PWMU.CO – Kelompok lima dari Ruang Pemberdayaan PC IMM Kota Surabaya melaksanakan kunjungan ke Kampung Sulung, Kecamatan Genteng, Surabaya. Kegiatan ini menjadi penutup dari rangkaian program Ruang Pemberdayaan yang mereka ikuti selama beberapa waktu terakhir, Sabtu (05/10/2024).
Kunjungan ini tidak hanya bertujuan untuk menganalisis situasi sosial, ekonomi, dan lingkungan kampung, tetapi juga membawa harapan untuk peningkatan kualitas hidup warga setempat. Ketua RT Kampung Sulung, Bu Tun, menjadi salah satu narasumber utama dalam sesi wawancara kelompok tersebut.
Dalam wawancara, Bu Tun menyampaikan bahwa interaksi sosial di kampung tersebut berjalan dengan baik. “
Warga sini itu masih enak diajak diskusi, mas. Mereka juga sangat semangat kalau disuruh iuran untuk kepentingan bersama,” ujar Bu Tun dengan antusias. Ia juga menekankan pentingnya gotong royong yang masih menjadi bagian dari budaya masyarakat Kampung Sulung.
Tak hanya membahas aspek sosial, kunjungan ini juga menyoroti isu gender di kampung tersebut. Ketua RT menjelaskan bahwa peran laki-laki dan perempuan dalam perekonomian cukup seimbang, meskipun laki-laki masih mendominasi. Beberapa ibu-ibu di kampung ini turut bekerja untuk membantu perekonomian keluarga.
“Namun, kami ingin ada lebih banyak kegiatan pemberdayaan untuk ibu-ibu di sini, seperti pelatihan wirausaha atau kerajinan,” ungkap salah satu ibu rumah tangga saat di wawancara.
Mayoritas Penduduk Kampung Sulung
Dari segi ekonomi, mayoritas penduduk Kampung Sulung bekerja sebagai pedagang. Mereka mengelola warung kopi, toko sembako, dan usaha kecil lainnya di sekitar kampung. Ketua RT juga menyoroti masalah bantuan pemerintah yang sering kali salah sasaran.
“Kita sudah berupaya ajukan bantuan tiap tahun, tapi ya enggak turun semua. Masih banyak yang tidak sesuai,” jelas Ketua RT.
Selain itu, teknologi sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Kampung Sulung. Warga menggunakan akses internet untuk bekerja, seperti menjadi ojek online, serta sarana pendidikan. Banyak juga yang aktif di media sosial seperti Facebook dan TikTok.
Namun, isu kesehatan masih menjadi tantangan. Meski ada akses ke puskesmas yang dekat, warga seringkali enggan membayar iuran pajak kesehatan secara rutin.
“Warga jarang terserang penyakit berat, tapi kesadaran soal pembayaran pajak kesehatan masih kurang,” kata Ketua RT.
Kunjungan tersebut ditutup dengan kegiatan bermain dan belajar bersama anak-anak di Kampung Sulung. Anak-anak kampung menunjukkan antusiasme tinggi, dengan semangat menyebutkan cita-cita mereka. “Kami senang sekali bisa belajar sambil bermain,” ujar salah satu anak dengan wajah ceria.
Kegiatan ini diakhiri dengan diskusi kelompok dan refleksi mengenai temuan-temuan penting yang akan dibawa ke laporan akhir program Ruang Pemberdayaan. (*)
Penulis Maheswari Ayu Pratiwi Editor Amanat Solikah