Kaprodi Kesejahteraan Sosial FISIP UMMAD Muhammad Ni’am (berdiri), menyampaikan materi dalam Pelatihan Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara KPP Kampung Tematik di Kota Madiun.
PWMU.CO – Kaprodi Kesejahteraan Sosial FISIP Universitas Muhammadiyah Madiun (UMMAD) Muhammad Ni’am SSos MKessos menjadi narasumber Pelatihan Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara (KPP) Kampung Tematik di Kota Madiun.
Pelatihan Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara Kampung Tematik di Kota Madiun tersebut terlaksana oleh Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kota Madiun, Kamis (10/10/2024).
Penguatan Penanggung Jawab
Ni’am menjelaskan peserta pelatihan berasal dari seluruh KPP yang ada di Kota Madiun yang berjumlah 12. Selain itu, hadir pula karang taruna, kelurahan, dan kecamatan.
“Pelatihan dalam acara ini dilakukan berupa sharing dan membuat konsep bentuk kampung tematik yang diinginkan oleh KPP. Jadi KPP ini semacam penanggungjawab kampung tematik” ujar Dosen dari kampus yang akan berubah menjadi Universitas Muhammadiyah Jawa Timur (UMJT) itu.
Mengenai hal-hal yang ia sampaikan di hadapan peserta pelatihan, Muhammad Ni’am menjelaskan lebih kepada penguatan bagi penanggung jawab kampung tematik.
Dalam hal ini kampung tematik yang mereka kelola bisa sesuai kearifan lokal atau kondisi masing-masing kelurahan.
“Mereka (KPP) sebenarnya sudah memahami tapi butuh pengembangan dengan bersinergi, punya orientasi, pemetaan kondisi internal, eksternal serta keberlanjutan terkait kampung tematik di tempat mereka” terang Ni’am.
Menurut Ni’am, kondisi kampung tematik di Kota Madiun itu ada tiga kategori, yaitu sudah berkembang, menengah dan lemah.
Bagi kampung tematik yang sudah berkembang, ujar Ni’am, tugasnya adalah memperkuat rencana pengembangannya.
“Kalau yang menengah butuh fasilitasi pengembangan semisal pembuatan digital marketing. Kalau yang lemah butuh eksistensi” terang Ni’am.
Peningkatan Kesadaran Dukung Kampung Tematik
Ketika mendapat pertanyaan soal respon peserta dalam pelatihan, menurut Ni’am, peserta menyampaikan banyak pertanyaan terkait kondisi KPP yang masih. Juga mengenai perlunya peningkatan kesadaran masyarakat untuk mendukung kampung tematik.
“Saya berharap masing-masing KPP punya kecerdasan menangkap potensi lingkungan sosial ekonomi yang ada” tegasnya.
“Tapi memang balik ke masyarakat lokal. Apa yang jadi identitas masyarakat, apa yang bisa direpresentasikan di kampung tematik itu” jelas Ni’am.
Sebagai tindak lanut dari pelatihan ini, KPP yang menjadi peserta pelatihan akan membuat rencana pengembangan kampung tematik yang disesuaikan dengan kondisi lapangan.
“Minggu ini KPP berkumpul lagi dengan sudah membawa formula rencana asli. Lalu di koreksi kesesuaiannya dengan kondisi lapangan sehingga bisa jadi rencana program kerja oleh KPP dan Ketika di ACC oleh Dinas Perkim bisa dilaksanakan KPP” terangnya.
Tugas dari UMMAD, tambah Ni’am, adalah memberi pendampingan rencana pengembangan kampung tematik oleh KPP.
Penulis Pujoko, Editor Danar Trivasya Fikri