Memudahkan Para Petani Kopi
Dalam program ini, tim himpunan mahasiswa teknologi pangan UMM mengintegrasikan teknologi IoT ke dalam sistem pengolahan kopi, khususnya pada tahap pengeringan. Solar dryer portabel yang dikembangkan dilengkapi dengan sensor-sensor yang dapat mendeteksi suhu dan kelembaban udara, kemudian mengirimkan data tersebut secara real-time kepada petani melalui perangkat ponsel.
“Dengan teknologi ini, petani dapat mengetahui kondisi cuaca dan tingkat pengeringan kopi mereka tanpa harus memantau secara manual. Jika ada perubahan suhu yang tidak sesuai, mereka dapat langsung menyesuaikan, sehingga kualitas kopi yang dihasilkan lebih terjaga,” jelas Aisyah (02/10/2024).
Aisyah juga menambahkan bahwa program ini sejalan dengan perkembangan era Society 5.0, di mana teknologi tidak hanya digunakan untuk memudahkan kehidupan manusia. Tetapi juga untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara umum.
“Kami ingin membantu petani kopi di Desa Harjokuncaran untuk menghadapi tantangan di era digital ini,” katanya.
Ia dan tim juga berharap implementasi teknologi smart farming ini dapat menjadi model yang diterapkan di daerah lain yang memiliki potensi serupa. Apalagi program tersebut dinilai berhasil dan memudahkan para petani kopi.
Dengan dukungan penuh dari pihak universitas dan Kemendikbudristek, tim mahasiswa UMM optimis bahwa program pengabdian mereka akan memberikan dampak positif bagi para petani kopi serta berkontribusi dalam pengembangan teknologi pertanian di Indonesia. (*)
Penulis Hassan Al Wildan Editor Amanat Solikah