PWMU.CO – SD Muhammadiyah Kompleks Gresik (SD Mugres) adakan kajian Penguatan Sumber Daya untuk seluruh guru dan karyawan, Sabtu (21/9/2024).
Kajian ini mengangkat topik penguatan dengan topik pencegahan penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif (NAPZA), serta perundungan (bullying) di satuan pendidikan.
SD Mugres menghadirkan dua narasumber, yakni tim dari Badan Nasional Narkotika (BNN) Kabupaten Gresik untuk topik pencegahan narkoba. Sedangkan untuk topik pencegahan perundungan, menghadirkan Dr Djoni Setiawan SPd MPd dari Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Jawa Timur.
Kegiatan ini juga dihadiri oleh Ketua Majelis Dikdasmen PCM Gresik, Dr Sukaris MSM dan Pengawas SD Kecamatan Gresik, Supriyadi SPd.
Kepala Sekolah SD Mugres Kampus A, Eka Meitasari SPd dalam sambutannya mengungkapkan pentingnya kegiatan ini.
“Saya sangat bangga kepada Bapak-Ibu guru dan karyawan SD Mugres yang selama ini berupaya meningkatkan kinerja. Dengan begitu, kita mendapatkan apresiasi sebagai salah satu sekolah berkemajuan terbaik tahun 2024 berdasarkan rapor pendidikan,” ucapnya.
Meita berharap bahwa dengan kegiatan ini dapat memberikan pengetahuan tentang pemahaman terhadap NAPZA. Juga sebagai upaya SD Mugres dalam membentuk lingkungan sekolah yang ramah anak.
Bahaya NAPZA dalam Lingkungan Sekolah
Tim BNN Gresik memaparkan tentang bahaya penyalahgunaa NAPZA kepada seluruh Bapak/Ibu guru SD Mugres. Tim BNN menyatakan bahwa Jawa Timur merupakan provinsi dengan prevalensi narkoba tertinggi kedua di Indonesia.
Narkoba terbagi menjadi tiga golongan, di mana tiap golongan memiliki kapasitas yang berbeda dan hanya diperbolehkan untuk kebutuhan medis. Penyalahgunaan narkoba dapat dipengaruhi oleh empat faktor: individu, lingkungan, kemiskinan, dan penipuan pengedar.
“Oleh karena itu, sebagai pendidik, penting untuk memiliki pengetahuan tentang bahaya narkoba dan cara penanggulangannya,” ungkap salah satu pemateri.
BNN Gresik juga menegaskan bahwa pengguna narkoba tidak akan sembuh sepenuhnya, meskipun sudah menjalani rehabilitasi medis.
“Maka alangkah lebih baik untuk menjauhinya sebagai langkah efektif pencegahan,” tegasnya.
Sebagai opening speech, Supriyadi MPd menguraikan tiga jenis kekerasan, yakni perundungan, kekerasan seksual/fisik, dan intoleransi.
Ia menegaskan, “Kekerasan di lingkungan sekolah harus dihapuskan.”
Sebelum pemaparan materi dimulai, seluruh guru dan karyawan diminta meremas selembar kertas, menggambarkan bahwa bahaya bullying dan tindak kekerasan dapat meninggalkan bekas yang mendalam.
Dr Djoni Setiawan SPd MPd sebagai narasumber memberikan arahan tentang pentingnya tim konselor sebaya di sekolah untuk membantu anak-anak yang mengalami masalah, guna mencegah bullying dan kekerasan.
Hanifatur Rosyidah SPd selaku guru SD Mugres, memberikan dukungan positif untuk kegiatan ini. “Semoga dengan diadakannya kegiatan ini, seluruh guru dan karyawan SD Mugres dapat lebih mencintai dan mendukung seluruh murid,” ujarnya.
Penulis Maylinda Alvi Rosidah Editor ‘Aalimah Qurrata A’yun