PWMU.CO – Sebagai ajang unjuk kreativitas dan memperkuat rasa cinta budaya Indonesia, SMP Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat (PK) Solo menggelar Bhineka Festival Pesona Keberagaman Indonesia.
Acara ini bertemakan Hangatnya Akulturasi di Bumi Nusantara dengan peserta dari kelas sembilan berjumlah 119 siswa. Acara ini berlangsung di Gedung Dakwah Balai Muhammadiyah Solo, Sabtu (12/10/2024).
Wakil Kepala Sekolah, Latifah Suryani, menjelaskan bahwa Bhineka Festival merupakan puncak dari P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) yang memberikan ruang kepada siswa untuk menyikapi keberagaman di Indonesia.
Siswa SMP Muhammadiyah PK diajak untuk berpikir kritis, kreatif, dan inovatif dalam menyikapi perbedaan yang ada di negara kita. Melalui acara ini, harapannya dapat memperkuat karakter cinta budaya dan cinta tanah air dalam diri siswa.
“Acara ini mengajarkan siswa untuk mampu beradaptasi, berakulturasi, percaya diri, serta memahami budaya di Indonesia,” jelasnya.
Kreativitas Siswa SMP Muhammadiyah PK
Bhineka Festival menampilkan 12 bentuk kreativitas dari 119 siswa kelas 9. Produk kreatif tersebut antara lain, fashion show budaya Jawa Tengah; maket rumah adat Kebaya, Honai, Bolon, Tongkonan, dan Joglo.
Lalu, lagu tradisional Papua; maket rumah adat Betawi, Bali, Sulawesi Tengah; Tari Wonderful Indonesia; penyajian makanan khas Papua dan Sumatera; film pendek tentang toleransi keberagaman.
Tak hanya itu, namun juga ada lagu tradisional Kalimantan Selatan; Tari Zapin Melayu; makanan dan minuman khas Jawa Tengah; film tentang keberagaman etnis; serta fashion show pakaian dari NTT.
Pada akhir acara, empat kelompok dengan nilai tertinggi mendapatkan hadiah apresiasi dari panitia.
Sementara itu, Ketua Komite Kelas 9, Pradani Diah, mengapresiasi jalannya acara Bhineka Festival. Menurutnya, siswa perlu diberi ruang untuk berkreativitas dan tampil agar lebih percaya diri.
“Apresiasi yang sebesar-besarnya kepada anak-anak yang sudah berlatih luar biasa dan tampil dengan sangat baik. Mereka bisa belajar langsung mengenai aneka ragam budaya di Indonesia.
Semoga anak-anak mendapatkan manfaat dari acara ini. Tidak lupa juga, dukungan maksimal dari orang tua sangat menunjang kesuksesan acara ini,” jelasnya.
Kesan Siswa
Dzikron Zaidan Ahmad mengaku sangat terkesan dengan adanya Bhineka Festival. Ia dan teman-temannya menampilkan Tari Zapin Melayu. Mereka memilih Tari Zapin karena ini adalah tari tradisional yang belum banyak dikenal oleh orang sehingga dapat memperkenalkan Tari Zapin kepada khalayak.
Hal serupa disampaikan oleh Almira Syakira Rifda Yokhisuno mengenai pentingnya Bhineka Festival. Ia bersama teman-temannya berhasil menampilkan kolaborasi antara musik dan video.
Karya mereka menceritakan bahwa sebagai manusia kita harus saling mendukung satu sama lain meskipun berbeda suku dan agama. Indonesia memiliki satu semboyan, Bhinneka Tunggal Ika, berbeda tetapi tetap satu.
“Harapan ke depan, semoga semua siswa lebih mengenal budaya Indonesia dari Sabang sampai Merauke dan saling menghargai satu sama lain,” tandas Almira.
Penulis Aryanto Editor Zahra Putri Pratiwig