PWMU.CO – Kurang lebih 150 santri putra kelas IX Pondok Pesantren Al-Ishlah Sendangagung, Paciran, Lamongan, Jawa Timur tertegun saat melihat proses memetik Legen langsung dari pohonnya.
Kegiatan ini dalam rangka Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), dalam tema Kearifan Lokal, anak-anak yang peserta kemah ini diajak ke kebun Siwalan (Bogoran) di perbatasan Desa Sumurgayam dan Paciran, atau Barat Laut dari Buper Al-Ishlah Scout Camp 2024, Kamis (10/10/2024).
Legen demikian orang kawasan Paciran menyebutnya adalah air nira dari hasil sadapan buah lontar atau siwalan yang manis rasanya, sehingga disebut legen dari kata Legi bahasa jawa yang artinya manis.
Tempat yang dituju ini bernama Mbohol, ladang bogoran yang berlokasi selatan Jetak, lahan ini milik Hilal Ramadlan (pria asli Jetak Paciran).
“Anak- anak sengaja diajak kesini agar bisa melihat dari dekat proses sebelum dan saat penyadapan, dan juga pengolahan legen jadi gula atau jurah tulen (sirup gula),” ucap Faris Kholid SPd, guru pendamping P5.
Hilal (panggilan akrab Hilal Ramadlan) yang lahir tahun 1986 ini menyambut tamu pagi itu dengan senyum ramah, dan menjelaskan proses dari awal perawatan bunga siwalan atau lontar hingga menjadi legen.
Tidak lupa ayah satu anak (Haura Sahinas Sarafana Makhya) ini juga menunjukan proses pengolahan legen jadi gula Jawa dan jurah.
Salah satu santri bernama Rafka Putra Muttaqien
(9B) tertegun dan heran melihat proses pemetikan legen dari pohonnya, santri asal
Purwakarta Jawa Barat ini sempat terpaku melihat aksi Hilal (pemilik kebun) memanjat pohon Siwalan.
“Orang ini begitu super, sangat ringan badannya saat memanjat pohon yang tinggi begitu cepat tanpa rasa takut,” celetuk santri kelahiran 21 Juni 2010 putra pasangan Asep Isya Mutaqien dan Yanti Rusyanti ini.
Lain halnya dengan Sabian Jibril (9C), santri asal Surabaya ini baru menyadari bahwa profesi pemanjat legen itu keren.
“Kalau dilihat dari sulitnya ambil legen, maka harga legen sebotol kisaran 12 ribu itu kategorii murah, coba ambil sendiri pasti gak bisa,” celetuk remaja Gen Z kelahiran 19 Mei 2010 dari pasangan Satria Sam Setia Utama dan Nur Syamsiah ini.
(*)
Penulis Gondo Waloyo Editor Alfain Jalaluddin Ramadlan