“Kami sendiri sudah melakukan uji tantang terhadap udang vanname secara In Vitro dan In Vivo. Lalu, dengan teknologi formulasi yang mudah diaplikasikan ini, dapat menjadi solusi yang efektif bagi para petani budidaya udang vanname untuk mencegah serta menanggulangi wabah white feces disease secara mandiri dengan takaran sesuai kebutuhan,” tuturnya.
Dalam prosesnya, penelitian dan riset terhadap udang vanname itu dilakukan selama kurun waktu lima bulan untuk mendapatkan hasil formulasi yang optimal. Ia juga mengaku sempat mengalami kesulitan dalam memperoleh literature mengenai indiginus bakteriofag, sehingga untuk memperoleh hasil penelitian yang maksimal menghabiskan waktu satu bulan.
Meski demikian, Zhafif sangat berterimakasih pada UMM yang telah memberikan dukungan, motivasi, wadah, dan bantuan finansial dalam menjalankan aktivitas ini.
“Alhamdulillah, riset kami ini juga berhasil lolos ke Pimnas 2024 dan akan bersaing dengan mahasiswa lain se-Indonesia. Saya berharap riset kami ini bisa dikembangkan lagi dan bisa disempurnakan. Selain itu, saya juga berharap nantinya akaan ada sosialisasi tentang inovasi produk freeze-drying ini kepada masyarakat,” katanya. (*)
Penulis Hassan Al Wildan Editor Amanat Solikah