Proses Buku Sang Mujadid dari Paciran
Wawancara ini, yang berlangsung hampir empat jam, menghasilkan arsip berharga yang kemudian menjadi bagian dari penelitian lebih lanjut.
Prof Syafiq berbagi bahwa ketertarikan terhadap Mbah Wan berasal dari cerita-cerita ibunya yang menceritakan perlawanan Mbah Wan terhadap penjajahan Belanda.
Ia mengenang bagaimana Mbah Wan berperan aktif dalam pertempuran dan pelarian dari penangkapan Belanda. Kesaksian tersebut memperkaya pengetahuan dan rasa ingin tahunya terhadap sejarah lokal.
Selain itu, Prof Syafiq mengungkapkan pengalamannya mendengarkan ceramah Mbah Wan di masa kecil, yang membangkitkan minatnya terhadap studi agama.
“Mbah Wan dikenal karena keahlian dalam menjelaskan konsep-konsep penting dalam Islam, seperti perbedaan antara hadis shahih dan dhaif. Inspirasi dari Mbah Wan ini mengajarkan pentingnya disiplin, semangat, dan orientasi tajdid dalam kehidupan,” kata Prof Syafiq Mughni yang juga asli Paciran Lamongan ini.
Buku “Sang Mujaddid dari Paciran” ini bukan hanya sekadar karya ilmiah, tetapi juga sebuah penghormatan terhadap dedikasi Mbah Wan dalam membangun kesadaran masyarakat akan nilai-nilai Islam yang murni.
Pembaca dapat menemukan berbagai kisah berharga yang menjadi bagian dari sejarah bangsa, sekaligus meneladani semangat perjuangan tokoh yang telah berkontribusi besar bagi umat. (*)
Penulis Alfain Jalaluddin Ramadlan Editor Amanat Solikah