PWMU.CO – Pada Ahad (20/10/2024) Prof Iwan Syarif MKom MSc PhD menjadi pemateri dalam acara Conference yang berbarengan dengan Muhammadiyah Education Awards (ME Awards) 2024 di Dome Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
Dalam pemaparannya, Prof Iwan mengeksplorasi hubungan antara kecerdasan manusia dan perkembangan teknologi, dengan mengambil pelajaran dari sejarah.
Ia membuka materinya dengan membahas strategi kemenangan pasukan Sekutu melawan Jerman dalam Perang Dunia II.
Menurutnya, salah satu kunci keberhasilan tersebut adalah kemampuan untuk memecahkan kode komunikasi yang dikirimkan oleh pemerintah Jepang.
“Dengan kecerdasan dan strategi yang tepat, informasi penting dapat diperoleh dan digunakan untuk memenangkan perang,” jelasnya.
Prof Iwan juga mencatat bahwa meskipun banyak ilmuwan yang memiliki karir panjang hingga usia 80 tahun lebih, kontribusi mereka sering kali terabaikan.
“Salah satu contoh yang diangkat adalah seorang ilmuwan yang mengalami diskriminasi di masa lalu, menunjukkan bagaimana pandangan masyarakat terhadap individu dengan latar belakang berbeda dapat mempengaruhi karier dan hidup mereka.”
“Setelah bertahun-tahun, baru pada tahun 2011 pemerintah Eropa dan Amerika meminta maaf atas perlakuan tidak adil yang diterima oleh ilmuwan tersebut,” tuturnya.
Mengalihkan fokus ke teknologi, Prof Iwan menjelaskan bagaimana perkembangan komputer dan kecerdasan buatan (AI) telah mengubah cara kita berinteraksi dengan informasi.
“Komputer pertama kali mengalahkan juara dunia dalam kompetisi catur pada tahun 2007. Ini menunjukkan bahwa teknologi dapat mencapai hal-hal yang dulunya dianggap hanya bisa dilakukan oleh manusia,” katanya.
Ia juga menekankan pentingnya pemahaman tentang aplikasi teknologi dan kecerdasan buatan dalam pendidikan.
“Kita perlu mempersiapkan siswa untuk menghadapi masa depan yang semakin dipengaruhi oleh teknologi. Ini bukan hanya tentang kemampuan akademis, tetapi juga bagaimana mereka dapat beradaptasi dan berinovasi.”
Sebagai penutup, Prof Iwan mengajak semua peserta untuk terus menggali pengetahuan dan menerapkan teknologi dengan bijaksana.
“Kecerdasan buatan memiliki potensi besar, tetapi kita juga harus ingat untuk tetap mempertahankan nilai-nilai kemanusiaan dalam pengembangannya,” pungkasnya.
Acara ini berhasil menambah wawasan peserta tentang pentingnya integrasi antara ilmu pengetahuan, teknologi, dan nilai-nilai kemanusiaan dalam menghadapi tantangan global di masa depan. (*)
Penulis Alfain Jalaluddin Ramadlan Editor Azrohal Hasan