Silviyana Anggraeni (Foto: PWMU.CO)
Silviyana Anggraeni – Pegiat literasi
PWMU.CO – Akhir-akhir ini kita dihebohkan dengan viral nya video adegan syur yang dilakukan oleh seorang oknum guru dan siswi nya di salah satu SMA gorontalo. Oknum guru tersebut berinisial DH berusia 57 tahun dan siswi nya berinisial P berusia 16 tahun. Video itu sendiri diambil secara diam-diam oleh seorang siswi lain tanpa sepengetahuan DH dan P, yang menurut pengakuan pengambil video, hal tersebut dilakukan dalam rangka memberi bukti kepada istri dari oknum guru DH. Menurut dari keterangan pemeran video syur tersebut, adegan itu dilakukan atas dasar suka sama suka alias tidak ada paksaan. Bahkan mereka mengaku sudah menjalin kasih sejak tahun 2022, dan sudah melakukan hubungan seksual sejak januari 2024.
Dalam keterangan pihak sekolah di berbagai media, skandal antara guru dan murid itu sudah lama terendus bahkan sudah dilakukan sidak secara tertutup hingga dua kali. Lantaran tidak kunjung ada pengakuan dari keduanya dan kurangnya bukti-bukti. Lalu munculah ide untuk mencari bukti dengan memasang kamera tersembunyi di tempat biasa DH dan P bertemu untuk memuaskan hasrat mereka. Dengan terpublikasi nya video tak senonoh itu maka dengan cepat kepolisian menetapkan oknum guru sebagai tersangka dan dikenakan pasal 81 ayat 3 UU nomor 17 tahun 2016 tentang penetapan peraturan pemerintah pengganti UU tahun 2016 tentang perlindungan anak dengan hukuman pidana minimal 5 tahun dan maksimal 15 tahun.
Kasus diatas tadi hanyalah satu dari banyaknya kasus serupa yang menimpa generasi muda kita. Seorang guru yang harusnya bisa menjadi sosok yang di gugu dan di tiru, justru menjadi penghancur masa depan anak didiknya. Oknum guru DH tadi memanfaatkan kondisi siswi nya P yang sudah yatim piatu demi nafsu syahwat nya. Berawal dari DH yang dianggap selalu memberi pengayoman, perhatian, bantuan, dan juga seringkali menyentuh area sensitif P. Meski awalnya P merasa risih tetapi lama-lama P menemukan kenyamanan kepada DH sampai akhirnya hubungan mereka jauh melampaui hubungan guru dan murid. Dilain sisi P yang seorang yatim piatu, memiliki ruang kosong dihatinya, ada perhatian yang tidak didapatkannya, membuatnya mudah terperangkap rayuan-rayuan dari oknum guru yang tidak bertanggung jawab.
Dengan apa yang dilakukan oleh tersangka DH tersebut artinya sebagai seorang guru DH tidak melakukan tujuh tugas utama guru, diantaranya; mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik. Justru sebaliknya, DH mengambil kesempatan dan keuntungan dari kondisi korban P. Yang mana P adalah seorang yatim piatu yang kemungkinan besar tidak mendapatkan figur orang tua khususnya sosok ayah atau menurut istilah fatherless. Fatherless adalah kurangnya kehadiran ayah dalam pertumbuhan anak, baik secara fisik maupun emosional. Menurut sebuah penelitian Indonesia adalah negara fatherless ketiga didunia. Yang mana fatherless country menurut psikolog dari Amerika Edward Elmer Smith adalah kondisi sebuah masyarakat suatu negara yang tidak merasakan keberadaan dan keterlibatan figur ayah dalam kehidupan sehari-hari anak.
Kurangnya figur ayah tersebut disinyalir menjadi faktor dari pada masalah perkembangan dan pertumbuhan anak, seperti kenakalan remaja, penyimpangan seksual, gangguan kejiwaan, merasa rendah diri, sulit bersosial, sulit menemukan problem solving dan masih banyak lagi. Begitu pentingnya figur ayah, bahkan dalam Al-Qur’an ada 14 percakapan antara ayah dengan anak, lebih banyak dibanding percakapan antara ibu dengan anak yang hanya 2. Beberapa diantaranya terdapat pada Qur’an Surah Luqman ayat 16-18 tentang keteladanan seorang Luqman dalam mendidik, menasihati dan membangun interaksi dengan anaknya. Juga terdapat dalam Qur’an Surah Al-Baqarah ayat 233 tentang tanggung jawab ayah sebagai tulang punggung keluarga yakni pencari nafkah dan pendidik keluarga.
Mengapa figur ayah sangat dibutuhkan oleh anak. Karena sifat dan karakteristik ayah atau laki-laki yang cenderung mengunakan logika penting untuk dapat diwariskan pada anak-anaknya khususnya anak perempuan yang dominan pada insting dan perasaan. Dengan terpenuhinya figur ayah, anak tentu akan menjadi pribadi yang lebih tangguh dan tidak mudah dimanfaatkan oleh orang disekelilingnya, seperti oleh oknum guru DH tadi. Selain itu terpenuhinya cinta kasih dari figur ayah, membuat anak tidak haus akan cinta kasih palsu diluar sana.
Dengan kata dan telatah yang cukup dari figur ayah,dapat melindungi anak-anak kita dari berbagai macam kenakalan dan problematika anak pada umumnya. Maka dari itu sangat penting bagi seorang ayah agar mampu meluangkan waktu dan perhatiannya untuk turut serta dalam pengasuhan anak. Penuhi gelas cinta kasih anak, jangan malu untuk mengekspresikan rasa cinta pada anak, karena orang tua yang menyayangi anak akan disayangi pula oleh anaknya. Begitu juga Allah akan menyayangi mereka yang menyayangi sesamanya. Seperti dalam sebuah hadist riwayat Al-Bukhari “Barangsiapa yang tidak menyayangi, niscaya ia tidak akan disayangi.”
Editor Teguh Imami