PWMU.CO – Group WhatsApp guru SMPM 12 Sendangagung, Paciran, Lamongan, Jawa Timur mendadak rame kerena adanya diskusi menarik perihal tulisan yang salah pada logo Nasyiatul Aisyiyah (NA) yang tertempel di salah satu kelas, Rabu (2/10/2024).
Bermula dari postingan Guru bahasa Arab kelas IX SMPM 12, Gondo Waloyo yang memosting logo Ortom Muhammadiyah yang tertempel rapi dan indah di kelas VII C.
Hal ini memancing perhatian para guru yang sebagian besar alumni Madrasah Aliyah (MA) Al-Ishlah dan faham kaidah tulisan Arab (imla’).
“Tidak bermaksud menyalahkan siapapun, topik diskusi itu diangkat agar menjadi perhatian supaya kita lebih jeli dan teliti dan tidak asal comot karena di internet juga beredar kesalahan itu,” ungkap Gondo yang juga mengajar mapel Kemuhammadiyahan ini.
Sejalan dengan Gondo Waloyo, guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK) Sekargondo SPdI menyatakan bahwa koreksi terbuka pernah diungkapkan oleh Pengasuh Pondok Pesantren Al-Ishlah, saat rapat PCM Paciran di SMPM 12 Sendangagung, dan kesalahan itu ada pada bendera NA.
Guru bahasa Arab kelas VII, Azzam Mushoffa Lc ikut nimbrung dan mengoreksi kesalahan ini. Alumnus Universitas Islam Madinah ini menjelaskan;
البر من اتقى
Kebaikan itu bagi yang bertakwa
البر من التقى
Kebaikan bagi orang yang bertemu.
Sementara itu, Wakil Pengasuh Ponpes Al-Ishlah, Drs Agus Salim Syukran MPdI juga angkat suara terkait polemik ini.
“Ya, selama ini ada sebagian logo NA di internet yang tulisan Arabnya salah karena tidak sesuai dengan kaidah Imla (ilmu menulis Arab), dan kemudian diadopsi oleh sebagian NA untuk mencetak kop surat, bendera, banner, backdrop,” tulis Wakil Ketua PCM Paciran ini.
“Kesalahan itu terletak pada kata اتقى yang ditulis التقى. Padahal, dua kata itu memiliki makna yang berbeda meski bisa saja dibaca dengan ucapan yang sama.”
“Jika tidak diluruskan, dikhawatirkan kesalahan ini akan terwariskan ke generasi selanjutnya, karena generasi sekarang mudah mengkopi di internet tanpa verifikasi dulu,” tambah alumnus KMI Gontor tahun 1983 ini.
“Bagi NA sendiri perlu melakukan koreksi internal dengan memberitahukan kesalahan itu pada jajaran dan anggotanya agar kesalahan itu tidak menyebar,” pungkasnya.
Diskusi via WhatsApp itu berakhir dengan kesimpulan hasil diskusi mesti diviralkan agar tidak terjadi di tempat lain, dan adu gagasan semacam ini perlu dihidupkan di group WA guru.(*)
Penulis Gondo Waloyo Editor Alfain Jalaluddin Ramadlan