Literasi Finansial Penting Bagi Siswa
Eko Hariyanto menegaskan menabung adalah investasi untuk masa depan. Maka dari itu, literasi finansial dan inklusi keuangan penting bagi siswa, sehingga mampu merencanakan keuangan dengan bijak. Adapun inklusi keuangan berkaitan dengan pemahaman siswa tentang produk-produk keuangan seperti apakah sudah memiliki tabungan, jenis tabungan, dan jenis-jenis asuransi. Ada beberapa jenis asuransi seperti asuransi jiwa, umum, dan kesehatan.
“Kami berharap siswa-siswi di sekolah ini mendapatkan manfaat dari kegiatan literasi keuangan ini. Selain belajar menabung, mereka juga akan mendapatkan pemahaman mengenai pentingnya asuransi,” jelasnya.
Perencana keuangan Nadia Harfa, sebagai narasumber acara memaparkan tentang cara mudah mengatur uang bagi pelajar. Ia mengajak kepada siswa berlatih mengelola keuangan dengan simulasi finansial.
“Para siswa menghitung uang yang berasal dari orang tua. Uang tersebut dibagi ke dalam tiga pos. Ada pos spend (pengeluaran), save (tabungan), dan share (berbagi atau sedekah). Ayo jadi pelajar yang tangguh untuk atur uang untuk masa depan,” ajaknya.
Siswa kelas 9 Safa Primasari Putri, mengaku senang dan mendapatkan manfaat dari edukasi literasi keuangan di sekolah. Ia bercerita awal belum bisa mengatur keuangan dengan baik. Melalui acara ini, ia bisa mengatur keuangan setiap bulan dari orang tua.
“Literasi keuangan mengajarkan kepada saya cara mengelola keuangan dengan baik. Awal mula saya tidak terlalu bisa mengatur uang. Dengan literasi keuangan, saya bisa memisahkan antara uang untuk sehari-hari, ditabung, dan sedekah,” ujarnya. (*)
Penulis Aryanto Editor Amanat Solikah