PWMU.CO – Learning Express (Lex) di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) kembali dilangsungkan. Program kolaborasi bersama Singapore Polytechnic tersebut kembali menghadirkan berbagai prototipe alat-alat untuk membantu masyarakat. Adapun kegiatan yang berlangsung selaam dua minggu tersebut ditutup dengan pameran prototipe pada Rabu, (09/10/2024).
Kali ini, program Lex UMM berfokus pada industri kayu dan tumbuhan yang ada di Junrejo, Batu. Mahasiswa UMM dan Singapura diajak untuk membuat inovasi menarik yakni alat-alat seperti pengolahan sirkulasi udara limbah udara serbuk kayu, alat pembuat pupuk dari campuran serbuk kayu, produk makanan, hingga sistem pengeringan kentang menggunakan green house. Bahkan adapula penghisap debu serbuk kayu dan meja untuk para pengrajin kayu.
Salah satu mahasiswa Singapura Bryan Sin menjelaskan salah satu alat yang sudah dibuatnya yakni greenhouse sebagai alat pengering kentang. Ide itu muncul karena keresahan pemilik UMKM produk kentang di lokasi. Yakni Kota Batu yang memiliki udara yang dingin dan lembab sehingga proses pengeringan bahan kentang tidak maksimal.
Prototipe Greenhouse
“Sebelumnya, pemilik sempat megeringkan kentang menggunakan oven, tetapi karena hasil tekstur kentang tidak sesuai, mereka akhirnya tidak lagi menggunakannya,” tegasnya.
Adalun prototype greenhouse ini dilengkapi dengan alat pengering seperti blower yang bisa digunakan saat musim penghujan. Namun bisa beralih menggunakan sinar matahari jika berada di musim kemarau. Bryan juga merasa senang mengikuti program tersebut. Apalagi prototipenya juga berpotensi membantu UMKM setempat dalam memecahkan permasalahan.