PWMU.CO – Pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah (PCPM) Siman, Kabupaten Ponorogo menggelar Baitul Arqom Dasar (BAD) dengan tema ‘Meneguhkan Eksistensi Gerakan kader untuk Penguatan Kepemimpinan Pemuda Muhammadiyah di tingkat Cabang dan Ranting’, Sabtu-Minggu (28-29/09/2024).
BAD yang diselenggarakan di SD Muhammadiyah Terpadu (SDMT) Ponorogo ini diikuti oleh 56 orang perwakilan dari Ranting Pemuda Muhammadiyah yang ada di wilayah Siman.
Kegiatan ini diselenggarakan karena saat ini, pengkaderan semakin tidak diminati oleh kalangan anggota Pemuda Muhammadiyah termasuk juga pengurus Muhammadiyah. Maka dari itu persoalan ini harus dicarikan solusinya. Selain itu, saat ini pengkaderan di Pemuda Muhammadiyah juga terasa dingin dan tidak menimbulkan ‘syahwat’.
Realitas semacam inilah yang terjadi pada tingkatan institusional dan organisasi Pemuda Muhammadiyah saat ini. Hal ini akan berimplikasi pada ketiadaan pengkaderan formal yang diadakan oleh pengurus Pemuda Muhammadiyah, mulai dari tingkat pusat hingga ranting.
Maka dari itu, BAD adalah salah satu bentuk kegiatan pengkaderan yang dilakukan oleh Pemuda Muhammadiyah.
Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat ideologi Muhammadiyah dan menghasilkan kader yang mumpuni dalam berorganisasi.
Pada kegiatan ini peserta akan belajar tentang cara Bermuhammadiyah yang sebenarnya, cara mengembangkan potensi diri dan menegakkan amar ma’ruf nahi mungkar.
Kegiatan ini diharapkan mampu menciptakan kader Pemuda Muhammadiyah yang mempunyai komitmen serta pemahaman ideologi Persyarikatan dan keislaman. Selain itu, juga diharapkan mampu menciptakan kader yang memahami strategi implementasi dakwah Islam amar ma’ruf nahi munkar.
Diharapkan dengan adanya kegiatan ini, para kader dapat memiliki wawasan, keterampilan, sikap integralistik, holistik, kemampuan untuk merumuskan anatomi gerakan, pemetaan opini dan isu yang berkembang, baik di skala nasional maupun regional.
Hal tersebut senada dengan apa yang disampaikan oleh Ketua PCPM Siman, Syahrur Rizqi Hidayatullah SAg.
Ia menyampaikan bahwa keberadaan kader mempunyai peranan penting bagi keberlangsungan sebuah organisasi. Kader adalah penerus, tanpa kader bisa jadi ruh gerakan tidak akan terasa atau bahkan hilang dari peredaran karena organisasinya ada, namun tidak ada pergerakan. Dengan demikian, kegiatan pengkaderan adalah sebuah keniscayaan.
“Sebagai Pimpinan cabang, kami selalu berusaha mengemas kegiatan BAD ini semenarik mungkin agar peserta BAD bisa mengikuti dengan semangat. Selain diberikan materi, peserta juga diberi ruang untuk mendalami materi yang telah diberikan dalam bentuk Focus Group Discussion (FGD). Dengan begitu, peserta bisa memahami materi secara mendalam sehingga dapat menjadi kader yang berkompeten dan militan,” ujarnya.
Ia juga juga menyatakan bahwa setelah kegiatan BAD ini selesai, proses pengkaderan tidak berhenti sampai di sini. Selanjutnya akan ada follow up sebagai tindak lanjut dari proses pengkaderan formal.
“Peserta yang dinyatakan lulus pengkaderan akan terus didampingi dan diarahkan untuk membentuk Pimpinan Ranting Pemuda Muhammadiyah di desa masing-masing, sehingga bisa menjadi pelopor, pelaksana dan penyempurna gerakan Muhammadiyah di tingkat cabang maupun ranting,” pungkasnya. (*)
Penulis Miftahul Rahman Editor Ni’matul Faizah