PWMU.CO – Berdiri pada tahun 1983, TK Aisyiyah 05 Surabaya yang berada di jalan Platuk No 131 kota Surabaya. Sekolah unggulan se-Surabaya ini dibangun di atas lahan dengan luas 500 meter persegi. Bangunan dua lantai ini milik persyarikatan amal usaha Aisyiyah cabang Kenjeran, Selasa (15/10/2024).
Sebagai sekolah yang berada dibawah naungan Aisyiyah juga dekat dengan Gedung Dakwah PCM Kenjeran. Tentunya sudah menerapkan kurikulum merdeka. Pembelajaran juga diintegrasikan dengan kurikulum KIA yaitu Al-Islam, ke Aisyiyahan dan ke Muhammadiyahan.
Sejak tahun 2008 menggunakan model pembelajaran Beyond Centers and Circles Time (BCCT) atau sentra bermain dengan muatan STEAM. TK Aisyiyah 05 Surabaya memiliki delapan sentra diantaranya sentra olah tubuh, sentra budaya, sentra eksplorasi, sentra balok, sentra peran, sentra imtaq, sentra kreativitas, sentra persiapan bahasa dan matematika.
Menurut Kepala TK Aisyiyah 05 Surabaya, Anik Hariati SThI, “TK Aisyiyah 05 Surabaya sudah terakreditasi A berpredikat sekolah ramah anak dan dikenal dengan Full Day School Kids. Pada tahun 2024 sudah memiliki 20 pendidik yang 90 persen memiliki ijazah S1 PAUD dan bersertifikat pendidik.”
“Sementara saat ini memiliki 212 murid terdiri dari kelompok A dan kelompok B. Lembaga kami dikenal dengan jumlah pendidik dan siswa terbanyak TK Aisyiyah se-Surabaya. Juga meraih prestasi lembaga, antara lain juara 1 lomba administrasi sekolah, juara 1 TK unggulan Aisyiyah Surabaya, juara 1 siswa terbanyak Dikdasmen Award dari PWA dan juara 1 lulusan terbanyak melanjutkan di sekolah Muhammadiyah dari PDM Surabaya,” ujarnya.
Program Unggulan TK Aisyiyah 05 Surabaya antara lain adanya kegiatan Baitul Arqom Ramadhan, Parenting Tahsin, Jum’at Berkah, Family Day, Outbound Kids, Mengaji Utrujah, Tahfidz, dan Cinta Budaya Indonesia.
Adapun Perenting Tahsin dikhususkan bagi para wali murid untuk belajar Al-Qur’an dan terjemahannya dengan pembimbing yang berkompeten.
“Jadi bukan hanya murid, wali murid juga mendapatkan pendampingan khusus untuk belajar Al-Qur’an. Jum’at berkah disetiap pekan yang kami beri nama Jumat Bersih. Di jumat pekan pertama murid belajar membersihkan kelas, jumat kedua berbagi nasi bungkus dengan warga sekitar,” paparnya.
“Jumlat ketiga religi, dan di jumat keempat murid mendengarkan dongeng kisah islami dan jumat sehat dipekan keempat murid melaksanakan pengecekkan kesehatan bekerjasama dengan RS PKU Muhammadiyah Surabaya. Family Day berbagai kegiatan yang melibatkan wali murid dan murid bertujuan memupuk kerjasama antara anak dan orang tua,” tambahnya.
TK Aisyiyah 05 Surabaya memiliki Branding Mengaji Utruja dan Tahfidz. Menurut Anik, “sekolah kami memiliki Jargon JUARA yang berarti Jujur, Ulet, Atraktif, Religius dan cinta al-Quran.
“Kami bercita-cita lulusan TK Aisyiyah 05 Surabaya bisa membaca Al-Quran dan hafal juz 30 (An-Naba-An-Nas). Setidaknya ada 30 murid TK ‘Aisyiyah 05 sudah kami wisuda. Dengan memberikan trofi, sertifikat, dan mahkota,” terangnya.
“Apresiasi ini yang membuat anak akan semakin semangat membaca dan menghafal Al-Quran. Target yang harus dituntaskan anak-anak merupakan lecutan bagi kami sebagai pendidik. Tentunya peran orang tua juga ikut serta, perlu usaha yang konsisten dengan memberikan contoh pada anak untuk mengaji dirumah dan menyimak hafalan mereka,” tegasnya,
Selain itu, ini merupakan cara kami mendekatkan anak-anak dengan Al-Quran bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan anak. Otak akan lebih mudah menyerap informasi sehingga anak menjadi pribadi yang teliti dan mudah mengingat hal-hal kecil.
“Itulah yang diharapkan dari TK ‘Aisyiyah 05 Surabaya memiliki lulusan yang cerdas dalam urusan dunia dan juga akhirat. Selain itu TK Aisyiyah 05 juga memiliki keunikan yaitu menanamkan rasa Cinta Budaya Indonesia dengan diadanya Pekan Budaya yang berlangsung setiap pekan,” jelasnya.
Anik memaparkan, “setiap hari Sabtu anak-anak memakai baju adat daerah yang sudah disediakan sekolah dalam satu hari tersebut anak-anak diperkenalkan nyanyikan lagu daerah dan bermain permainan tradisional, bernyanyi sambil bermain seperti cublak suweng, ontong bolong, ular naga, wayang, jaranan, engkle, congklak, bakiak, egrang, gasing jadul, angklung, rebana, gendang, dan lain sebagainya.”
Permainan tersebut akan berdampak pula dengan pengurangan penggunaan gedjet yang saat ini marak dipergunakan anak-anak. Dengan permainan tradisional yang diperkenalkan setiap pekannya pasti anak akan lebih kreatif dan inofatif. Semua aspek perkembangan mereka akan berkembang dengan baik.
Permainan tradisional menjadi sarana untuk berolahraga yang menyenangkan bagi anak. Juga menumbuhkan sikap sportif sudah saatnya kita aktif mendorong murid untuk lebih memainkan permainan tradisional dari pada menggunakan perangkat digital.
Di akhir wawancara, Anik mengungkapkan pesan dan harapannya “sebagai sekolah yang juga rumah kedua bagi anak, kita sebagai pendidik memberikan yang terbaik bagi murid selayaknya seorang Ibu yang memberikan pelayanan penuh cinta kasih dan menggantungkan harapan baik untuk mereka. Harapan saya kedepannya sekolah ini bisa mengantarkan anak-anak menjadi pribadi yang cerdas, berkarakter, bertaqwa, mencintai negaranya dan berpegang teguh pada ajaran Islam.”
Penulis Riska dan Nashiiruddin Editor ‘Aalimah Qurrata A’yun