PWMU.CO – Kajian masjid At-Taqwa Pandan membahas cara hidup menjadi lebih bermakna, Rabu (16/10/2024).
Hal itu disampaikan oleh Sekretaris Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Banyuwangi, Moh Firman MPdI saat mengisi ceramah pengajian rutin Rabu Malam Kamis di masjid At-Taqwa Pandan Genteng Banyuwangi.
Pengajian dimulai setelah pelaksanaan shalat Maghrib berjamaah dan diikuti oleh jamaah masjid laki-laki dan perempuan, serta warga Muhammadiyah Ranting Kembiritan.
Mengawali ceramahnya, Moh Firman yang juga Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Sempu itu mengajak jamaah untuk bersyukur kepada Allah karena masih diberikan nikmat dapat hadir di pengajian ini untuk memperbaiki diri, agar kehidupan di akhirat menjadi lebih baik.
Dia menjelaskan kehidupan dunia inilah yang menentukan baik atau buruknya kehidupan di akhirat kelak
“Sebenarnya di akhirat baik atau celaka, sudah dapat kita teropong saat hidup di dunia ini,” ujarnya.
Mengapa seseorang akan menuju surga atau neraka sudah dapat diketahui? Karena jalan ke surga atau neraka itu jalannya sudah jelas. Yang dijanjikan Allah tidak akan pernah meleset. Berbeda dengan janji manusia di dunia ini terkadang bisa melesat.
Di antara cara hidup menjadi lebih bermakna adalah:
- Menjadikan aktivitas hidup ini sebagai ibadah. Hal itu sesuai dengan firman Allah dalam al-Quran Surat adz-Dzariyat 56 bahwa tujuan penciptaan manusia adalah untuk beribadah kepada Allah.
- Menumbuhkan keyakinan hidup ini adalah ujian. Semua yang ada di dunia ini adalah ujian. Moh Firman menjelaskan ujian berfungsi untuk mengukur keimanan manusia. Agar dapat diketahui tingkat keimanannya, tinggi atau rendah.
Menurutnya, ujian Allah itu bisa berupa rezeki, maka kita tidak perlu bangga dengan banyak rezeki. Dan juga tidak perlu susah dengan sedikit rezeki. Semua makhluk di bumi ini telah dicukupkan rezekinya oleh Allah.
Lebih lanjut dia pun memberi contoh hewan nyamuk dan tengu. Kedua hewan itu kecil tapi bisa hidup, karena rezekinya telah dijamin Allah.
Apalagi manusia dengan berikhtiar dan upaya kerja keras, tentu Allah akan mencukupkan rezekinya. Namun ujiannya terkadang rezeki itu lancar atau kurang lancar, maka harus tetap bersyukur. Begitu pula umur, juga termasuk ujian.
Lantas bagaimana cara bersyukur manusia dengan ujian ini? Kita harus tetap istikamah beribadah dengan berbagai ujian. Dalam al-Quran Surat al-Mulk 2 menjelaskan tentang mati dan dan hidup sebagai ujian untuk mengetahui siapa yang terbaik amalnya dihadapan Allah.
Di antara ujian manusia diterangkan dalam al-Quran Surat al-Baqarah 155-156. Ujian itu berupa ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah buahan.
Untuk menghadapi ujian tersebut, maka seorang muslim harus tawakal, berdoa, dan tetap berhuznudhan pada Allah.
- Menanamkan keyakinan pada diri bahwa kehidupan akhirat lebih baik daripada dunia.
Kesenangan dunia hanyalah perhiasan. Mulai dari wanita, harta, emas, perak, anak, dan pangkat. Semua itu hanyalah perhiasan dan permainan yang akan musnah. - Menyadari hidup di dunia hanyalah sementara, jika dibandingkan dengan kehidupan akhirat yang kekal. Perbandingan waktunya, 1 hari di akhirat sama dengan 1000 tahun di dunia.
“Manfaatkan waktu yang pendek ini menuju kehidupan yang abadi. Tidak pantas sombong, terlalu bangga dengan yang dimiliki,” terangnya.
- Menjadikan hidup sebagai amanah dari Allah. Seorang mukmin harus menyadari fungsinya sebagai Khalifah fil ard (pemimpin di bumi). Agar dunia ini menjadi lebih baik, dan yang sanggup menerima amanah itu hanya manusia.
Mengakhiri ceramahnya, Moh Firman mendoakan jamaah agar tetap berada di jalan yang lurus, sehingga hidup menjadi lebih bermakna.
Penulis Taufiqur Rohman Editor ‘Aalimah Qurrata A’yun