK saya?” jawabannya dapat dikonsultasikan dengan para ahli dan kembali kepada orangtua dengan melihat dasar kemampuan anak dan kebutuhan pelayanan yang tepat untuk ABK.
Editor Teguh Imami