PWMU.CO – Prinsip kerja jurnalistik dan kemampuan teknik sangat perlu diperhatikan dalam berita televisi. Bagaimana melakukan reportase yang baik pun banyak disampaikan pada peserta workshop produksi audiovisual dan konvergensi media di SMK Muhammadiyah 7 (Mutu) Gondanglegi. Apa sajakah?
Jamroji M.Comms, Kepala Laboratorium Komunikasi UMM yang menjadi salah satu fasilitator workshop menegaskan, berita TV adalah yang paling faktual dibanding yang disajikan media lainnya. Karena itu, katanya, berita dalam media televisi harus memiliki tingkat kebenaran publik yang tinggi.
(Baca: PWMU.TV Siap Launching, Workshop Audio Visual Ketiga Digelar di Malang)
“Derajat kebenaran fakta dalam berita televisi sangat tinggi, sehingga sangat minim terhadap adanya pembohongan publik. Fakta sebuah berita TV terletak pada kesesuaian antara narasi dan gambar yang disajikan,” kata Jamroji, Ahad (8/10).
Karena itu, menurutnya untuk bisa menjadi seorang kontributor ataupun reporter, melek media adalah syarat utama. Terutama terhadap Kode Etik Jurnalistik dan prinsip-prinsip Jurnalistik.
Lalu, seperti apa produksi dan penyiaran (broadcasting) media televisi? Menurut Jamroji, dalam produksi berita televisi ada teknik membingkai (framing) berita. “Framing tidak berbohong, namun membelokkan fakta yang ada. Tetap sesuai fakta yang ada, namun disajikan dengan sudut pandang yang lain. Tujuannya, agar terlahir persepsi, kesan, citra atau fakta baru sesuai harapan media,” ungkapnya.
(Baca juga: Dimulai, Workshop Audiovisual Muhammadiyah Jatim di 5 Kota)
Ia menambahkan, membingkai berita juga bisa dilakukan dengan menilai dengan menggunakan kata sifat yang sengaja dilakukan oleh redaksi. Namun, kata Jamroji, pencitraan ini cenderung subyektif. Seperti, pencitraan dengan penggunaan kata-kata jujur, culas, tegas atau lembek. Atau dengan menyematkan gambar dan musik. “Akan tetapi, pencitraan negatif tetap harus ada pembuktian dan testimoni,” tegasnya.
Menurut Jamroji, menjadi presenter dan wartawan (reporter) TV juga ada syarat yang harus diperhatikan. Diantaranya, memiliki kepribadian, pengaturan waktu, empati, bahasa tubuh: gesture, kontak mata, dan ekspresi wajah. Seorang presenter juga harus mampu mengontrol suara serta ekspresi saat menyampaikan laporan berita, pitch (tinggi rendah), pace (kecepatan berbicara), phrasing (pemenggalan kalimat).(min)